Hari kedepalan. Dan, agaknya baik Yoongi maupun Sora, keduanya masih berada dalam tahap situasi yang membingungkan. Tak saling bertegus sapa-bahkan Yoongi harus rela tak makan di dalam apartemennya sendiri dan memilih untuk lari ke kedai ramen atau malah bermalam di kantornya dengan satu bungkus jjajangmyeon. Hidupnya mulai tak tersusun dengan rapi, tetapi Yoongi malah mempertahankan kepingan yang berserakan berantakan itu tanpa berniat untuk memperbaikinya.
Pukul tujuh malam, Yoongi baru saja keluar dari ruangan kerjanya yang ada di apartemen miliknya. Pria itu lalu melempar pandang ke kanan dan ke kiri-memastikan tak ada Sora di ruangan tengahnya. Begitu terlihat seperti tidak ada siapa pun, akhirnya Yoongi keluar dengan celana training hitam bergaris putih di kedua sisinya, dengan baju lengan panjang kebesaran berwarna senada dengan celananya. Ia baru saja bangun tidur, dan perutnya terasa lapar, jadi ia memutuskan untuk ke dapur mencari makan. Pekerjaannya memang banyak menguras otak, maka dari itu, Yoongi jadi banyak tertidur karena terkadang otaknya lelah dan meminta untuk diistirahatkan.
Pemuda itu membuka lemari yang ada di dapurnya satu persatu guna mencari sesuatu yang instan untuk ia makan, tetapi rupanya, ia juga lupa untuk membeli semua persedian keperluan untuk dirinya sendiri karena pekerjaanya. Yoongi membuang napas berat, lalu dengan gerakan malas, ia akhirnya meminum air mineral yang ada di dalam lemari pendinginnya-berniat bahwa air itu akan mengganjal laparnya untuk sesaat, karena tak lama kemudian ia mengirim satu buah pesan untuk Hoseok yang memang mempunyai janji bertemu dengannya hari ini di apartemennya.
Bawakan aku makanan. Aku lapar.
Setelah pesan itu terkirim, Yoongi lalu duduk di meja makan sembari menatap ponselnya. Jemarinya sesekali membuka galeri miliknya. Di sana masih terdapat beberapa foto kasus sepekan lalu. Kang Sungjin, 22 tahun. Mahasiswa tingkat akhir Jurusan Ekonomi, alumni Daegu Scince High School, yang lulus hampir empat tahun lalu, sama dengan Park Sora, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk pindah ke Seoul dengan kakaknya.
Yoongi memijat sisi kepalanya menggunakan jari-jarinya, kepalanya sudah banyak berpikir. Dan saat ini ia sangat bingung, karena semua seolah terus memberikan petunjuk yang begitu abu.
Tak lama dari pikirannya yang melayang jauh, rungunya kemudian menangkap bahwa pintu kamar miliknya yang saat ini ditempati oleh Sora perlahan bergerak terbuka. Menampilkan gadis tujuh tahun dibawahnya itu bergerak canggung untuk keluar dari kamarnya.
Yoongi memperhatikan Sora dengan datar. Surai coklat terangnya ia ikat tinggi-tinggi-menyisakan beberapa helai anak rambutnya tersisa disetiap sisinya. Gadis itu memakai coat panjang berwarna hitam, dengan celana jeans, lengkap dengan tas punggung berukuran sedang yang sudah menggantung di pundaknya. Tunggu, mau kemana?
Seolah bisa membaca apa yang ada di dalam kepalanya, Sora kemudian berbicara. "Aku mau mengunjungi kakek dan nenekku."
Gadis itu berjalan melewati Yoongi, yang tak sama sekali pria itu tanggapi pernyataannya itu. Ia memakai sepatu miliknya yang ada di rak sepatu dekat pintu keluar, dan sebelum Sora berpamitan pada si pemilik apartemen, ia kembali berbalik dan menatap Yoongi yang masih menatapnya dengan datar.
Menggigit bibir dalamnya serta meremas sisi coat yang ia gunakan, Sora lantas kembali bersuara, "Aku sebenarnya memasak sesuatu tadi siang. Aku menyimpannya di lemari milikmu dengan kotak berwarna hijau, kau bisa makan itu."
Dan setelah Sora benar-benar pergi, Yoongi kembali mengecek lemari miliknya yang menggantung di dinding. Ia memang selalu menemukan kotak hijau itu di dalam sana, tapi ia hanya tak berpikir bahwa isinya itu adalah makanan yang Sora masak untuknya. Lalu, selama ini gadis itu kemanakan makanan itu jika sama sekali tak Yoongi sentuh?
YOU ARE READING
[M] 1. THE DEEPEST ETERNAL DREAM | ✓
Fanfiction[Completed] [Crime/Horror] "No matter who you're, I'll love and trust you for a long time." ©2018