20

18K 807 17
                                    

Happy Reading semua

—————o-o-o-o-o—————

Siang ini mentari bersinar lebih terik dari pada biasanya, hembus angin pun nampak tak memberikan rasa sejuk.

Terlihat peluh bercucuran membasahi wajah cantik seorang wanita, beberapa kali terlihat ia berupaya menghapusnya.

Tiba-tiba, pening itu menyerang lagi. Kinara menyentuh pelan kepalanya yang terasa berdenyut-denyut. Sedangkan satu tangannya lagi berpegang erat pada ranting ranting pohon teh yang terlihat tak kuat.

Perlahan tubuhnya lemas tak berdaya, ambruk ke arah berlawanan dari arah pandangnya.

Ia sendiri dapat memastikan, tubuhnya akan terhujam keras ke tanah. Namun pada detik yang sama, kedua tangan kekar mampu menahan kuat tubuh rapuh itu. Beruntungya, Kinara tak harus jatuh.

"Kamu ini sedang sakit, sebaiknya pulang saja" Ucap Pak Handoyo selaku mandor di kebun teh tersebut.

Pak Handoyo membantu memapah tubuh lemah itu menuju kursi kayu yang berada tak jauh dari posisi mereka saat ini.

"Terimakasih Pak" Ucap Kinara setelah ia sukses duduk di atas kursi panjang di tengah kebun itu.

"Pulang lah, saya izin kan kamu" Perintah Pak Handoyo

"Tak perlu Pak, saya masih sanggup bekerja" Jawab Kinara cepat

"Tidak, kamu pulang saja. Saya tidak mau terjadi lecelakaan kerja akibat kondisi mu yang tak baik. Kalau begitu saya juga yang repot"
Perintah lelaki paruh baya itu lagi.

Kinara tak berupaya menyangga lagi, kali ini ia hanya mengangguk pelan. Menerima perintah tersebut, ia juga tak mau nantinya malah menimbulkan masalah baru akibat kondisinya ini.

"Nanti saya panggilkan teman mu untuk mengantar" Ucap Pak Handoyo sembari berlalu

Sekali lagi, Kinara hanya mengangguk pelan.

                     ....................................

"Las udah, kamu cukup anterin aku sampai sini saja"  Pinta Kinara setelah dirasa cukup jauh mereka berjalan.

"Ndak, aku akan antarkan kamu sampai rumah" Tolak Lastri.

"Las tak apa, rumah ku sebentar lagi sampai. Kamu boleh kembali lagi ke perkebunan. Ingatkan pesan Pak Handoyo tadi, setelah mengantar ku pulang kamu harus segera kembali." Jelas Kinara singkat.

"Lagian ini belum sampai rumah mu loh Nara" Jawab Lasti lagi, kali ini ia menampilkan ekspresi tak suka.

"Las, kembali lah. Aku bisa pulang sendiri, aku pun sudah merasa agak mendingan" Pinta Kinara lagi.

Lastri hanya diam sambil menatap menyelidik pada wanita cantik yang ada di hadapannya saat ini.

"Kembali lah" Kembali Kinara berucap.

Akhirnya Lastri menyerah, ia mengikuti titah sahabatnya itu untuk kembali ke kebun teh tempat ia bekerja.

"Apakah ndak masalah kamu aku tinggalkan disini?" Tanya Lastri memastikan

"Tak apa, perjalanan ini tak jauh lagi kok, kan kamu tau sendiri." Jawab Kinara sembari tersenyum hangat guna meyakinkan sahabatnya itu.

"Baiklah, aku kembali dulu. Sesampainya dirumah kamu harus segera minum obat dan beristirahat ya." Saran Lastri kepada Kinara sebelum ia pergi.

Kinara pun mengangguk.

Perlahan, Lastri memutar badan ke arah berlawanan, begitu juga Kinara. Yang tadinya mereka berhadapan, kini melangkah saling membelakangi.

(Not) Regret [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang