Hai Hai, Author kembali lagi
Ada yang nungguin Author ga?Ada 4000 kata yang Author tulis kali ini
Happy Reading semua 🔥
Di bawah remangnya cahaya rembulan, nampak seseorang berjalan gontai.
Matanya terlihat sayu, sirat akan kesedihan.
Setelah mengantar Kinara pulang, enggan rasanya Briyan melangkah pulang menuju Vila penginapan.
Sesekali, pandangnya ia hadapkan pada sang langit malam. Guna menyeka air bening yang tergenang di pelupuk mata, takut turun dan membanjiri muka karena tak mampu terseka oleh jari.
Penjaga Vila pun nampak enggan menegur Briyan, ia berjalan lesu dengan tatapan kosong. Mereka tak ingin mengganggu pemuda yang saat ini terlihat tak baik-baik saja.
Sejenak, sesampainya di dalam Vila. Briyan menatap sendu ke arah pintu kamar Devan. Ingin melangkah masuk, namun ia urungkan.
Kaki itu kini mengarah kembali ke jalur yang benar, kamarnya.
Buuuggg.!
Briyan menjatuhkan tubuhnya kuat di atas kasur besar tersebut.
Seolah sudah tak bertenaga, kini tubuh itu hanya terlentang tanpa gerak.
Matanya menatap kosong lampu ruang yang saat ini bersinar samar.
"Briyan, sudah pulang kau? Bagaimana tadi dinnernya?" Tegur Devan yang muncul tiba-tiba dari kamar mandi
"Devan" Gumam Briyan sembari menoleh Devan cepat, tubuhnya kini bergerak kilat beralih ke posisi duduk.
"Ada apa? Kau nampak sangat terkejut? Seolah sedang melihat hantu saja" Gerutu Devan kesal melihat gelagat tubuh Briyan barusan.
Di seper-sekian detik kemudian, Devan menyerengit bingung. Nampak ia menyelidik raut muka Briyan yang Kini nampak begitu berantakan.
"Yan, kenapa? Apakah pernyataan cinta mu di tolak?" Tebak Devan prihatin.
Sejenak, Briyan tersenyum simpul sembari mendelik dan menatap Devan dalam.
"Devan, mari pulang ke kota asal kita" Ajak Briyan akhirnya.
"Yan, kamu kenapa?" Tanya Devan masih bingung
Menyadari bahwa gelagatnya nampak aneh di mata Devan, Briyan segera membuang muka sembari tersenyum, guna bersikap seoalah biasa saja.
"Ah tidak Dev, aku tak kenapa. Mari kita pulang, nampaknya aku salah. Ternyata, istri mu tak pernah tinggal di desa ini" Tutur Briyan hangat, seolah ia sedang berbicara dalam ketidaktahuannya tentang takdir pahit yang terjadi.
"Apa maksud Briyan? Kenapa ia berbohong" Batin Devan menyelidik
"Benarkah Yan?" Tanya Devan sembari menatap Briyan lekat.
"Benar" Jawab Briyan cepat, sembari melangkah gesit menuju lemari.
"Ayo Dev, malam ini saja kita langsung pulang. Aku juga sudah rindu dengan keluarga ku di Los Angeles" Ucap Briyan sembari mengemasi barang-barangnya.
Devan melihat detail setiap gerak gerik Briyan kini yang nampak tergesah-gesah dalam berkemas.
"Sepertinya ia tak sedang bercanda saat ini" Batin Devan menyadari.
"Briyan, mengapa kau berbohong" Ucap Devan akhirnya, sembari melangkah perlahan mendekati Briyan
Tangan yang tadi tengah sibuk berberes, kini berhenti tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Regret [Complete]
Romance#Rank 1 Romanc 22 April 2020 "Mas, dia siapa?" Tanya seorang ibu hamil yang menatap nanar kedua insan di hadapannya. Tiba tiba pandangan Devan mengarah ke sumber suara, matanya terbelalak kaget sebelum raut mukanya nenunjukkan ekspresi datar. "Dia s...