25

15.4K 711 70
                                    

Guys ada kabar yang selama ini kalian tunggu. Setelah Author menerima masukan-masukan kalian, Akhirnya Author memutuskan untuk mempertemukan Devan dan Kinara lebih cepat dari seharusnya.

Dan Part kali ini panjang bangets guys, sampe 3000 kata.

Semangat baca nya 😘

Author Update sore ini ya, malem nanti Author mau nugas dulu heheh

Happy Reading yaa...

Pagi ini, nampak langit terlihat murung. Mentari pun turut enggan muncul dan menyapa.

"Hari ini nampak mendung, apakah akan turun hujan?" Tanya Lastri pada Kinara yang sedari tadi sibuk memetik pucuk teh.

"Aku juga tidak tau Las" Jawab Kinara singkat tanpa menoleh ke arah Lastri, ia tetap sibuk memetik pucuk teh.

"Hallo Naraaa..!" Sapa seseorang dari arah belakang. Sapaan itu sukses mengalihkan pandang Lastri dan Kinara, sehingga spontan menoleh ke arah sumber suara.

"Den Briyan" Gumam Kinara setelah mengetahui siapa yang telah menyapanya dengan begitu antusias.

"Bagaimana, hari ini jadi kan menemani saya menemui wanita itu?" Tanya Briyan pada Kinara

"Tentu, tapi saya belum minta izin untuk cuti bekerja Den" Jawab Kinara cepat.

"Oh tak perlu, saya sudah meminta izin untuk cuti mu" Ucap Briyan dengan keseriusan.

"Pada siapa Aden meminta izin?" Potong Lastri di tengah percakapan dua orang tersebut.

"Pada pemilik kebun ini" Jawab Briyan singkat.

"Memangnya Aden kenal siapa pemilik kebun teh ini?" Tanya Lastri selidik

"Ah tidak, saya tak mengenal pemilik kebun ini. Hanya saja kemarin saya bertanya pada salah seorang pekerja, dimana rumah pemilik kebun ini. Dan akhirnya saya diantar ke sana, langsung saja tanpa basa-basi saya sampaikan apa tujuan saya datang ke sana." Jawab Briyan jujur.

"Bagaimana bisa juragan memberi izin?" Kembali, Lastri menuturkan pertanyaan pada Briyan.

Untungnya Briyan bukan orang yang emosional, sehingga ia menanggapi pertanyaan Lastri yang menjengkelkan tersebut dengan begitu santun.

"Ah untuk itu kalian tak perlu tau, itu urusanku dengan pemilik kebun ini. Yang penting, kalian sudah ku mintakan izin untuk tidak bekerja hari ini" Jawab Briyan enggan menjelaskan.

Kinara pun mengangguk paham, dengan sigat ia menurunkan bakul rotan yang ada di punggungnya.

"Las, ayo.!" Ajak Kinara pada Lastri

"Ah ndak, aku ndak ikut, kalian saja. Lagi pula aku sudah memberitahu mu kan Nara siapa dan dimana tempat tinggal wanita bernama Kirana itu" Jawab Lastri atas ajakan Kinara

"Ya sudah kalau begitu, aku pergi dulu ya Las. Sama ini, aku titip bakul ku. Nanti kalau Pak Handoyo bertanya, tolong berikan bakul ini" Pinta Kinara.

"Baik Nara" Jawab Lastri sembari mengangguk

.......................................

"Den, bagaimana surat mu. Sudah menemukan cara untuk mengirimnya?" Tanya Kinara pada Briyan yang saat ini berjalan di sebelahnya.

Briyan yang sedari tadi fokus menatap kanan kiri pemandangan yang begitu hijau, kini mengalihkan arah pandangnya

"Ohh itu, sudah beres. Tiga hari lalu saya mengutus sopir yang menemani saya ke mari untuk pulang ke ibukota provinsi ini. Saya meminta ia untuk mengirimkan surat saya melalui kantor Pos yang ada disana. Mungkin sekarang surat saya sudah sampai ke tangan sahabat saya di Jakarta." Papar Briyan panjang lebar

(Not) Regret [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang