•Terimakasih untuk Allah, karena sudah mempertemukan kita kembali•
*****
Saat ini Naya dan Rafa sudah tiba di rumah. Rumah Rafa lebih tepatnya."El ini gapapa kalau aku nginep dirumah?" tanya Naya begitu turun dari mobil.
"Iya gapapa, yuk masuk!" balas Rafa yang kemudian menggandeng tangan Naya masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum," salam Rafa.
"Waalaikumsallam," balas seseorang dari arah dalam. Dari suaranya saja sudah dapat ditebak kalau orang itu adalah Nia.
"Aduh calon mantu," kata Nia senang kala melihat ada sosok Naya di hadapannya. Langsung saja ia memeluk Naya, rindu mungkin.
"Mama, anaknya pulang bukannya ditanyain atau apa kek. Ini malah anak orang yang di perhatiin," kata Rafa pura-pura iri.
"Kan kalau kamu udah sering, kalau Naya kan enggak. Jangan sok iri gitu, biasanya juga kalau masuk rumah, salam habis itu langsung nuju kamar," sahut Daffa.
"Papa apaan sih, ikut-ikut aja," sungut Rafa. Naya terkekeh.
"Malam Pa," kata Naya yang kemudian menyalimi punggung tangan Daffa.
"Malam kembali geulis, aduh cantik banget sih. Kapan dihalalin Raf?" goda Daffa.
"Ntar kalau udah mapan," balas Rafa malas.
"Hilih sensian amat dah jadi spesies," celetuk Farrel dari arah belakang yang tanpa sengaja melintas dan mendengar ucapan Rafa barusan.
"UPIL TRENGGILING DIEM DEH!!" teriak Rafa kesal. Sontak yang mendengarnya tertawa.
"BODO!! GUE BUDEK GUE DIEM!!" balas Farrel ikut berteriak.
"Aduh udah deh, pusing Mama," kata Nia.
"Eh ini ngomong-ngomong. Kok Rafa bawa koper? Kamu habis nyolong jemuran di komplek mana?" tanya Nia yang sontak membuat Rafa tercengang. Tidak hanya Rafa, Naya dan Daffa yang mendengar pun hanya geleng-geleng kepala sembari memijat pelipisnya.
"Astaghfirullah Mama seudzon banget sama anak sendiri. Kualat ntar baru tau," kata Rafa dengan nada dinginnya. Memang, kembalinya Naya sangat berpengaruh bagi Rafa.
"Sejarah malin kundang darimana tuh?" tanya Nia.
"Amazon," balas Rafa datar.
"Udah gini aja. Biar Naya yang jawab ya, daripada ntar kaya gini terus nggak selesai-selesai," kata Daffa menengahi.
"Nah setuju," kata Rafa.
"Jadi gini, Ma, Pa. Naya sama Rafa di skors," balas Naya mulai menjelaskan.
"Kok bisa?" tanya Nia dengan memasang wajah biasa saja. Tidak ada raut terkejud sama sekali.
Naya akhirnya mulai menjelaskan semuanya dari awal mula dirinya tertimpa kesialan. Hingga akhirnya ia di skors, walaupun tidak sepenuhnya itu salah Naya.
"Nah gitu Ma, Pa. Tarus tadi si El ngajakin Naya nginep disini gitu, nggak lama kok Ma, cuma selama kita di skors aja," kata Naya dengan cengiran khasnya.
"Mama sih yes, kamu nggak pulang aja gapapa kok. Mama malah seneng," kata Nia.
"Papa apalagi, lagian kapan lagi kamu nginep disini?" balas Daffa.
"Nah bener tuh, Mama setuju. Nanti kamu bisa tidur sama Kak Rara, atau mau tidur di kamar tamu?" ucap Nia.
"Bareng Kak Aca aja deh Ma," balas Naya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boyfriend [Ending]
Novela JuvenilSequel "DafFania" Rafael Anton Pranata A cover by : @yongsoemt_ ~~~~~~~~~~~~ Mencintai kawan kecil tidak dilarang agama maupun negara bukan? Itu yang aku rasain sekarang. Mencintai sahabat dari kita masih kecil. Namun siapa sangka jika dirinya yang...