"Nay selamanya diskors juga gapapa, asal barengan terus sama El."
~~~~~
Pagi ini, sinar mentari masuk melalui celah-celah jendela kamar milik Rachel. Dua orang gadis remaja yang saat ini masih tidur dengan lelap diatas pulau kapuk itu.
Memang tidak menjadi masalah bagi Naya, karena dirinya hari ini tidak pergi ke sekolah. Namun, Rachel kan tetap berangkat.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah 7, itu tandanya, bel masuk sekolah kurang setengah jam lagi.
"Enghhh," erang Naya kala ia mulai tersadar dari tidurnya.
Ia berulang kali menetralkan pandangannya, dengan sesekali meregangkan otot tubuhnya.
"Kak? Kakak hari ini sekolah kan? Bangun udah siang," ucap Naya sembari menggoyang-goyangkan tubuh Rachel.
Rachel nampak menggeliatkan tubuhnya, perlahan matanya mulai terbuka.
"Apa sih?" Tanya Rachel.
"Udah jam setengah 7 ini kak," balas Naya.
"Oh, oke," ucap Rachel yang kemudian bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan guntai menuju kamar mandi.
Naya yang melihat itu terkekeh kecil. Ia juga ikut beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan keluar kamar, untuk sekedar gosok gigi dan cuci muka di kamar mandi bawah saja.
***
"Mama masak apa?" Tanya Naya kala dirinya ikut terjun di dapur bersama Nia. Karena Rachel dan Farrel sudah berangkat sekolah, alhasil dirinya merasa sepi, terlebih, Rafa masih tidur.
"Ini buatin sarapan buat pacarmu, tadi kan Mama cuma ngasih Kakak-kakak iparmu sama calon mertuamu itu roti aja," balas Nia.
"Eh iya ya, sama-sama kesiangan sih tadi," ujar Naya.
"Iya sayang," kekeh Nia.
"Mau Nay bantuin apa Mah?" Tanya Naya.
"Kamu aduk terus ini nasinya, biar nggak gosong. Mama mau motongin goreng sosis dulu," kata Nia.
"Asiyapp Ma," balas Naya.
"Belum bangun El-mu itu hmm?" Tanya Nia.
"Belum deh kayaknya Ma, masih tutupan juga kamarnya. Lagian juga, semalem kan El nggak tidur," balas Naya.
"Dia mah sering tidur larut malem, nggak tau deh ngapain aja. Mama juga heran sama pacarmu itu," kata Nia.
"Hehe, gitu-gitu juga ngangenin Ma," balas Naya pelan, namun masih dapat terdengar oleh Nia. Nia tersenyum.
"Baunya enak banget, masak apa sih?" Tanya Rafa tiba-tiba. Dengan kepala yang disembulkan dari balik tembok pembatas dapur dan ruang makan.
"Eh anak Mama udah bangun, ini buatin kamu sarapan, nasi goreng spesial," balas Nia.
"Spesialnya?" Tanya Rafa sembari melangkahkan kakinya menghampiri Naya juga Nia.
"Yang bantu buat, pacar kamu tuh," goda Nia.
"Kok dibolehin sih Ma? Nanti kalau makanannya dicampurin sama racun tikus gimana?" Kata Rafa dengan nada menggemaskan.
Ah Rafa, beruang kutub sedang jinak ternyata, omongannya menjadi sehangat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boyfriend [Ending]
Dla nastolatkówSequel "DafFania" Rafael Anton Pranata A cover by : @yongsoemt_ ~~~~~~~~~~~~ Mencintai kawan kecil tidak dilarang agama maupun negara bukan? Itu yang aku rasain sekarang. Mencintai sahabat dari kita masih kecil. Namun siapa sangka jika dirinya yang...