Saat ini, Naya tengah bersandar dibahu Rafa sembari menikmati alunan lagu yang dibawakan oleh Rafa, begitu merdu hingga seolah menghipnotis Naya untuk terus mendengarkannya.
"El? Kalau suatu waktu nanti, Naya sakit lagi gimana? Apa El tetep mau sama Nay?" tanya Naya tiba-tiba.
Sontak saja Rafa langsung berhenti memetik senar gitarnya, ditatapnya Naya dengan tatapan datar.
"Ngapain ngomong kaya gitu?" tanyanya tanpa ekspresi. Meskipun begitu, Naya justru malah takut untuk melanjutkan omongannya.
"Ya, ya kan Nay cuma tanya aja," balas Naya.
"Gue nggak suka lo ngomong kaya gituan, nggak ada obrolan lain apa selain kaya gituan?" sinisnya.
"Iya El, maaf," ucap Naya penuh sesal.
"Janji harus ditepati," ujarnya yang kemudian menyandarkan tubuhnya pada kursi taman yang ia duduki.
"Iya tau," balas Naya.
Tiba-tiba, kepalanya kembali merasa pusing. Hingga akhirnya, darah segar kembali mengalir dari hidungnya.
"Ya? Kamu mimisan lagi," ucap Rafa panik yang kemudian melepas bajunya yang kamudian langsung ia gunakan untuk mengusap darah yang keluar.
"Udah gapapa El," ucap Naya sembari mengambil alih kaos yang dipegang Rafa.
"Gapapa apanya, kamu dari tadi mimisan terus," balas Rafa dengan nada sedikit kesal.
"Paling juga cuma panas dalam aja," kata Naya.
"Nggak mungkin kalau cuma panas dalam. Aku antar kamu ke rumah sakit," ucap Rafa yang kemudian menggandeng tangan Naya untuk berdiri.
"Udah gapapa," kata Naya.
"Gapapa-gapapa, puser lo gapapa," sinis Rafa yang justru membuat Naya tertawa.
"Ga ada yang lucu, nggak usah ketawa," katanya dengan nada kesal.
"Kamu lucu El," balas Naya sembari menjauhkan kaus Rafa dari hidungnya. Ia merasa jika darah dari hidungnya sudah berhenti keluar.
Rafa tak membalas.
"Maaf ya El, gara-gara Nay, bajunya El jadi penuh darah," lanjutnya.
"Baju gue masih banyak. Gue nggak bakalan telanjang cuma gara-gara baju gue lo pake buat bersihin darah," balas Rafa.
"Iya sih, tapi kan ya," ucap Naya menggantung.
"Gapapa, kamu gapapa beneran kan?" tanyanya lagi guna memastikan.
"Iya El sayang," balas Naya sembari terkekeh.
Rafa tersenyum kemudian mengacak rambut gadisnya itu gemas. Terbesit rasa khawatir disana.
"Bersih-bersih dulu yuk?" ajak Rafa.
"Berdua sama El?" tanya Naya polos.
"Kalau kamu mau mandi bareng sih gapapa. Kalau aku iya-iya aja," balas Rafa dengan smirk andalannya.
"El mesum!" pekik Naya sembari melempar Rafa menggunakan sedotan yang bertengger di gelas hadapannya.
"Lagian kamu, tanya kaya begituan," kekeh Rafa.
"Ya kan Nay mikirnya mau bersihin muka doang, nggak sampe mandi," balas Naya mencoba membela dirinya.
"Iya deh," kata Rafa mengalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boyfriend [Ending]
Teen FictionSequel "DafFania" Rafael Anton Pranata A cover by : @yongsoemt_ ~~~~~~~~~~~~ Mencintai kawan kecil tidak dilarang agama maupun negara bukan? Itu yang aku rasain sekarang. Mencintai sahabat dari kita masih kecil. Namun siapa sangka jika dirinya yang...