"Yoongi, kenalkan ini Jimin. Park Jimin."
Pria dua puluh lima tahun itu memutar kursi yang sedang ia duduki, untuk melihat dua pria yang baru saja memasuki ruangannya. Alisnya berkerut dengan bibir yang menukik. Kacamata yang sedang ia gunakan lalu ia turunkan ke bawah sedikit, guna melihat dengan jelas pria yang baru saja Namjoon bawa padanya.
Yoongi membenarkan lagi kacamatanya. "Seriously?"
"Ayolah. Dia ini klien kita, kau harus bersikap sopan, Yoongi. Kita harus bekerja sama." Namjoon menatap rekan kerjanya itu tak mengerti.
Pemuda itu tertawa tak tulus. "Aku tak memintanya untuk bekerja sama denganku, Namjoon-ah. Kenapa harus bersikap sopan? Dia yang membutuhkanku, bukan aku yang membutuhkannya," sahutnya, masih dengan kekehan yang menyebalkan untuk didengar.
"Astaga!" Namjoon menepuk dahi miliknya, lalu memijatnya. "Pantas saja kau belum punya kekasih sampai saat ini, berkat sikapmu itu, aku yakin tidak akan ada yang mau denganmu—sekali pun itu wanita satu-satunya yang tersisa di bumi ini."
"Woah, mengerikan," sahut Yoongi dengan nada yang begitu datar. Pria itu bahkan memutar kembali kursinya untuk melanjutkan pekerjaannya di depan komputer miliknya. "Tapi sayangnya, aku juga tidak tertarik, tuh."
Namjon mendengkus. "Pokoknya kau harus bekerja sama dengan Jimin. Dia ini anak yang baik, jangan sampai membuatnya membatalkan kerja sama. Kau mengerti?"
Tidak ada respon, dan Namjoon akan menganggap bahwa itu bentuk persetujuan Yoongi.
Satu gelengang tidak mengerti berhasil dilepaskan, Namjoon akhirnya meninggalkan ruangan itu dengan Jimin yang masih mematung tepat di belakang Yoongi.
YOU ARE READING
[M] 1. THE DEEPEST ETERNAL DREAM | ✓
Fanfiction[Completed] [Crime/Horror] "No matter who you're, I'll love and trust you for a long time." ©2018