Hari ini, genap sudah satu bulan Naya dirawat. Dan hari ini juga, Naya sudah diperbolehkan pulang, walaupun dalam seminggu sekali ia harus datang ke rumah sakit untuk menjalani kemoterapi.
Sebenarnya, ia memang belum boleh pulang. Akan tetapi, sikap Naya yang begitu keras kepala, selalu merengek minta pulang. Ia ingin sekolah, tak peduli walaupun sekarang mahkotanya hilang.
Selama perjalanan menuju rumah, Naya tak henti-hentinya memandang foto gadis cantik yang sedang digendongnya.
Gadis kecil yang sama-sama mengidap leukemia seperti dirinya.
Foto itu ia ambil saat pertama kali mereka bertemu. Saat pertama kali Naya harus menjalani pengobatan di rumah sakit. Dan juga, foto itu adalah foto dimana dirinya masih memiliki rambutnya.
"Mau mampir sayang?" tanya Utari.
Naya menoleh dan menggeleng sebagai jawaban. "Enggak Bun, langsung pulang aja. Naya capek, mau langsung tiduran aja," balasnya.
Kembalinya Naya ke rumah ini akan biasa-biasa saja. Tidak akan ada sambutan ataupun kejutan yang menyambut kepulangannya. Itu dikarenakan Naya sendiri yang melarangnya. Ia tidak ingin merepotkan orang lain. Terlebih ia juga harus banyak-banyak istirahat.
"Besok, jangan banyak tingkah dulu pas disekolah. Ayah udah sediain supir buat antar jemput sekaligus ngawasin kamu," kata Ernan.
"Yah, ini terlalu berlebihan. Naya udah gapapa kok, udah baik-baik aja. Nggak ada yang perlu dikhawatirin," ujarnya.
"Tetep aja sayang, kamu harus ada dalam pengawasan yang ketat. Apalagi kamu juga belum sembuh sepenuhnya," kata Utari.
"Yaudah terserah Ayah sama Bunda aja. Naya ngikut," balasnya yang langsung membuang tatapannya kearah jendela. Sedangkan Ernan hanya melirik melalui kaca belakang.
#####
Hari ini Naya sudah mulai masuk sekolah. Namun tidak dijemput Rafa, Ernan menyuruhnya untuk berangkat dengan supir barunya. Mang Jaja namanya, orangnya asik. Ngelawak terus, Naya jadi cepat akrab dengannya.
"Non yakin nggak mau pake penutup kepala aja?" tanya Mang Jaja.
"Enggak ah Mang. Emangnya aneh ya?" balas Naya.
"Enggak kok Non, keliatan lucu malahan. Jadi gemes," katanya.
"Mamang bisa aja," kekeh Naya.
"Non nanti kalau ada apa-apa langsung kasih tau Mamang ya? Online-nya Mamang cuma buat Non seorang," kata Mang Jaja.
"Lah, nggak buat isteri Mamang?" tanya Naya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boyfriend [Ending]
Ficção AdolescenteSequel "DafFania" Rafael Anton Pranata A cover by : @yongsoemt_ ~~~~~~~~~~~~ Mencintai kawan kecil tidak dilarang agama maupun negara bukan? Itu yang aku rasain sekarang. Mencintai sahabat dari kita masih kecil. Namun siapa sangka jika dirinya yang...