Aku menyayangimu!
***
"Aku menyayangimu Anaya, aku mencintaimu. Jangan pergi."
Sunyi.
Sepi, dunia Rafa seakan berhenti saat itu juga. Saat dokter menyatakan jika Naya meninggal dunia, itu adalah hal paling menyakitkan yang pernah ia alami. Ia harus kehilangan orang yang sama untuk yang kedua kalinya.
Bolehkah waktu diputar kembali? Rafa ingin mengatakan jika ia mencintai Naya, sejuta kali dalam sehari.
Ia ingin menunjukkan pada Naya betapa besar rasa cintanya untuk Naya. Ia ingin Naya tau, jika selama ia koma, Rafa tak pernah absen dalam menemani Naya. Ia selalu ada disampingnya.
Semuanya hening, hanya suara isak tangis yang terdengar di kamar rawat Naya. Utari mulai sadar dari pingsannya, namun, ia masih tidak bisa menerima kenyataan.
Anaya, bangunlah. Semuanya yang ada disini menginginkan kamu untuk lebih lama lagi dibumi ini.
Masih dengan posisi yang sama, Rafa mencium punggung tangan Naya, seolah ia memiliki keyakinan besar jika Naya belum meninggal. Ia masih ada disini bersamanya.
Dokter juga sudah pergi meninggalkan ruangan, teman-teman Naya juga mendekat kearah brankar.
"Gue nggak nyangka lo bakal secepet ini," kata Indry.
"Lo sahabat terbaik yang pernah gue miliki Nay," lanjutnya.
"Lo calon adek ipar yang paling hebat yang pernah kita miliki Nay," kata Rachel. Farrel menatap Naya. Ia masih tidak menyangka.
Semuanya menunduk meratapi kepergian Naya. Hingga tiba-tiba. Naya langsung membuka matanya dan beralih pada posisi duduk. Napasnya terengah-engah.
Sontak saja, Rachel, Indry, Farrel, Rangga, dan Rio langsung berteriak dan terjuangkal ke belakang akibat kaget.
Begitu pula dengan Rafa. Apa maksudnya ini? Benarkah yang saat ini duduk di hadapannya adalah Naya?
Daffa, Nia, Ernan, dan Utari yang mendengar teriak yang begitu bising itu langsung menoleh. Dan benar, Naya sedang duduk diatas brankar dengan keringat yang bercucuran.
"NAYA!!!" Teriak mereka yang langsung berhambur ke pelukan Naya.
"Nay, lo masih hidup," kata Indry.
Rafa langsung memencet tombol darurat guna memanggil dokter.
"Sayang? Ini Bunda nggak lagi mimpi kan?" tanya Utari sembari mengusap pipi anaknya itu. Tangannya gemetar.
"Bun," ucapnya lirih sembari memegang tangan Bunda-nya itu.
"Ayah seneng banget," kata Ernan, ia langsung memeluk Naya dengan erat.
Dokter Adam masuk ke dalam ruangan, dan betapa terkejudnya dia kala mendapati Naya yang tengah duduk dan dipeluk oleh kedua orangtuanya.
"Naya?" panggil Adam.
"Dokter Adam," balasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boyfriend [Ending]
أدب المراهقينSequel "DafFania" Rafael Anton Pranata A cover by : @yongsoemt_ ~~~~~~~~~~~~ Mencintai kawan kecil tidak dilarang agama maupun negara bukan? Itu yang aku rasain sekarang. Mencintai sahabat dari kita masih kecil. Namun siapa sangka jika dirinya yang...