Peristiwa Tengah Malam

13K 622 3
                                    

Jdwaarrr!!

Kilatan petir dan gemuruhnya halilintar menemani malam Naya dan Rafa yang saat ini tengah tertidur lelap.

"Enghh.." erang Naya sembari menggeliatkan tubuhnya.

"Loh? Gue dimana?" tanyanya.

Naya mencoba menggerakkan tubuhnya namun ia merasa ada tangan yang melingkar di perutnya, ia memutar badan dan mendapati Rafa yang tengah tertidur pulas disamping-nya.

"KYAAAA!!!" pekik Naya hingga membuat Rafa terbangun dari tidurnya.

"Berisik banget sih. Udah tidur lagi," kara Rafa lalu kembali memeluk Naya.

"Lo ngapain dikamar gue?" tanya Naya pada Rafa yang masih menutup matanya.

"Nggak salah? Ini kamar gue," balas Rafa dingin.

Naya terdiam lalu ia mencoba mengingat kejadian sebelumnya. Dimana ia bermain kerumah Rafa lalu debat masalah saluran televisi kemudian ia tertidur karena tiba-tiba merasakan kantuk yang begitu berat.

"Gue mau pulang," kata Naya.

"Udah malem, lo tidur disini aja," kata Rafa.

"Nanti Bunda sama Ayah nyariin," kata Naya.

"Udah gue izinin," kata Rafa.

Naya hanya diam lalu bangkit dari tidurnya. Melihat keluar jendela dimana saat itu hujan turun dengan derasnya. Dilihatnya jam yang berada diatas TV yang menunjukkan pukul 1 malam.

"Laper," kata Naya sambil memegang perutnya.

"El? Aku laper," kata Naya sambil menggerakkan tubuh Rafa.

"Bodo," balas Rafa.

"Ambilin," kata Naya.

"Bukan babu," balas Rafa acuh dan malah menarik selimut.

"Jam segini mau makan apaan? Bukan rumah sendiri lagi. Tau gitu nggak usah mampir aja tadi huft," kata Naya bergumam pada dirinya sendiri.

Lalu Naya berjalan keluar kearah pintu kamar.

"Loh kok nggak bisa?" tanyanya.

"Ck, dikunci pula. Ini lagi, kuncinya malah kemana?" Naya hanya dapat mengelilingi kamar Rafa berharap ada cemilan disana. Namun hasilnya nihil, boro-boro makanan. Air minum saja tidak ada.

"Jangan kaya orang gila yang mondar-mandir nggak jelas gitu," kata Rafa tanpa melihat kearah Naya.

"El?" panggil Naya dan berjalan mendekat kearah Rafa.

"Hmm?" balasnya.

"Lo nggak laper?" tanya Naya.

"Nggak," balas Rafa.

Naya hanya berdecak sebal lalu kembali ke posisi awalnya, berbaring disamping Rafa dan mencoba untuk tidur untuk menghilangkan rasa laparnya.

Naya merasa jika ranjang Rafa bergoyang, namun ia hanya acuh dan memilih untuk mencoba tidur, hingga pada akhirnya Rafa memanggilnya.

"Nih," katanya.

"Paan?" balas Naya.

"Katanya laper, nih makan," kata Rafa sambil menyodorkan makanan untuk Naya.

Perhatian banget sihh~ batin Naya sembari menerima makanan yang Rafa bawa.

"Nggak usah mikir yang enggak-enggak. Gue nggak mau lo mati disini, ntar dikiranya gue bunuh lo," kata Rafa yang sontak membuat Naya mengerucutkan bibirnya kesal.

Cold Boyfriend [Ending] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang