Satu hal yang Yoongi benci sore itu adalah hujan yang turun begitu deras. Dengan awan hitam yang bertumpuk-berarak di atas kepala, membuat keadaan sekitar menjadi suram tak menentu. Udaranya semakin berat dan pengap. Orang-orang terlihat berlalu lalang di depannya dengan tangkai payung yang mereka pegang begitu erat. Tungkai mereka menginjak garis hitam putih yang ada di perempatan jalan besar, sedang Yoongi menunggu lampu merah berubah menjadi hijau dari dalam mobil miliknya.
Pria Min yang sejak tadi berada di dalam mobil tersebut tentu tak bisa tinggal diam sejak tadi. Kendati tangan kanan miliknya memegang stir mobil, kuku dari ibu jari tangan bagian kiri miliknya tak habis ia gigit dengan dilatari suara dari derasnya hujan juga windscreen wiper yang masih bergerak ke kanan dan ke kiri menggesek permukaan kaca mobil. Perasaannya gelisah, apalagi semenjak keluar dari gereja dan mendapat panggilan dari Kang Taehyun-Yoongi, benar-benar masih cukup gelisah.
Sekitar satu jam yang lalu, si Min itu baru saja bertemu dengan profiler muda tersebut. Tidak lama, bahkan tak sampai sepuluh menit mereka berbicara, tetapi efeknya cukup luar biasa meresahkan. Sebab saat itu, ia diberitahukan Taehyun bahwa alasan pria Kang tersebut bergabung ke dalam tim milik Yoongi adalah karena kakak perempuannya, yang tak lain adalah istri Kim Namjoon juga ibu dari Jungkook.
Semua dilakukan untuk menyelesaikan kasus yang berlarut sampai buat semua orang semakin digulung getir. Kakak perempuan Taehyun kini berada di dalam rumah sakit jiwa. Kim Namjoon yang memasukannya sekitar tiga tahun lalu setelah dua tahun terus memperdebatkan sesuatu yang bahkan-Taehyun sendiri pun tak tahu dengan pasti. Tak ada yang buka suara, tetapi sepertinya, semua ini memang ada kaitannya dengan anehnya tingkah laku Namjoon, dan Taehyun hanya berusaha sebisa mungkin untuk membantu demi membebaskan kakaknya.
Sebentar lagi. Sedikit lagi-hanya sedikit lagi maka semuanya usai.
Jadi, menyandarkan dahi miliknya pada stir mobil dengan perasaan yang sedikit rusak, Yoongi kemudian merasakan bahwa ponselnya baru saja bergetar menandakan adanya panggilan masuk. Tangannya dengan malas menelusup pada jaket yang ia gunakan, untuk membawa ponsel miliknya tersebut ke udara dan langsung menerimanya tanpa melihat siapa yang menghubunginya.
Si Min tersebut menempelkan ponselnya pada sisi bagian kanan kepalanya, tepat pada permukaan rungu. "Hyung-" suaranya tersendat berbisik di sana, sedikit terputus-putus dengan suara napas yang tak beraturan. Yoongi dengan cepat lantas menegakkan tubuhnya dan sekilas melihat nama Jung Hoseok tertera pada layar ponsel. Lalu kemudian ia mendengar kembali Hoseok berbicara dengan bergetar, "Cepat datang ke distrik Nowon, aku tak sanggup lagi, ini benar-benar aneh. Ini benar-benar gila."
Menelan saliva miliknya kesusahan, Yoongi lantas menahan napas. "Apa maksud-"
"Aku mengirim gambar pada ponsel-mu, coba kau lihat."
Yoongi mendesah. Lalu selanjutnya suara klakson datang membabi buta ke arah mobil Yoongi yang masih diam kendati lampu perempatan sudah berwarna hijau. Membuat si Min itu dengan cepat menarik diri untuk sesaat mengambil sirine portable yang berada di kursi belakang dan dengan cepat membuka kaca mobil miliknya untuk menempelkan benda tersebut di sisi atas mobilnya. Lampu yang mengelip berwarna merah dengan suara sedikit bising tersebut akhirnya membuat beberapa mobil mulai melarikan diri dan mengabaikan mobil Yoongi untuk tetap diam di sana selama bebera waktu.
Dalam udara yang berat dan pengap, juga remang suasana sore di dalam mobil miliknya dengan air hujan yang masih merundung keadaan sekitar, Yoongi lantas merasakan gelenyar kematian yang baru saja menghantam dadanya cukup keras.
Tangannya bergetar dengan ponsel yang menunjukkan sebuat foto yang sedikit blur tetapi cukup jelas ia lihat di sana. Ruangan yang ada di dalam foto tersebut cukup asing bagi Yoongi kenal. Tetapi lokasi yang ditunjukan Hoseok beberapa waktu lalu adalah lokasi yang sama seperti delapan tahun lalu. Kendati inti dari bangunan itu pasti berbeda lantaran bangunan yang dulu sudah pernah diratakan.
YOU ARE READING
[M] 1. THE DEEPEST ETERNAL DREAM | ✓
Fanfic[Completed] [Crime/Horror] "No matter who you're, I'll love and trust you for a long time." ©2018