Malam itu, Yoongi berlari kecil menuruni undakan tangga untuk sampai ke basement. Semua pakaiannya serba hitam; dari ujung kepala sampai ujung kaki. Ia berjalan dengan sedikit tergesa untuk sampai pada mobil miliknya yang terparkir di sana. Dibukanya langsung pintu mobil tersebut, ketika ia sampai pada mobil berwarna hitam. Tangannya membawa earphone yang tergeletak di dashboard. Sebelum menancap gas, ia lebih dulu menyambungkan earphone itu pada telinga dan ponselnya.
Sambil membagi fokusnya untuk mengemudi dan berusaha menghubungi seseorang di sebrang sana, ia tak henti-hentinya mengumpat sambil memukul stir mobil miliknya. Lagi-lagi kehidupan pribadinya harus bertubrukan dengan karir yang tengah ia tempuh. Itu membuatnya kesal.
Saat rungunya menangkap sambungan yang terpustus sepihak, Yoongi kemudian berdecak sebal. "Kenapa mendadak tidak bisa dihubungi?!"
Jalanan Daegu di malam hari tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa kendaraan pribadi di sekitarnya. Hari ini sudah menunjukan pukul sebelas malam, jadi hal itu sudah sangat wajar. Yoongi membawa laju mobilnya dengan kecepatan penuh tanpa kenal tujuan. Yang dilakukannya hanya memutar-mutar daerah Chimsan-ro dan melihat sekitar minimarket yang ia lalui.
Ia mencari Park Sora. Menghubungi gadis itu, yang tetap tidak tersambung alih-alih malah mendapat putusan sambungan sepihak. Ada yang tidak baik, dan agaknya menganggu kepalanya sewaktu pikirannya bercokol.
Berniat untuk menghubungi gadis itu kembali, ia malah disuguhi layar ponsel yang menunjukan panggilan dari rekannya. Namjoon, tertulis di sana. Tak lama kemudian Yoongi langsung menggesernya guna menjawab panggilan itu, sembari membetulkan sedikit posisi earphone-nya.
"Apa—" belum sempat berbicara secara utuh, si pria Min mendadak bungkam begitu Namjoon menyela.
"Datanglah ke distrik dalseo-gu. Tempat Kim Kwangseok Road. Lorong kedelapan. Aku menunggmu," Yoongi berkerut. Pikirannya bercokol, dan kemudian kepingan itu mulai bersatu membentuk satu asumsi yang tepat. "ini kasus yang sama. Dia benar-benar ada di Daegu saat ini."
Panggilangan Namjoon terputus, dan begitu juga Yoongi yang langsung membanting stir mobilnya dengan sangat kasar. Mengabaikan beberapa pengendara berdecak sebal dan mengumpat sambil memberikannya suara klakson bertubi-tubi karena mendadak berbalik arah.
"Sial!" ia mengumpat lagi sambil memukil stir-nya.
Salah satu kakinya menginjak pedal gas. Yoongi berkendara seperti orang kesetanan. Dan yang saat ini menganggu pikirannya hanya satu. Mengapa semua kasusnya terus menerus bertambah dan membuat semuanya bersangkutan? Apa selama ini asumsinya benar? Apa semua ini tebakannya tepat? Namun sayangnya, ia tidak bisa langsung memutuskan tanpa adanya bukti yang jelas.
Bekerja di salah satu kantor polisi sebagai seorang detektif di bagian kekerasan dan kriminal, Yoongi tentunya tidak bergerak sendiri. Ada Kim Namjoon yang selama ini menemaninya selama lima tahun (Ia juga menyandang sebagai kepala tim).
YOU ARE READING
[M] 1. THE DEEPEST ETERNAL DREAM | ✓
Fanfiction[Completed] [Crime/Horror] "No matter who you're, I'll love and trust you for a long time." ©2018