Heboh

11.7K 524 10
                                    

"Jangan El. Ini pedes loh, nanti perut kamu sakit. Udah mending kamu makan punya kamu aja, dan aku makan yang ini. Nggak usah tuker-tukeran," kata Naya yang kembali menukar mangkok baksonya.

Rafa menatap ngeri pada mangkok bakso Naya. Begitu merah, ia tidak bisa membayangkan betapa pedasnya bakso itu.

"Huhahhh hahhh pwedweshhh Elhh... Ambhilhin mhinhum nyha," kata Naya yang sudah kepedesan.

"Makanya jangan banyak-banyak sambelnya sayang. Nih minum punyaku aja," kata Rafa sembari menyodorkan jus miliknya.

Naya langsung menyambar gelas itu. Hingga tiba-tiba gebrakan meja membuat Naya menyemburkan minumannya.

Byursss!!

"SETAN ALAS LO NAY!!"

Teriakan menggelegar keluar begitu saja saat semburan jus Naya mengenai wajah gadis cantik yang selama ia menjadi murid baru mau menemani Naya. Siapa lagi kalau bukan Indry.

"Lo juga setan rawa-rawa!! Lo nggak tau kalo gue lagi minum? Main gebrak-gebrak meja aja? Lo kira lagi sidang perdana?!" kesal Naya tak terima disalahkan.

"Udah sih, kenapa berantem?" tanya Rangga yang baru saja tiba. Dengan Rio juga tentunya.

"Kalian kenapa disini?" tanya Rafa.

"Ya ampun Abang. Ini itu kantin ya, so, siapapun berhak kesini dong. Termasuk kita juga. Jadi lo nggak usah sok ngusir gitu," kata Rio dengan dramatisnya.

"Bang Afa kemana?" tanya Naya.

"Nggak tau. Katanya mau godain adek kelas gitu," balas Rangga sesantai mungkin.

Naya hanya geleng-geleng kepala mendengar itu. Bisa-bisanya.

"Oh ya? Kalian nggak pesen? Sini makan bareng," kata Naya.

"Nggak usah!" ketus Rafa.

"Eh bongkahan es. Diem napa, Naya tuh ngomong sama kita-kita. Bukan sama lo," kata Indry sinis.

Rafa menatap Indry tajam. Namun itu hanya Indry anggap sebagai angin yang berlalu, buktinya saat ini ia lebih memilih menuju salah satu penjual soto disana.

"Nay? Gue mau tanya boleh nggak?" tanya Rio.

"Tanya apa?" balas Naya.

"Lo kok bisa betah sih sama bongkahan es kaya dia?" tanya Rio polos.

"Eh bego! Lo juga kenapa betah temenan sama gue setan!!" ketus Rafa.

"Karena kita sayang sama lo," kata Rio dengan nada yang terdengar menjijikkan ditelinga Rafa dan juga Rangga, Naya.

"Yaudah berarti itu alesan kenapa gue bisa betah sama sikap dinginnya Rafa," balas Naya dengan sunggingan senyumnya.

"Gitu ya? Kalo gue dapet pacar cewek dingin gitu gimana ya?" kini giliran Rangga yang bertanya.

"Ya nggak gimana-gimana. Lo tinggal bikin aja hatinya luluh, ntar juga luluh sendiri. Kalo cewek mah emang gampang luluhnya. Kalo cowok beuh, susah banget," kata Naya.

"Emang susah?" tanya Rafa.

"Ya susah. Tapi karena Nay sayang sama El, makanya nggak susah. Semuanya terasa mudah, karena Nay juga tau kalo El juga bakalan jadiin Nay pacarnya El," balas Naya dengan percaya dirinya.

"Percaya diri banget lo jadi orang. Sesat dijalan sukur lo!" celetuk Rio.

"Eh enak aja lo gagang cangkir. Kalo ngomong main bablas aja," kata Naya dengan nada kesalnya.

Cold Boyfriend [Ending] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang