07. A Beginning

1.8K 274 37
                                    

Min Yoongi jelas terlampau mengerti, tentang konsep kehidupan yang menyatakan bahwa hidup tak selamanya akan menyenangkan. Ada yang mengatakan kalau konsep tersebut di analogikan sebagai roda yang berputar—yang jelas menggambarkan bahwa ia akan selalu berputar membawa kondisimu naik-turun; di atas dan di bawah.

Setelah sekian tahun menekuni pekerjaannya, Min Yoongi sudah pernah dihadapakan masalah pelik di tengah kedamaian hidupnya. Naik dan turun, damai sampai mememuakkan. Sebagaimana ponselnya berdering membabi buta tepat tiga jam yang lalu, saat dirinya tengah menengok kondisi adiknya yang masih kritis, si Min tersebut malah mendapat panggilan dari kepolisian setempat yang sedang berpatroli, menyatakan bahwa :

[Gyejang-nim, bisa kau dan tim-mu datang ke wilayah Mapo-gu? Ada pembunuhan yang terjadi di sekitar sini. Seorang wanita, dan jika dilihat dari cara pembunuhan ini—mungkin kau akan sangat familier, sebab kasusnya hampir serupa dengan apa yang terjadi delapan tahun lalu dengan tim milikmu.]

Tentu. Siapa yang tak mengenal kasus yang hampir membuat geger nyaris satu wilayah Korea Selatan, sampai kabarnya presiden juga sempat mendengar kabar tersebut, walau sampai tak andil campur tangan karena kasusnya keburu ditutup. Sebab kenyataannya, dari Seoul hingga ke Daegu, lalu kembali lagi ke Seoul, kasus tersebut seolah tak pernah ada habisnya, terus saja mengintainya. Kendati delapan tahun berlalu, Yoongi nyatanya masih diberikan kesempatan untuk setidaknya mengambil napas tanpa perlu khawatir tersangkut di tengah kerongkongannya.

Namun saat ini semua sudah berakhir. Bernapas rasanya akan kembali jauh lebih menyesakkan. Semuanya dimulai dari sini, dan semuanya pula harus berakhir secepat mungkin.

"Usahakan tak merusak barang bukti apa pun yang ada di sini," Yoongi berujar tegas, nyaris terlihat galak. Sebab tubuh yang berdiri tegap di tengah TKP tersebut, tengah memasang wajah yang begitu keras, dengan kedua tangan yang dilipat, sembari melanjutkan, "Anggap TKP ini adalah tempat yang suci agar kalian tak sembarang menyentuh apa pun yang mempunyai peluang tinggi sebagai barang bukti yang kuat. Pangkas pembicaraan kalian, hindari percakapan yang hanya akan membuang waktu, dan jangan lupa memakai sarung tangan karet—sidik jari yang tertinggal karena ulah kalian hanya akan membuat petugas lain kerepotan nantinya."

Setelah kalimat terakhir menyembur seolah masing-masing kepala yang berada dalam tim tersebut mendapat terjangan dari air pasang. Hoseok dan Karen yang berada di sisi ketua tim mereka, barangkali hanya bisa mengembuskan napas berat di tengah udara malam yang semakin dingin. Suhunya bisa mencapai lima derajat, dan dengan semua kalimat tajam juga pandangan dingin milik Min Yoongi, Hoseok bahkan berani bertaruh kalau suasana TKP ini bisa saja beku kapan saja.

Jadi, menggigit sejenak bibir dalamnya hanya untuk sekadar mengumpulkan beberapa lapis keberanian, Hoseok lantas membuat dirinya lebih dekat dengan Yoongi saat berujar, lirih, setengah ragu, "Gyejang-nin, apa anda tidak terlalu berlebihan?" Tanyanya, cukup formal. "Paramedis dan teknisi forensik yang melihatmu seperti itu bisa saja kabur kapan saja, kalau anda galak begitu."

Namun, berharap kalau Yoongi akan melunak barang sedikit saja adalah suatu kemustahilan, apalagi di usianya yang semakin tua Yoongi terkesan lebih keras, Hoseok malah mendapat sahutan, "Tidak peduli," katanya, semakin dingin dan lurus. Ia tak mengalihkan atensinya pada mayat yang tergantung di dinding dengan luka koyak di perutnya, sedang darahnya bahkan masih menurun segar di dinding yang ada di balik punggung korban, sampai lantai, saat melanjutkan,  "Aku tadi mengatakan apa, Hoseok-ah? Hindari pembicaraan tak berguna. Aku yakin telingamu masih berfungsi dengan baik untuk mendengar itu."

Lantas selanjutnya, hanya ada helaan napas pendek dan berat saat Hoseok akhirnya merespon, lirih, "Aye, aye, Captain. Maaf."

Si Pria Jung tersebut lantas pergi dari sisi Yoongi untuk mendapat beberapa data tentang korban. Menyisakan Yoongi dan Karen yang masih meneliti sembari menemukan beberapa petunjuk tentang korban yang tergantung tersebut. Beberapa petugas lainnya masih terlihat sibuk, masih bertugas menyelesaikan pekerjaannya masing-masing, sebelum paramedis akan mengangkut mayat tersebut untuk di autopsi.

[M] 1. THE DEEPEST ETERNAL DREAM | ✓Where stories live. Discover now