"Nay, boleh masuk?"
Sedari tadi, Rafa tak henti-hentinya mengetuk pintu agar mendapatkan jawaban dari Naya, dirinya sedang merajuk ceritanya.
"Masuk aja," balasnya dari dalam.
Pintu Rafa buka secara perlahan, dan menampilkan sosok Naya yang tengah terduduk diatas balkon kamarnya sembari memandangi ribuan bintang yang tersaji dihadapannya.
"Kamu marah hmm?" tanya Rafa sembari duduk di sebelah Naya.
Naya diam.
"Jangan marah gitu lah," lanjut Rafa.
"Nih aku mau cerita," ucapnya. Namun, Naya masih belum tertarik dengan percakapan kali ini.
"Dulu itu, ada dua anak kecil yang kalau tiap malem suka pergi ke rumah pohon cuma buat liatin bintang. Sampai akhirnya si anak cewek itu tertidur di pundak si anak cowok," kata Rafa.
"Ya itu kan El sama Nay," balas Naya dengan nada kesalnya.
"Emang iya? Dih PD banget," ucap Rafa.
"El ish!" kesalnya.
"Kan Nay keselnya sama Ayah, kenapa yang kena dampaknya sampai ke El? El salah apa?" tanya Rafa dengan nada dibuat-buat.
"Ya habisnya Ayah ngeselin," balas Naya.
"Keselnya sama siapa?" tanya Rafa.
"Ayah," balas Naya.
"Kalau keselnya sama Ayah, jangan bawa-bawa aku dong. Nggak seru banget," ucap Rafa dengan nada seolah merajuk.
"Ya Nay cuma kesel aja sama Ayah, terus El-nya juga tadi kenapa nggak belain Nay? Malah senyum-senyum gitu," kata Naya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Oh ayolah, inilah titik kelemahan Rafa.
"Duh-duh, udah dong jangan nangis, sini peluk El," ucap Rafa sembari memeluk Naya.
Hangat.
Nyaman.
Naya merindukan pelukan ini. Tangisnya justru semakin menjadi kala berada dalam pelukan hangat Rafa.
"Nay sayang sama El," ucap Naya dalam isakannya.
"El juga sayang Yaya," balas Rafa sembari mengusap sayang kepala Naya.
Krukkk-krukkk-krukkk!
Bunyi keroncongan dari perut Naya terdengar. Ya kali dirinya sudah lapar lagi.
"Hahaha!!" tawa menggelegar terdengar dari Rafa, sontak saja pipi Naya langsung memerah.
"El ish, malah ketawa, apa yang lucu coba," kata Naya tanpa berani menatap wajah Rafa.
"Mau makan nggak?" tanya Rafa.
"Udah kan tadi," balas Naya.
"Makan lagi yuk? Sambil jalan-jalan," ucap Rafa.
Naya hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Yaudah ganti baju dulu sana, aku tunggu dibawah," ucap Rafa.
"Iya," balas Naya.
Setelah kurang lebih 15 menit, Naya keluar dengan pakaian santainya.
"Udah?" tanya Rafa. Naya mengangguk.
"Bun, Naya izin pergi bentar sama Rafa ya?" kata Naya.
"Ya, nggak pulang juga gapapa," balas Utari.
"Bunda secara nggak langsung ngusir anak sendiri, ya kan? Mentang-mentang udah mau punya anak lagi," cibir Naya kesal.
"Gundulmu wi!" ucap Utari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boyfriend [Ending]
Teen FictionSequel "DafFania" Rafael Anton Pranata A cover by : @yongsoemt_ ~~~~~~~~~~~~ Mencintai kawan kecil tidak dilarang agama maupun negara bukan? Itu yang aku rasain sekarang. Mencintai sahabat dari kita masih kecil. Namun siapa sangka jika dirinya yang...