12. The Guest

3.2K 649 163
                                    

"Apa yang dia katakan?"

Namjoon mengembus napas berat dan sesudahnya ia menoleh ke arah Hoseok yang bertanya padanya. Tadi itu dia baru saja menghubungi Karen yang berada di Seoul karena tugas yang Namjoon berikan, dan ia menanyakan perihal keadaan Yoongi yang ternyata tiba-tiba saja meluncur ke Seoul karena berita kematian Park Sora. Semuanya menjadi semakin rumit dan kacau pasca kejadian jatuhnya Yoongi sampai menghilangkan kesadarannya selama delapan hari.

Hoseok masih menatap Namjoon yang akan memberikannya jawaban, kendati yang ditanya itu malah membuang napas semakin berat untuk kesekian kalinya. Tidak benar-benar ingin menjawab pertanyaan Hoseok.

"Hyung!" teriak Hoseok, geram. Pada akhirnya. "Yoongi hyung mengabaikanku, dan jangan sampai kau juga seperti itu," ujarnya sedikit merajuk.

"Yoongi bersama Karen. Mereka berdua ada di rumah duka untuk menemui Sora," jawab Namjoon pada akhirnya. Sedikit kesal.

"Jadi—gadis itu benar-benar mati?"

"Memang apa yang kau harapkan jika menemui tubuh seseorang mengapung di sungai dengan kulit yang sudah membiru juga tubuh yang begitu kaku?"

"Aku hanya tidak menyangka, hyung." Koreksi Hoseok pada kalimat awalnya. Ia memang benar-benar tidak menyangkanya, dan dapat dipastikan bahwa saat ini Yoongi benar-benar merasa terpukul mengingat bahwa adik teman baiknya yang harus ia lindungi secara mati-matian itu malah ditemukan bunuh diri saat Yoongi lengah.

"Aku juga sama tidak menyangkanya," Namjoon memijat kepalanya sendiri. "kalau begini jadinya, akan semakin sulit menemukan siapa dalang dibalik ini semua. Sora telah tiada, dan kali ini siapa yang menjadi tujuan Taehyung kalau bukan gadis itu? Sudah jelas jika kita semua berasumsi bahwa Kim Taehyung yang ada di balik ini semua—semua akan bersangkutan pada gadis itu."

Hoseok mengangguk, menyetujui. "Kalau begitu, apa yang Taehyung harapkan sekarang? Persembahan itu untuk apa kalau Sora sudah tidak ada? Sekte ini sebenarnya untuk apa?"

Namjoon mendengkus lelah dengan pertanyaan bertubi dari ceruk bibir Hoseok. "Aku juga tidak tahu," lalu pria itu terlihat mengeluarkan lima buah foto dari dalam laci meja kerjanya. Hasil dari investigasinya beberapa hari kemarin dengan Hoseok. Berdua, karena Yoongi yang masih mengabaikannya sampai saat ini—karena baik Namjoon dan Hoseok yang tidak percaya dengan apa yang pria itu jelaskan tempo lalu mengenai dirinya bisa terbaring koma. "Pembunuhan ini masih berlangsung, dan dua hari yang lalu adalah yang terakhir kalinya kita temui."

Hoseok melihat deret foto-foto itu di atas meja kerja Namjoon. Siang memang masih menemani, kendati sore hari sebentar lagi akan menyapanya, tetapi rasanya ia meyakini bahwa saat ini kulitnya telah dijilati sesuatu yang bernama kengerian absolut. Kelima foto itu menampilkan sesuatu yang sama. Pembunuhan, tubuh yang disalib dengan darah yang membanjir diseluruh permukaan kulit. Namun yang membedakannya kali ini adalah semua korbannya seorang wanita, tanpa busana, juga angka-angka yang terukir di dahinya. Satu sampai dengan lima, dengan jeda pembunuhannya satu hari.

Berengsek!

Namjoon bahkan sampai harus menahan mati-matian emosinya meledak saat dirinya terjun langsung ke dalam TKP setiap kali korban ditemukan. Ia hanya marah—pada dirinya, pada dunia dan bahkan pada Tuhan yang ia anggap ada tanpa berniat untuk menyembahnya. Pembunuhan ini terlalu keji, menjijikan dan membuat perut mual. Si pelaku kerap kali mempermainkan pihak kepolisian—atau malah justru mempermainkan Namjoon juga timnya. Ia tidak tahu jelas dan yang ia tahu hanya membencinya dengan teramat.

"Apa akan ada yang ke-6 setelah kematian Sora, hyung?" tanya Hoseok memecah lamunan ketua timnya itu dengan tangan yang tak lagi mengepal kuat.

[M] 1. THE DEEPEST ETERNAL DREAM | ✓Where stories live. Discover now