Tidak semua yang kita inginkan, harus kita miliki. Dan tidak semua apa yang kita harapkan, akan dikabulkan.
-Cold Boyfriend
NB : Putar lagu di mulmed, saat kalian membaca part ini❤
▫▪▫▪▫▪▫
Kondisi Naya semakin kesana semakin memburuk saja, bahkan beberapa dokter yang menanganinya seakan sudah pasrah akan apa yang selanjutnya terjadi pada Naya.
Beberapa tahapan pengobatan yang dijalaninya tak ada satupun yang membuahkan hasil. Rafa semakin putus asa dibuatnya, bahkan ia rela menelantarkan sidang skripsinya demi menunggu wanita yang begitu berarti di kehidupannya itu.
Utari juga Ernan tidak terima akan kondisi Naya saat ini, namun mau bagaimanapun juga, takdir Tuhan sudah menggariskan.
Sudah hampir 3 minggu Naya terbaring lemah tak sadarkan diri. Dalam jangka waktu itu juga, Rafa tidak meneruskan sekolahnya. Ia memilih untuk terus bersama dengan Naya, menjaganya sampai nanti ia membuka mata.
Ia hanya ingin orang pertama yang dilihat Naya kala sadar adalah Rafa. Calon suaminya.
Sudah sering Rafa disuruh untuk berangkat kuliah, namun hasilny sama saja. Dia tetap tidak mau, katanya, kalau Naya belum sadarkan diri. Ia tidak akan pergi, bahkan dirinya hanya beranjak saat ia akan pergi makan, pergi sholat, ataupun pergi ke kamar mandi.
Saat ini, dokter sedang memeriksa keadaan Naya. Mengganti infusnya.
"Naya belum mau sadar ya dok?" tanya Rafa, pertanyaan yang sama saat dokter sedang memeriksa kondisi Naya.
Dan lagi-lagi, jawaban yang sama terucap. Namun, kali ini ada yang berbeda.
"Kita hanya tinggal menunggu ada mujizat dari Allah," balasnya, ia terlihat begitu kecewa.
"Tapi dia akan sadar kan dok?" Tanya Rafa.
"Tidak ada yang tau," balas Dokter Adam. Dokter yang selalu menangani Naya.
"Kamu terus berdoa saja untuk kesembuhan Naya," lanjutnya sebelum dirinya benar-benar pergi.
Rafa memandang wajah pucat Naya. Diraihnya tangan mungil itu, digenggamnya erat sembari sesekali dikecupnya.
"Kamu kapan sadar?" Tanyanya.
"Nggak bosen tidur terus?" Tanyanya lagi.
"Apa perlu aku cium kening kamu biar kamu sadar? Kaya dicerita Putri Salju," lanjutnya lagi.
Tanpa ia sadari, air bening membasahi pipinya. Ia merindukan Naya, ia merindukan canda tawanya, ia merindukan sikap manjanya pada Rafa. Ia merindukan semuanya tentang Naya.
Terlebih saat mengingat hanya tinggal hitungan hari lagi, mereka akan menikah, undangan sudah tersebar. Namun, tunangannya itu justru masih terbaring lemah diatas brankar rumah sakit.
Pintu ruang inap Naya terbuka, menampilkan sosok Indry, Rangga, dan juga Rio.
"Rel?" Panggil Rio. Raut wajahnya benar-benar terlihat sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boyfriend [Ending]
Fiksi RemajaSequel "DafFania" Rafael Anton Pranata A cover by : @yongsoemt_ ~~~~~~~~~~~~ Mencintai kawan kecil tidak dilarang agama maupun negara bukan? Itu yang aku rasain sekarang. Mencintai sahabat dari kita masih kecil. Namun siapa sangka jika dirinya yang...