19. Not Over

2.6K 439 57
                                    

"Aku harus segera menemui pria bernama Kim Seokjin."

Ketika Namjoon hendak pergi dari lorong rumah sakit yang ia singgahi beberapa saat lalu bersama Hoseok, langkahnya mendadak terhenti semerta-merta ketika rekannya menyela, "Kau yakin baik-baik saja, hyung?"

Pria itu menghela napas secara kasar. Sebenarnya dia tidak baik-baik saja, ada gejolak aneh yang membuat badannya terasa terbakar. Kejadian yang baru saja ia lihat dengan matanya sendiri membuat segala asumsi juga kewarasan yang selama ini ia pertahankan meluruh begitu saja. Song Karen adalah wanita yang taat dan kuat—ia meyakini hal itu. Namun, apa yang baru saja ia saksikan; melihat gadis itu hampir meregang nyawanya sendiri akibat pil tidur— yang kemudian tersedak sampai menghentikan aliran napasnya, Namjoon jelas kebingungan. Karen tidak akan melakukan hal semacam itu.

Ada apa? Apa yang sebenarnya terjadi?

Hoseok yang ada disampingnya tak kalah kalut seperti dirinya, wajahnya menyembunyikan banyak hal yang malah terlihat begitu kentara; bahwa pria itu sedang tak baik-baik saja lantaran wanita yang kini masih dalam pemeriksaan di dalam sana. Apalagi saat Hoseok mengatakan bahwa Karen overdosis, Namjoon jelas tak menyangka—walaupun akhirnya asumsi Hoseok tentang itu tak sebetulnya benar. Karena Song Karen, bukan overdosis obat-obatan, melainkan tersedak beberapa pil tidur yang kemudian tercecer di sekitar kamarnya. Namun tetap saja, hal itu membahayakan nyawanya.

Namjoon melihat lagi secarik kertas yang ia temukan di dalam saku jaket milik Karen; sebuah alamat dan nama seseorang yang sempat ia sebutkan dengan jelas namanya beberapa saat lalu. Kim Seokjin; seorang Pastor, lalu pria itu mengingat kembali ucapan Yoongi bahwa dirinya harus menjemput satu lagi seseorang yang dapat membantunya.

Lalu tepat tatkala badannya berbalik untuk menatap Hoseok dengan jelas, sembari memberi beberapa kali tepukan di pundaknya sebagai penenang untuk rekannya itu, Namjoon dengan lirih berujar, "Aku harus pergi. Jika hal ini akan membuat anggotaku dalam bahaya—aku harus menyelamatkannya."

//

"Ya Tuhan. Biarkan masing-masing dihakimi menurut perbuatannya. Biarkan ganjaran menurunkan perbuatan penuh dosa. Biarkan masing-masing membayar untuk perbuatannya. Bawa keadilan-Mu atas mereka. Siksa mereka sampai tak bisa bangkit lagi. Amen. Terpujilah Tuhan."

Yang terjadi sesaat sebelum pukul dua belas malam tercetak jelas, adalah semuanya masih begitu baik-baik saja. Bahkan ketika Namjoon menemukan sebuah gereja tua yang terletak di tengah-tengah hutan lengkap dengan seorang Pastor yang seperti sudah mengetahui semuanya, menunggu dirinya, semuanya jelas masih bisa dikatakan baik-baik saja. Tidak seperti apa yang ia tengah saksikan saat ini; seolah kewarasan di peras hingga tak menyisakan barang sedikit saja untuk dipertahankan, Namjoon jelas ingin limbung begitu pintu yang ada tepat di belakang tubuhnya tertutup dengan kasar dan menimbulkan suara debuman yang begitu memekakan pendengarannya.

Kim Seokjin terlihat berdiri tegak, satu tangannya memegang sebuah kalung dengan simbol salib yang ia acungkan ke arah Yoongi yang berada di tengah-tengah simbol pentagram dengan balutan api biru, api milik satan. Sedang satu tangannya lagi, Namjoon melihat Seokjin menggunakannya untuk meremas kuat-kuat pakaian serba hitamnya di bagian dada. Kesakitan.

[M] 1. THE DEEPEST ETERNAL DREAM | ✓Where stories live. Discover now