17. Myth and Roid

2.8K 528 91
                                    

"Serius, Kim Namjoon. Kau harus membawaku ke Seoul secepat mungkin sekarang."

Yang diajak bicara lantas memijat pangkal hidung sambil mendengkus pelan saat menjawab, "Okay kita ke Seoul," Namjoon kemudian menaikkan kepalanya dan menatap Yoongi yang tak jauh darinya. "Tapi ini sudah malam, kita akan berangkat besok pagi menggunakan kereta—"

"Tidak," tukas Yoongi tak sabar. "Kalau kau tidak mau membawaku ke Seoul saat ini juga, aku akan pergi sekarang."

Namjoon mendengkus kembali, menatap sepenuhnya tak percaya. Pria itu kemudian berdiri dan melangkah sampai pada hadapan Yoongi yang baru saja mendapat perawatan luka untuk pelipis juga lengan kirinya. Lalu sesaat sampai hadapan rekan kerjanya itu, si Kim semerta-merta melipat kedua tangannya di depan dada. "Baiklah," ucapnya lirih kemudian melanjutkannya kembal dengan penuh penekanan. "Lalu apalagi yang kau inginkan? Silahkan pergi, pintunya ada di sebelah sana kalau kau tidak tahu."

Yoongi semerta-merta tersenyum tipis. Pria itu kemudian berdiri dan mengabaikan petugas rumah sakit yang masih memegang lengannya untuk merapikan bungkusan lukanya. Hoseok yang ada tak jauh dari mereka berdua pun tidak bisa berkutik—hanya bisa menyaksikan bagaimana dengan egoisnya Yoongi bertindak dan Kim Namjoon yang tidak pernah ada toleransi; untuk seputar pekerjaan yang telah Yoongi abaikan selama ini.

Lalu sesaat ingin pergi meninggalkan Hoseok dan Namjoon yang memandang Yoongi heran bercampur kesal—Yoongi dengan kalemnya menarik jaket hitam Namjoon sampai pria yang lebih tua darinya itu tertarik dan hampir kehilangan keseimbangan hanya untuk ia curi kunci mobilnya secara cepat—membuat si Pria Kim hanya bisa pasrah karena tak menyangka Yoongi akan menarik ujung jaketnya miliknya.

"Aku pinjam mobilmu, Kwajangnim!"

***

Setelah kurang lebih tiga jam lebih mengemudi, Jung Hoseok melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya menunjukan pukul sebelas lebih seperempat malam. Pada akhirnya baik Yoongi, Namjoon dan Hoseok—ketiganya pergi bersama ke Seoul menggunakan mobil Namjoon yang dikemudi oleh Hoseok. Iya, akhirnya mereka semua pergi saat itu juga setelah Yoongi berusaha untuk kabur seorang diri lagi. Namjoon saat itu terlihat tidak setuju sebenarnya. Pria itu diam-diam hanya berharap suasanya tak secanggung saat ini, di mana Namjoon yang duduk di sampingnya membaca buku dan abai, sedangkan Yoongi di kursi belakang bergerak gelisah sambil membuang pandang ke berbagai arah. Jelas ia tidak mengharapkan situasi seperti ini, Hoseok kesepian.

Namjoon jelas masih menaruh rasa kesal terhadap anggota dari divisinya yang melalaikan tugas beberapa hari ini—membuat dirinya mendapat berbagai teguran dari atasannya terkait masalah Yoongi. Namun disatu sisi pria itu juga tetap tidak bisa menjelaskan secara gamblang dari detail permasalahan yang tengah merangkum kelompoknya. Apalagi terkait Min Yoongi, ia rasa memang bukan masalah yang seharusnya ia jelaskan karena akan percuma; orang-orang pasti akan berpikiran seperti dirinya. Anggota dan divisi lainnya dari kepolisian tentu hanya menerima permasalahan yang dapat mereka pecahkan secara masuk akal.

"Yoongi hyung, sekarang kita ke mana?" Hoseok kemudian membuka suara, memecah geming.

Pria itu menahan napas sesaat. "Aku pikir kalian harus menjemput Karen," ujar Yoongi, membuat kedua rekan kerja yang duduk di depannya bergerak tak mengerti. "Jadi, turunkan aku di sini saja," ujar Yoongi lagi, mencondongkan tubuhnya pada Hoseok.

Wajahya sulit dibaca dan Hoseok yang melihatnya dari kaca yang ada di depan hanya bisa merasakan gelagak perasaan takut yang menyeruak ke dalam dadanya. "Kalian?" ulangnya tak mengerti sama sekali.

"Ya, kau dan Namjoon," Yoongi menatap serba sulit pada Hoseok yang akhirnya menghentikan mobilnya pada sisi jalan. "Karen akan menunjukan tempatnya, tapi sebelum itu aku ingin memintamu membawa satu orang lagi—Karen juga akan mengerti maksudku kalau kau sampaikan itu. Aku akan turun."

[M] 1. THE DEEPEST ETERNAL DREAM | ✓Where stories live. Discover now