"Awas aja ya kalo gue sampe liat lo terlalu akrab sama cowok lain. Gue bakal kasih lo hukuman."
Mata Naya tak berkedip kala bertatapan dengan mata Rafa. Ia menjadi bingung dengan situasi saat ini. Rafa menembaknya? Lalu kemudian apa ini? Dia mengekangnya?
"Kalo semisal kerja kelompok gitu gimana? Kan mau nggak mau harus deket," balas Naya dengan polosnya.
Rafa menatap malas kearah Naya. "Lo tau kata nggak suka nggak sih Nay?" kesal Rafa.
"Tau lah. Emang Nay anak kecil yang nggak tau gituan," kata Naya yang malah membalas ucapan Rafa dengan nada nyolotnya.
"Bolos yuk?" lembut Rafa.
"Enggak mau ah El. Kan Nay baru disini, masa udah mau bolos aja sih?" tolak Naya.
"Mau bikin El seneng nggak?" tanya Rafa lagi lembut.
"Mau lah, yaudah yuk bolos! Tapi Nay ambil tas dulu ya? Sekalian mau bilang sama Indry kalo Nay mau bolos bareng El," kata Naya yang langsung berjalan mendahului Rafa.
Rafa hanya menggeleng kepala sembari menatap pundak Naya yang kian menjauh termakan jarak.
"Jadi mulai sekarang? Naya pacar gue?" kata Rafa pelan yang kemudian ikut menyusul Naya.
"Hai Nay?" sapa seseorang yang tak asing ditelinga Naya.
"Kan bener," kata Naya bergumam kecil.
"Ha-hai?" balas Naya gugup.
"Mau kemana? Buru-buru banget?" tanya Haikal. Yup! Orang tadi adalah Haikal.
Baru saja akan menjawab namun ia melihat Rafa yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam. Sejenak ia kembali mengingat akan ancaman yang Rafa katakan tadi. Niatnya untuk menjawab pertanyaan Haikal ia urungkan.
"Gue duluan ya? Buru-buru soalnya," kata Naya yang langsung pergi begitu saja meninggalkan Haikal yang tengah menatapnya dengan tatapan bingung.
"Eh Nay?!" teriak Haikal mencoba untuk menghentikan langkah Naya. Namun bukannya berhenti, Naya justru malah semakin mempercepat langkahnya.
"Jangan deketin Naya. Dia milik gue, berani lo deketin dia. Liat aja," kata Rafa yang langsung melenggang pergi sembari menabrak bahu Haikal dengan sengaja.
Haikal tersenyum miring saat mendengar omongan Rafa barusan. Haikal tidak melihat begitu jelas wajah Rafa, jika dia melihatnya pun. Ia pasti akan mengira jika Rafa itu Farrel.
"Hallo spada yuhu!! Cecan come back nih. Mau ambil tas. Cecan mau bolos ama Babang Rafa. Kalian jangan pada merindukan cecan ya? Cecan nggak lama kok. Tenang aja, besok kita ketemu lagi," kata Naya dengan hebohnya begitu ia baru saja memasuki kelas.
Teman-temannya menatap Naya dengan tatapan datarnya. Naya yang mengetahui itu malah mengerucutkan bibirnya kesal lalu langsung mengambil tasnya begitu saja.
"Mau bolos kemana lo?" kata Indry dengan nada ketusnya.
"Mau ke Mesir aja deh ya? Biar es batunya nyair," kata Naya sembari menempelkan jari telunjuknya di dagu seolah ia sedang berfikir.
"Nggak sekalian ke Mataharinya aja gitu Nay? Biar lebih cepet nyairnya," kata Rio ikut menyambar.
"Iya ya? Tapi jangan deng. Ntar Nay jadi item gimana?" balas Naya dengan dramatis.
"Lo udah belajar nakal ya?" tanya Rangga dengan tatapan curiganya.
"Rafa yang ng--
"Apa?" datar Rafa yang tau-tau sudah berdiri disampingnya dengan kedua tangan yang ia masukkan di saku celananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boyfriend [Ending]
Teen FictionSequel "DafFania" Rafael Anton Pranata A cover by : @yongsoemt_ ~~~~~~~~~~~~ Mencintai kawan kecil tidak dilarang agama maupun negara bukan? Itu yang aku rasain sekarang. Mencintai sahabat dari kita masih kecil. Namun siapa sangka jika dirinya yang...