2

48.1K 1.8K 8
                                    


"Jangan pergi Mas.! Jangan.!"

Teriak seorang wanita yang kini baru tersadar dari koma yang di alaminya.

"Kinara, kamu sadar Kinara?" Pekik gadis berparas hitam manis yang entah sedari kapan setia menunggu sahabatnya yang terbaring koma. Ia memeluk erat sahabatnya yang kini telah sadarkan diri.

"Geby, mana Mas Devan? Mana Mas Devanku?" Ucap wanita tersebut dengan ekspresi penuh ketakutan dan terlihat matanya menelusuri seluruh sudut ruang rawat yang ia tempati saat ini tanpa menghiraukan pelukan erat sang sahabat yang membelenggu gerak lehernya.

Gadis hitam manis yang bernama Geby tersebut merupakan sahabat baik dari Kinara, wanita yang baru sadarkan diri dari komanya.

Geby melepaskan pelukan eratnya dari Kinara dan menatap wanita itu jengkel. "Berhenti kau sebut namanya Kinara, dia itu bukanlah suami yang baik untukmu dan bayimu" ketus geby dengan tatapan tajam.

Seketika, kinara seolah menyadari sesuatu. Ia meraba-raba perutnya yang kini terasa datar. "Bayi ku geb, mana bayiku?" ucapnya panik.

Geby terdiam.

"Geby mana bayiku Geb, apakah anakku telah lahir?" Tanya Kinara penuh antusias.

"Kinara bayimu sudah tenang di surga, maafkan aku. Aku bukanlah tante yang baik, aku tak dapat menahannya untuk pergi sebelum bertemu denganmu" mata tajam yang di perlihatkan geby kini berubah menjadi sayup dan berkaca kaca seolah penuh penyesalan.

"Andai saja aku tak membiarkan mu pergi berbelanja ke Mall sendiri waktu itu, semua ini tidak akan terjadi" ucapnya yang kini menunduk, bulir air mata kini menetes di tangannya.

"Kamu bohong geby, bayiku pasti sudah lahir. Dia pasti sedang tidur, biarkan aku melihatnya sebentar saja". Ucap Kinara yang kini menyingkap selimut ingin menuruni ranjang rumah sakit.

Lengannya di cekal kuat oleh geby, "Kinara! Dengar kan aku, bayimu sudah tiada, percaya padaku" ucap Geby penuh penekanan tapi terlihat pula penyesalan yang mendalam di raut mukanya.

"Kamu bohong! Bohong! Bohong!!!!" Ucap Kinara histeris.

Secepat mungkin Geby memencet bel dan tak lama dokter memasuki ruang rawat kinara.

Melihat kinara yang berteriak dan mengamuk histeris, dokter mencoba menenangkannya dan menyuntikan obat penenang.

Perlahan, rontahan kinara melemah. Sebelum tertidur, ia sempat bergumam kecil.

"Ba bayi ku masi hhh hi hi dup." Kemudian hening.

Geby menatap dokter dengan tatapan kawatir.
Seolah tau apa yang di khawatirkan gadis itu, Sang dokter pun tersenyum sambil berkata "Dia hanya butuh istirahat, dan juga kamu harus selalu menjaga serta memotivasinya. Jangan biarkan sesuatu membebani pikirannya, saya pergi dulu." ucap sang dokter seraya berlalu meninggalkan Geby dan Kinara yang kini sedang tertidur pulas.

Geby berjalan mendekati sahabatnya yang kini terlihat damai, tidak seperti keadaanya barusan.

"Maafkan aku Kinara, andai aku memberi tahu mu semua kebenaran tentang Mas Devan, setidaknya engkau tak akan menderita seperti sekarang" air mata tak kuasa di bendung oleh kelopak matanya dan isak tangis lolos begitu saja dari mulut Geby.

.
.
.
.
Bersambung

"Terkadang, kau harus merasakan pahitnya hidup terlebih dahulu. Sebelum menyambut hal manis yang akan tersaji. Karena adanya rasa pahit, maka setelahnya kau akan sangat menghargai rasa manis."

-Kinara-

(Not) Regret [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang