Selepas kepergian Rafa barusan. Naya berjalan memasuki rumahnya dengan tatapan girangnya. Serta dengan tatapan berseri-seri.
"ASSALAMUALAIKUM BUNDAKU SAYANGKU CINTAKUUU!!! AYAHHH YUHUUU HWAAAA NAYA UDAH PULANG INI!!!" teriakan menggelegar nan merusak gendang telinga itu membuat seisi rumah menutup telinganya.
"Waalaikumsallam... Astaghfirullah Kakak, kalo masuk rumah jangan teriak-teriak... Ini dedek bayinya sampe nendang kenceng banget," kata perempuan parubaya yang masih terlihat begitu muda itu.
"Bunda tau nggak?"
"Enggak," balas Utari --Ibunda Naya-- sembari berkacak pinggang.
"Ishh Bunda dengerin dulu makanya. Ayah mana?" Lanjut Naya.
"AYAHHH!!!" teriak Utari yang begitu menggelegar.
"Apa sih Bunda? Daritadi rumahh berasa gempa," muncullah sosok lelaki gagah yang sedang menuruni tangga dengan membawa secangkir kopi.
"Ini dipanggil anakmu," lanjut Utari.
"Anak Bunda juga," balas Naya dengan mengerucutkan bibirnya.
Ernan yang merasa gemas langsung mengacak gemas rambut putrinya itu. Lalu memeluknya dari samping.
"Kenapa hmm?" tanya Ernan.
"Yah, Bun. Sini dong," kata Naya sembari menuntun kedua orangtuanya menuju ruang keluarga.
"Apasih Kak?" tanya Utari yang merasa sedikit kesusahan berjalan karena dirinya yang sedang hamil tua.
"Anak Ayah kayaknya seneng banget. Kenapa sih?" tanya Ernan.
"Bahkan ini lebih dari seneng banget Yah," kata Naya.
"Emangnya kenapa?" tanya Utari.
"Nay jadian sama El."
"WHAT?!!" pekik Ernan dan Utari serempak begitu mendengar penuturan Naya barusan.
"Masa?" tanya Ernan dengan memicingkan matanya.
"Bener Ayah. Baru aja tadi, Nay kan pulang telat gara-gara tadi bol---jalan bareng sama El," kata Naya senang. Hingga saking senangnya ia hampir keceplosan mengatakan jika dia dan Rafa bolos sekolah.
"Ciee yang udah jadian cie... Bunda kasih PJ dong," kata Utari sembari menengadahkan tangannya.
"Apaan sih Bun. Yang ada Bunda ngasih Nay hadiah karena Nay baru aja jadian sama El," balas Naya.
"Besok sekalian Ayah adain slametan buat ngerayain jadian kamu sama El kalo perlu," kata Ernan dengan terkekeh.
"Boleh tuh Yah! Ntar jangan lupa ngundang pak rete ya," kata Naya.
"Pak RT sayang," koreksi Ernan sembari mengacak rambut Naya gemas.
"Ehehe ya itu lo Yah maksudnya," kata Naya dengan memasang wajah cengengesannya.
"Eh bentar-bentar. Ini kenapa anak Bunda pake baju bebas? Baju sekolahnya kemana?" tanya Utari.
"Anak Ayah juga Bunda," kata Naya hingga membuat Utari dan Ernan geleng-geleng kepala.
"Jadi tadi itu kan Nay jalan-jalan sama El. Terus beli baju couple gitu Yah, Bun. Kan jadi lucu gitu, emesh-emesh gimana gitu. Ini baju seragam Nay ada di tas kok," lanjut Naya.
"Ayah kira kamu bolos sekolah," kata Ernan.
"En--enggak lah Yah. Nay kan anak yang baik-baik. Nggak bakalan kaya begituan, selain dilarang sama sekolahan, bolos sekolah juga dilarang agama dan juga negara Yah, Bun," kata Naya sok bijak. Padahal dirinya tadi bolos sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boyfriend [Ending]
Teen FictionSequel "DafFania" Rafael Anton Pranata A cover by : @yongsoemt_ ~~~~~~~~~~~~ Mencintai kawan kecil tidak dilarang agama maupun negara bukan? Itu yang aku rasain sekarang. Mencintai sahabat dari kita masih kecil. Namun siapa sangka jika dirinya yang...