Hai Semua....
Selamat malam senin, Semoga ceritanya menarik.
Jangan lupa vote dan komen guys 👌🏻Happy Reading 🔥
Nampak Briyan sudah sangat rapi dengan balutan kaos putih simpel dan celana pendek berwarna dongker yang ia kenakan, senada dengan warna sepatu berlogo centang satu yang turut menghiasi outfit nya pagi ini.
Kemudian, ia menyemprotkan Parfum dengan kesegaran pear guna memberikan kesan segar di tubuhnya.
Tak berselang lama, ia kemudian pergi meninggalkan Vila putih tempat ia berada saat ini untuk segera menemui Wanita yang sangat ingin ia temui sekarang.
...................................
"Nara, kamu keliatan pucat sekali" Tegur Lastri pada Kinara yang saat ini sedang berjalan gontai di sampingnya.
"Benarkah?" Tanya Kinara, segera ia memegangi bibir mungilnya
"Liat deh Bu Mina, muka nya Nara pucat sekali kan? Ndak seperti biasanya?" Tanya Lastri Pada Bu Mina
Bu Mina segera menoleh seraya mengamati wajah cantik dihadapannya yang kini nampak seputih salju.
"Benar, kamu pucat sekali Neng. Sepertinya kamu sedang sakit" Tegas Bu Mina setelah ia mengamati sendiri paras Nara pagi ini. Perlahan satu tangannya yang sedari tadi setia merangkul Yusuf, kini menjalar menyentuh kepala Kinara.
"Aku ga kenapa-napa Bu, sungguh" Elak Kinara, segera ia menurunkan tangan Bu Mina yang tadi menyentuh dahinya.
"Kamu panas sekali Neng, lebih baik kamu jangan kerja dulu. Istirahat saja di rumah, nanti Ibu yang minta Izin sama Mandor kebun" Tawar Bu Mina simpati.
"Iya Nara, aku antar kamu pulang ya" Tambah Lastri.
"Ga perlu kok, aku masih kuat untuk kerja. Terimakasih sudah menghawatirkan aku" Ucap Kinara sembari tersenyum hangat kepada dua sahabatnya itu yang kini sedang berjalan bersamaan dengannya menuju lokasi kerja mereka.
" Beneran ndak apa-apa?" Kembali, Lastri bertanya simpati
Kinara pun membalas pertanyaan itu dengan anggukan pelan
"Ya sudah baiklah kalau begitu" Ucap Bu Mina, menutup perbincangan singkat di jalanan pagi itu.
Setelah lima belas menit berjalan, akhirnya mereka sampai di lokasi kerja tempat mereka memetik teh.
Kemudian segera mengabsen dan menghadap ke Pak Handoyo selaku Mandor perkebunan tempat mereka bekerja.
Lastri kembali menatap Kinara singkat, guna memastikan sahabatnya itu baik-baik saja. Sejujurnya Lastri khawatir karena sahabatnya itu nampak begitu pucat.
"Aku tak boleh jauh-jauh dari Nara" Batin Lastri sambil sedikit melirik kepada Kinara
"Karena semua sudah datang, dan jam sudah menunjukkan pukul delapan, silahkan ambil caping kalian masing-masing. Dan selamat belerja" Ucap Pak Handoyo dengan tegas, seoalah seperti bel yang menandakan bahwa para buruh pemetik teh harus segera menjalankan tugas mereka.
Tadinya berkumpul di satu tempat, kini semua pekerja pemetik teh sudah berpencar mencari pucuk-pucuk teh yang baru merekah. Tak terkecuali Kinara, ia pun segera berjalan sepuluh meter ke Timur Perkebunan teh tersebut guna mencari pucuk teh terbaik.
Kinara menyadari, sedari tadi Lastri selalu berada di dekatnya.
"Las, sungguh aku tak apa" Ucap Kinara langsung ke pointnya karena ia paham betul gelagat Lastri pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Regret [Complete]
Romance#Rank 1 Romanc 22 April 2020 "Mas, dia siapa?" Tanya seorang ibu hamil yang menatap nanar kedua insan di hadapannya. Tiba tiba pandangan Devan mengarah ke sumber suara, matanya terbelalak kaget sebelum raut mukanya nenunjukkan ekspresi datar. "Dia s...