Sedari pertengkaran tadi. Naya lebih memilih diam dan memainkan ponsel Rafa yang begitu membosankan dimata Naya. Namun ada ide yang terlintas di benaknya. Ia lalu membuka aplikasi play store, untuk mendownload permainan yang kemarin sempat tertunda. Ia ingin menghilangkan rasa bosannya.
"Ya?" panggil Rafa.
"Hmm?" jawab Naya yang hanya berdehem.
"Lagi ngapain? Anteng banget?" tanya Rafa.
"Ini lagi nyari kontak cogan," balas Naya ngasal.
Rafa langsung saja merampas ponselnya. Ditatapnya layar ponsel itu yang menampilkan permainan yang baru saja Naya download.
"Siniin El," kata Naya.
"Jangan berani-berani nyari kontak cowok," kata Rafa dengan nada dinginnya.
"Dih apaan. Temen cewek aja nggak punya, apalagi cowok," balas Naya dan langsung merampas ponsel Rafa yang saat ini menjadi miliknya.
"OII MASUKIN GUE KE GRUP KELAS YAA.. PAKE NOMORNYA RAFAEL!!" teriak Naya kencang hingga membuat Rafa membelalakkan matanya.
"Ehh-ehh mau kemana? El udah mau masuk ish. Aku nggak mau bolos lagi," kata Naya saat Rafa menariknya keluar kelas.
"Tadi kenapa teriak suruh masukin ke grup?" dingin Rafa.
"Ya nanti kalo mau tanya PR El. Nggak lebih dari itu," kata Naya.
"Kamu sekarang posessive El," lanjut Naya.
Bukannya menjawab. Rafa malah menatap Naya tajam. "Mending kamu nggak pake HP aja deh Nay."
"WHAT?!! BIG NO!!" pekik Naya.
Naya berlalu pergi begitu saja. Ini baru pertama kali bagi Naya, sebenarnya ia tidak ingin melakukan ini. Namun, ia tidak ingin jika dirinya tidak memegang ponsel. Bagaimana hidupnya nanti.
Rafa menatap punggung Naya dengan smirk andalannya. "Udah berani ngelawan baby girl?" pelannya yang kemudian pergi menyusul Naya.
♣♣♣
Bel istirahat berbunyi. Selama pelajaran berlangsung tadi, Naya memilih diam tanpa mau menyapa atau bercengkrama dengan Rafa.
"Kekantin bareng yuk?" lembut Rafa.
"Nggak mau," tolak Naya.
"Jangan ngelawan sayang," bisiknya tepat ditelinga Naya hingga membuat sang empu merinding.
"Yuk?" ulangnya lagi yang kali ini hanya dibalas anggukan takut dari Naya.
Rafa tersenyum puas melihat itu. "El, Nay masih boleh bawa HP kan?" tanya Naya takut-takut.
"Boleh, asal itu HP aku hack. Gimana sayang?" balas Rafa dengan senyumannya.
"I--iya," balas Naya gugup.
"Good girl," kata Rafa sembari mengacak rambut Naya.
Naya hanya diam saja menanggapi itu. Jujur dalam hati Naya menyumpah serapahi Rafa. Entah kenapa Rafa yang dingin menjadi bertambah jadi posessive. Namun ia suka jika Rafa posessive padanya, karena artinya Rafa sayang Naya. Tapi, jika berlebihan ia merasa risih juga.
Mampus! Mati gue!~ batin Naya saat melihat sosok Haikal berjalan kearahnya.
Naya melirik Rafa sekilas. Nampak perubahan raut wajah disana, dengan gerakan cepatnya. Rafa langsung menggandeng tangan Naya hingga membuat sang empu menoleh sempurna kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boyfriend [Ending]
Roman pour AdolescentsSequel "DafFania" Rafael Anton Pranata A cover by : @yongsoemt_ ~~~~~~~~~~~~ Mencintai kawan kecil tidak dilarang agama maupun negara bukan? Itu yang aku rasain sekarang. Mencintai sahabat dari kita masih kecil. Namun siapa sangka jika dirinya yang...