Hari silih berganti. Bulan semakin berjalan, kini Naya sudah mulai pulih dari sakitnya. Dan dirinya juga baru saja melaksanakan UKK. Dan hari ini adalah hari pengambilan raport.
"Naik kelas nggak lu pada?" tanya Farrel sembari memegang raport-nya.
"Wooo, ya jelas naik dong. Yakali enggak," balas Rangga dengan bangganya.
"Asal kalian tau. Gue dapet peringkat 5 coy!!" teriak Rio masih tak percaya.
"Gue yang peringkat satu aja ngga sombong," kata Rafa.
"Eh tanduk kambing, dengan lo ngomong kaya gitu. Sama aja lo sombong," kata Indry.
"Udah beda cerita," balas Rafa dengan wajah datarnya. Naya hanya tersenyum geli melihat kelakuan pacar juga sahabat-sahabatnya.
Naya kini sudah kembali cantik dengan rambutnya yang sudah mulai tumbuh kembali, ia juga sudah tidak mengikuti kemoterapi. Ia menolaknya, katanya, dia sudah sembuh. Jadi, tidak perlu melakukan kemoterapi lagi, bahkan. Ia juga tidak ingin walau hanya sekedar memeriksa kondisi kesehatannya.
Bersamaan dengan kenaikan kelas. Usia kandungan Utari juga sudah 9 bulan, kata dokter sekitar 1 minggu lagi akan melahirkan.
Namun tiba-tiba, ponsel Naya berdering. Ada panggilan masuk dari Ayahnya.
"Iya Yah kenapa?" tanya-nya begitu panggilan terhubung.
"Kamu cepet ke rumah sakit ya sayang, Bunda mau melahirkan. Alamatnya udah Ayah share ke kamu," balas Ernan.
Sungguh Naya terkejud saat mendengar kabar barusan. Bundanya akan melahirkan? Bukannya perkiraan dokter masih satu minggu lagi?
"Iya Yah iya, Naya langsung kesana," respon Naya yang langsung mematikan telfonnya.
"Gue balik dulu ya," pamit Naya.
"Kamu mau kemana? Buru-buru banget," tanya Rafa sembari menahan pergelangan tangan Naya.
"Anu, Bunda mau lahiran," balas Naya.
"APA?!!" Kejut mereka, termasuk Rachel yang baru saja bergabung.
"Udah lah, aku duluan ya," kata Naya, namun kembali dicegah oleh Rafa.
"Aku ikut," katanya.
"Aku juga," balas Farrel. Hingga akhirnya mereka semua berangkat menggunakan mobil Naya, karena meskipun Naya sudah membaik seperti biasanya, ia tetap ditunggu oleh Mamang Jaja.
####
"Bunda, bunda!"
Teriakan menggema nan menggelegar memenuhi sepanjang koridor rumah sakit. Spontan saja banyak perawat yang menyuruh Naya untuk sedikit tenang.
"Aduh sus, Bunda Saya itu lagi lahiran, suster nggak tau bahagianya dapet dedek baru sih," balas Naya yang justru membuat teman-temannya geleng-geleng kepala. Termasuk suster dan Rafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boyfriend [Ending]
Teen FictionSequel "DafFania" Rafael Anton Pranata A cover by : @yongsoemt_ ~~~~~~~~~~~~ Mencintai kawan kecil tidak dilarang agama maupun negara bukan? Itu yang aku rasain sekarang. Mencintai sahabat dari kita masih kecil. Namun siapa sangka jika dirinya yang...