When tomorrow comes
I'll be on my own
Feeling frightened of
The things that I don't know
When tomorrow comes
Tomorrow comes
Tomorrow comesAnd though the road is long
I look up to the sky
And in the dark I found,
I lost hope that I won't fly
And I sing along, I sing along
And I sing alongSeorang gadis, kini tengah bersenandung mengikuti irama lagu yang sedang ia dengarkan melalui heandseat.
Angin sepoi-sepoi yang menemaninya disebuah taman disalah satu sekolah, membuat Naya menghayati lagi berjudul flashlight itu.
"Hei?" sapa seorang lelaki yang menghampiri Naya. Namun tidak Naya hiraukan karena ia tidak mendengar sapaan lelaki tadi.
Lelaki tadi lalu duduk disamping Naya dan langsung menyenggol bahu Naya agar Naya mengetahui kedatangannya.
"Eh?" kaget Naya.
"Lo siapa bangbang?" tanya Naya tanpa melepas heandseat-nya.
"Kenalin, nama gue Haikal, anak kelas sebelah," kata lelaki tadi sembari mengulurkan tangannya.
"Apa?" tanya Naya minta pengulangan.
Haikal tersenyum, lalu ia melepas heandseat yang masih terpasang di telinga Naya.
"Hehe makasih," kata Naya cengengesan.
"Jadi tadi nama lo siapa? Rantang? Kok nama lo unik banget," kata Naya.
"Haikal, kenapa bisa jadi rantang?" kata Haikal sambil geleng-geleng kepala.
"Hehe... Kan tadi nggak denger," kata Naya sembari memasang cengiran kudanya.
"Nama lo siapa?" tanya Haikal.
"Naya," balas Naya sembari tersenyum manis.
"Senyuman lo manis, gue suka," kata Haikal yang sontak membuat Naya salah tingkah.
"Apaan sih?" kata Naya berusaha menyembunyikan rasa malunya.
"Udah, jangan canggung gitu. Kita bisa temenan kan?" tanya Haikal.
"Bisa dong, kenapa enggak?" balas Naya yang langsung membuat Haikal tersenyum bahagia.
"Lo disini? Nggak ke kantin?" tanya Haikal.
"Enggak. Tadi udah makan," balas Naya yang kembali memasang heandseat-nya.
"Lo suka musik?" tanya Haikal lagi.
Terpaksa, Naya harus mencopot heandseat itu.
"Enggak terlalu. Tapi musik itu kaya obat penenang, bisa mewakili perasaan disetiap lirik lagunya. Kaya quotes yang pernah gue baca 'kalo lo lagi sedih, pahami liriknya. Tapi kalo lo lagi bahagia, nikmati lagunya'" kata Naya dengan tersenyum.
"Lo bilang nggak terlalu suka musik. Tapi gue rasa lo terlalu banyak tau soal musik," kata Haikal kagum atas apa yang Naya katakan barusan.
"Nggak lah. Gue cuma tau dikit aja," balas Naya dengan memandang kearah depan.
"Gue suka musik, dan tadi gue denger pas lo lagi nyanyi. Suara lo bagus," kata Haikal.
"Hubungannya sama gue?" tanya Naya.
"Ngajak lo duet di pertunjukan gue nanti malem," kata Haikal.
"Nggak! Nggak, gue nggak mau gitu-gituan," kata Naya yang langsung menolak Haikal spontan.
"Serius? Ada bayarannya loh," kata Haikal memicingkan matanya.
"Ih tapi gue nggak bisa nyanyi," kata Naya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boyfriend [Ending]
Teen FictionSequel "DafFania" Rafael Anton Pranata A cover by : @yongsoemt_ ~~~~~~~~~~~~ Mencintai kawan kecil tidak dilarang agama maupun negara bukan? Itu yang aku rasain sekarang. Mencintai sahabat dari kita masih kecil. Namun siapa sangka jika dirinya yang...