[!] This chapter include be quite disturbing for some readers. Please watch your step. [!]
3000++ words.***
Setelah hampir satu jam Yoongi meninggalkan ruangan khusus untuk tim-nya di kantor kepolisian Gangnam, Hoseok dan Karen yang berada berada di dalam, tidak henti-hentinya menatap cemas pada Haru yang selama itu pula menangis. Bocah itu terus saja meracau ingin pulang, dan ingin bersama Yoongi. Biasannya Min Haru tidak pernah sekacau ini, bocah itu terbilang memiliki pribadi yang tenang dan sangat menurut, menggemaskan. Benar-benar terlihat bahwa dididik dengan baik oleh Min Yoongi.
Namun melihat ganjalnya malam ini, membuat Hoseok juga tak bisa fokus dengan pekerjaannya dan memutuskan untuk menghubungi adik Yoongi, Min Yuki, untuk membawa Haru dari kantornya. Sebab, kantor polisi juga bukanlah hal yang begitu bagus untuk anak-anak.
"Maaf merepotkan kalian berdua," Yuki membuka suaranya usai tubuhnya merangsek masuk ke dalam ruangan persegi yang cukup luas itu. Gadis itu cukup terengah, karena melakukan perjalan singkat yang terburu-buru untuk mencapai kantor polisi.
Sejak Yoongi meninggalkan apartemennya secara mendadak, Yuki bisa menebaknya bahwa barangkali memang ada yang tidak baik. Kakaknya itu benar-benar payah dalam hal menyembunyikan sesuatu, Yuki langsung bisa menebak semuanya kelewat mulus semenjak pembicaraan yang mengangkat kembali mimpi Yuki tentang ibunya membuat Yoongi dilanda gelisah berlebihan. Yuki tahu, kalau mungkin mimpi buruk itu tengah berlangsung saat ini.
"Tidak masalah," Karen tersenyum tipis, wanita itu lantas menyerahkan Haru pada Yuki yang langsung bocah itu lingkari leher gadis tersebut dengan erat. "Aku yang harusnya meminta maaf, karena kau harus datang kemari hanya karena kami berdua tidak bisa menenangkan lagi Haru. Kami kehabisan akal."
"Tidak biasanya Haru rewel seperti ini." Yuki menghela napas. Ia lantas bergerak menyamankan posisi tubuh Haru di dalam gendongannya dengan pikiran yang bercokol; apa ia harus memancing keduanya untuk bercerita sesuatu tentang kakakknya. "Memangnya kenapa Kak Yoongi menitipkan Haru di sini? Apa ada kasus mendadak? Ah, tapi kalian di sini, ya?"
"Itu—sebenarnya—"
"Terjadi sesuatu dengan istrinya di rumah," Hoseok menukas, memotong dengan cepat. Pria itu lantas mendudukan diri di atas kursi yang tak jauh dari kedua wanita tersebut saat melanjutkan, lurus, "Aku tidak tahu persis seperti apa kejadiannya, tapi yang jelas, ada yang salah dengan Park Sora, dan itu ... pasti karena Haru yang memicunya."
"Jung Hoseok," desis Karen tak menyetujui.
"Aku mengatakan hal yang sebenarnya. Kalau saja saat itu Yoongi mendengar apa yang dibicarakan Namjoon, semua barangkali tidak akan pernah terjadi sesuatu seperti ini. Apa dia tidak menyayangi kewarasan dan tubuhnya?" Hoseok mendengus pelan. "Aku memang jahat saat berbicara seperti ini, tapi mungkin aku akan lebih jahat lagi kalau tidak mencemaskan sedikit pun tentang Min Yoongi saat ini."
Tidak.
Yuki mematung di tempat, ingin sekali berteriak bahwa itu bukanlah sesuatu yang kakaknya mau. Sesuatu di dalam kepala serta batinnya memberontak; kembali mengingat percakannya dengan Yoongi lima tahun silam, tentang kebenaran yang selama ini kakaknya simpan rapat-rapat hanya karena Yuki terus bercerita tentang dirinya yang lagi-lagi harus memimpikan ibunya.
"Itu percuma," dengus Yuki, hampir terdengar begitu frustasi. "Sebenarnya, semua akan percuma kalau saja Kak Yoongi memilih jalan seperti apa yang kau katakan. Karena pada dasarnya, ia sudah terikat. Ah, bukan—maksudku, bukan hanya terikat, tetapi diikat. Jadi, bukankah semua akan sama saja jika takdirnya sudah seperti ini?"
Apa? Hoseok merengut, mencoba mencerna apa yang baru saja Min Yuki katakan melalui bibir mungilnya.
"Sekte 7 tahun lalu itu sebenarnya tidak pernah hilang. Kak Yoongi menutupi semuanya dari kalian, maka dari itu, kalian tidak tahu kan kenapa dia memilih untuk menikahi dan mengurus anak yang bahkan bukan darah dagingnya?" Yuki menegang, kemudian kedua tangannya mendekatkan tubuh Haru lebih hangat lagi saat ia kembali berbisik—hampir putus asa, "Sebab, itu mungkin pilihan yang tepat, tetapi cukup beresiko. Kau pikir bagaimana Tim-mu bisa menyelesaikan kasusnya dan mendapat penghargaan yang diberikan pada Namjoon saat itu?"
YOU ARE READING
[M] 1. THE DEEPEST ETERNAL DREAM | ✓
Fanfiction[Completed] [Crime/Horror] "No matter who you're, I'll love and trust you for a long time." ©2018