15. Twisted

3.4K 574 222
                                    

Matahari masih bisa terlihat begitu terang, kendati hangatnya tetap tidak begitu terasa di awal musim semi ini. Taman-taman yang dilihatnya saat itu mulai kembali dipenuhi oleh orang-orang yang sekadar untuk duduk di kursi taman yang telah disediakan. Pohon-pohon di sekitarnya mulai kembali ditumbuhi—dengan bunga-bunga yang kembali bermekaran di sekitarnya. Langitnya terang, dengan warna biru putih yang tergambar jelas di atas kepala.

Park Sora duduk di salah satu kursinya, dengan coat berwarna coklat kesayangannya yang pernah dibelikan oleh Jimin sebagai hadiah ulang tahunnya yang kesembilan belas tahun. Gadis itu memandang anak-anak kecil yang berlalu lalang di sekitarnya; tertawa, belari, bermain dan menangis. Kakinya bergerak-gerak sambil menunggu seseorang yang telah menemaninya selama hampir dua minggu berada di Seoul. Ia menunggu rumahnya, alasannya untuk tetap terus bernapas.

Pandangannya jatuh pada kedua kaki yang dibalut sepatu berwarnya hitam. Bergerak ke depan dan ke belakang dengan sesekali menyapu pasir. Saat angin berembus begitu kuat menerpa seluruh permukaan wajahnya, juga menerbangkan helai surai coklat terang miliknya—saat ini telah bercampur dengan warna hitam yang tumbuh—saat itu juga sepasang sepatu berwarna putih telah sampai pada dirinya. Pria itu berdiri dengan memegang dua buah es krim di tangannya.

"Padahal masih awal musim semi, kenapa meminta dibelikan es krim?" tanyanya, sambil memberikan es krim dengan rasa coklat pada Sora. Pria itu kemudian duduk di samping Sora dengan memakan es krim vanilla miliknya.

"Sedang ingin saja," jawabnya, senang. Ini adalah kesekian kalinya mereka berkencan, walaupun hanya sekadar berjalan di sekitar taman. "Taehyung, menurutmu apa Jimin bisa melihatku dari atas sana dengan tenang? Aku kan saat ini bersamamu."

Yang dipanggil, Taehyung, segera memalingkan wajahnya. Menatap kekasihnya kelewat tenang dengan rambut hitam yang sudah agak panjang menggelitik dahinya. "Mhm," senyumnya belum luntur. "dia akan senang kalau itu denganku."

Sora tersenyum sampai seluruh gigi depannya terlihat, kedua matanya hampir saja tenggelam. Sedang Taehyung masih mempertahankan senyumnya pada kekasihnya. Mereka tenggelam ke dalam pikiran mereka masing-masing. Sama-sama gelisah dengan masa depan yang masih berwarna abu. Entah apa yang akan terjadi dengan masa depan sehingga membuat keduanya begitu gelisah padahal mereka sudah kembali bersama.

"Kapan kau ingin kembali ke Daegu?"

Saat Taehyung bertanya, angin musim semi kembali menyapu permukaan wajah Sora sampai wajahnya tertutup surai miliknya. Gadis itu membenarkannya sebentar, kemudian menjawab, "Kalau tidak ingin kembali bagaimana?"

"Kenapa?" tanyanya masih sama-sama tak saling memandang satu sama lain.

Sora mengepal salah satu tangannya yang bebas. "Aku takut."

"Tapi, 'kan, nenek dan kakekmu—"

"Aku tidak tinggal bersama mereka—Taehyung maaf aku berbohong soal itu," jawab Sora cepat, menukas sebelum kalimat Taehyung selesai. "aku tahu kau bertanya seperti itu pasti karena ingin aku bicara jujur, bukan? Padahal kau sudah tahu sejak pergi ke Daegu dan menemuiku saat itu. Maaf Taehyung, aku telah membohongimu. Sebenarnya aku ke Daegu itu tidak pergi ke rumah kakek dan nenekku, mereka sama sekali belum aku kunjungi."

Taehyung kemudian membawa kepalanya untuk menatap Sora yang sedikit menunduk dengan surai yang menutup seluruh wajahnya. Es krim yang ada di tangan kanannya sudah mencair; jatuh tetes demi tetes ke atas tanah. Pria itu mencoba tetap tenang, kendati perasaannya luar biasa gelisah—karena, Taehyung tidak pernah sama sekali merasa mengunjungi Sora ke Daegu.

"Lalu kau di mana selama ini?"

"Kalau aku berbicara jujur, apa kau akan marah dan meninggalkanku?" tanya Sora kali ini dengan menegakkan tubuhnya dan menatap Taehyung tepat pada kedua matanya.

[M] 1. THE DEEPEST ETERNAL DREAM | ✓Where stories live. Discover now