Sudah sejak hampir satu minggu terakhir Naya tidak berangkat sekolah dengan keterangan sakit. Rafa yang sudah rewel semenjak hari pertama, tetap saja ia harus menahan kesal karena tidak diberitahu dimana Naya dirawat sekarang. Bahkan, orang tua Naya sendiri juga sulit untuk dihubungi.
Terutama Naya. Ia lepas kontak dengan Rafa, dikarenakan ia harus fokus menjalani pengobatan.
"Gue heran deh sama orangtua-nya Naya, kenapa gitu nggak ngasih tau dimana dia dirawat," ucap Rangga sembari memasukkan kacang ke dalam mulutnya.
Saat ini Rafa, Rangga, Rio, juga Farrel tengah berkumpul dirumah Rangga.
"Iya ya, padahal kan, kita niatnya mau jengukin dia," balas Rio.
"Boro-boro kita, orangtua gue yang tanya aja, bilangnya kalau Naya gapapa. Jadi ya nggak usah khawatir, nggak perlu dijenguk juga, karena katanya, udah mau sembuh," lanjut Farrel.
Sedangkan Rafa, ia sedari tadi hanya diam. Ia tidak peduli dengan apa yang sedang kawan serta kembarannya bahas. Yang terpenting sekarang, ia harus bertemu dengan Naya.
"Gue duluan," ucap Rafa yang langsung bangkit dari posisinya, dan pergi meninggalkan rumah Rangga.
"Eh lo mau kemana?" tanya Rio. Namun percuma saja, tidak ada balasan.
"Kita susul aja, gue ada firasat kurang enak," kata Farrel yang ikut beranjak.
#####
Saat ini Rafa sudah berdiri di depan rumah Naya. Rangga, Rio, dan Farrel yang baru saja tiba langsung mengajak Rafa pergi. Namun, Rafa masih saja tetep kekeh untuk mengetuk pintu.
"Assalamualaikum," ucapnya sembari sesekali mengetuk pintu.
"Wa'alaikumsallam," balas Utari yang baru saja keluar. Ekspresinya nampak terkejud.
"Eh El," sapanya.
"Ada apa?"
"Mau tanya Bun, Naya-nya udah pulang?" tanya Rafa langsung ke inti.
"Umm, belum, mungkin besok atau lusa udah dibawa pulang," balas Utari.
"Emangnya Naya dirawat dimana sih Bun?" tanya Rafa.
"Cuma di rumah sakit sekitaran sini aja kok," balas Utari.
"Yaudah ya, Bunda mau masak dulu soalnya," ucap Utari berusaha untuk menghindari Rafa.
"Bun, kita semua mohon banget sama Bunda, Bunda yakin nggak mau ngasih tau alamat dimana Naya dirawat? Bunda nggak kasihan sama Rafa? Dia udah hampir stres Bun, cuma karena nggak ngerti keadaan Naya sekarang secara langsung," kata Farrel turut bicara.
"Kita semua disini juga mengkhawatirkan kondisi Naya, bukan cuma Bunda ataupun Ayah dari Naya aja. Tapi kita semua, semua teman-temannya. Terutama Rafa," kata Rangga.
"Iya Tan, ayolah. Kita cuma mau jengukin Naya aja, cuma mau nanyain gimana kondisinya, gimana keadaannya sekarang, nggak lebih. Kita janji kok, nggak bakalan nyulik anak Tante," sambung Rio.
Kini, Utari merasa terpojokkan, ia merasa seperti orang jahat sekarang. Menyembunyikan putrinya dari orang-orang yang mencintai dan mengkhawatirkannya.
Dengan mengalah, ia akhirnya memberi tahu alamat serta kamar dimana Naya dirawat.
Setelah mendapat info dari Utari, tanpa membuang waktu. Rafa dan yang lain langsung menuju ke alamat yang sudah diberikan.
"Lo pelan-pelan aja kenapa sih Raf, nggak bisa santuy banget heran gue. Bahaya," tegur Farrel.
Ya, dia memutuskan untuk satu mobil dengan Rafa, takut hal tidak diinginkan akan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boyfriend [Ending]
Novela JuvenilSequel "DafFania" Rafael Anton Pranata A cover by : @yongsoemt_ ~~~~~~~~~~~~ Mencintai kawan kecil tidak dilarang agama maupun negara bukan? Itu yang aku rasain sekarang. Mencintai sahabat dari kita masih kecil. Namun siapa sangka jika dirinya yang...