"Tidak masalah tidak tidur. Toh ujungnya besok nggak sekolah juga."
----------------
Saat ini, Rafa dan Farrel tengah duduk berdua di depan televisi. Mereka berdua tengah taruhan ceritanya. Main PS.
"Lah ini gimana sih, kok jagoan gue malah ambruk gini. Shit, nggak terima gue," kata Farrel yang sedari tadi tak henti-hentinya mengeluarkan cuap-cuap yang tidak berbobot.
"Udah sih, tinimbang jajan seminggu doang," kata Rafa dengan santainya.
"Palalu, lo kalau jajan dikit. Iya emang dikit, cuma satu jajanan bisa sampe 50 ribuan ke atas, bisa jual motor gue," kata Farrel emosi sendiri.
"YESS!!" pekik Rafa senang.
"Wah nggak bisa, ulang-ulang. Lo tadi curang," kata Farrel tidak terima atas kekalahannya.
"Curang apanya, orang tadi main adil kok," balas Rafa.
"Pokoknya gue minta diulang!" Ulang Farrel sekali lagi.
"Ya terserah lo, kalah tetep aja kalah," kata Rafa yang kemudian merebahkan tubuhnya.
"Gue nggak terima," kata Farrel sekali lagi.
"Apa sih?" Tanya Rachel yang baru tiba membawakan minuman juga cemilan.
"Ini lo, ada yang kalah tapi nggak terima," kata Rafa.
"Jelas nggak terima lah. Lo bayangin aja lah, gue belum siap main, lagian gue juga salah pilih pemain tadi. Gue minta diulang tapi dianya nggak mau," jelas Farrel kesal.
"Udah sih, cuma permainan doang," kata Naya.
"Enggak Nay, kita tuh tadi ada taruhannya juga," kata Farrel.
"Yaudah, kalau kalah kan tinggal ngelakuin aja apa yang udah jadi kesepakatan," kata Rachel.
"Ogah, jajan seminggu woy," kata Farrel.
"Kaya orang susah aja sih lo," celetuk Rafa.
"Oke seminggu!" Final Farrel yang akhirnya mengalah.
"Nah gitu kan enak dengernya," kata Rafa. Farrel hanya berdehem.
"Ngomong-ngomong, kalian bawa apaan?" Tanya Farrel.
"Ini cemilan, tadi bikin bola-bola ubi ungu," balas Naya.
"Siapa yang bikin?" Tanya Rafa.
"Kita berdua dong," balas Rachel dengan bangganya.
"Nggak enak pasti," kata Farrel sembari memicingkan matanya.
"Taruhan? Sampe enak lo mau ngejaminin apa?" Sinis Rachel.
"Gue bakal beliin kalian berdua boneka keluaran terbaru. Yang gede," kata Farrel.
"Bener ya? Oke nanti aku minta yang beruang, yang gedenya melebihi manusia normal," kata Naya.
"Oke siap," balas Farrel.
"Gue sederhana aja sih, lo bayarin apapun yang mau gue beli selama sebulan kedepan," kata Rachel.
Awalnya Farrel ragu untuk menjawab itu, namun, kalau tidak menyanggupi juga, yang ada dia bisa dikira cowok pecundang.
"Oke gue setuju," kata Farrel.
"Lo mau ikut taruhan nggak?" Tanya Farrel pada Rafa yang sedari tadi terus memakan cemilan yang dibawakan Rachel dan Naya barusan.
"Nggak, gue ngakuin kalau ini cemilannya enak banget," balas Rafa dengan nada datarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boyfriend [Ending]
Teen FictionSequel "DafFania" Rafael Anton Pranata A cover by : @yongsoemt_ ~~~~~~~~~~~~ Mencintai kawan kecil tidak dilarang agama maupun negara bukan? Itu yang aku rasain sekarang. Mencintai sahabat dari kita masih kecil. Namun siapa sangka jika dirinya yang...