Semenjak Zayn dan Diana resmi berpacaran,setiap kali mereka jalan bersama di koridor sekolah,setiap murid selalu memperhatikan mereka. Tak jarang banyak yang membicarakan tentang mereka.
Ada yang bilang mereka pasangan yang serasi,pasangan sempurna karena Zayn yang tampan serta pintar dan Diana yang cantik juga pintar. Bahkan tak sedikit pula yang merasa iri pada mereka.
Beberapa murid perempuan berharap kalau merekalah yang menjadi kekasih Zayn,alangkah beruntungnya Diana memiliki Zayn.
Begitu pula yang diharapkan pada murid laki-laki. Menurutnya,Zayn sangat beruntung memiliki gadis pintar dan ramah seperti Diana.
"Zayn" ucap Diana yang berada di rangkulan Zayn. "Um?" Zayn menoleh kearah kekasihnya.
"Kenapa mereka memperhatikan kita terus?" ucap Diana yang mulai merasa agak risih karena tatapan dari para murid disana.
"Karena aku tampan dan kau cantik" ucap Zayn asal.
"Oh ayolah,Zayn,aku serius" Diana rolled her eyes.
Zayn terkekeh pelan. "Ya itulah resikonya jika kau menjadi kekasih dari orang seperti ku" ucap Zayn mengedipkan sebelah matanya.
"Terserah" ucap Diana yang langsung melepaskan rangkulan Zayn dan berjalan mendahuluinya.
Zayn hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum melihat tingkah kekasihnya.
***
Diana's"Kita mau kemana?" tanyaku dibelakang pundak Zayn yang sedang menyetir motornya.
"Tidak tau" ucap Zayn asal. "Aku ingin es krim" ucapku dengan suara manja.
"Boleh juga,baiklah kita ke kedai es krim di ujung jalan ya" ucap Zayn langsung menaikkan kecepatannya.
"Pelan-pelan Zayn" ucapku memukul pundak Zayn pelan. Zayn teetawa saat aku memukul pundaknya.
*
"Aku ingin es krim strawberry with caramel " ucapku pada pelayan. "Kau mau apa Zayn?" lanjutku pada Zayn."Aku ice coffee caramel saja" ucap Zayn pada pelayan.
"Baik,di tunggu ya pesanannya" ucap pelayan itu mengambil menu dari tangan kami dan segera berlalu.
"Tau tidak" ucap Zayn menggantungkan kalimatnya. "Apa?" ucapku menautkan kedua tangan di dagu.
"Aku sangat beruntung sekali mempunyai kekasih sepertimu" ucapnya tersenyum.
Aku hanya tersenyum malu mendengar ucapannya,Zayn berhasil membuatku blushing dengan kata-katanya barusan. Aku merasa kupu-kupu diperutku berterbangan.
"You are blushing" ucapnya mencolek hidungku. "Apasih" ucapku mengibaskan tangannya.
"Ini dia pesanan anda" ucap pelayan itu meletakan pesananku dan Zayn di meja,sebelum akhirnya iya pergi.
Kau tau,aku sangat merasa bahagia dan beruntung sekali mempunyai kekasih seperti Zayn. Dia sangat baik.
Aku sangat mencintai Zayn,bahkan aku tidak yakin kalau aku bisa hidup tanpa dirinya.
Aku tidak sangkup membayangkan bagaimana hari-hariku kelak jika aku sudah tidak bersamanya. Bagaimana mungkin aku bisa hidup tanpa senyumannya yang menawan,matanya yang teduh,pelukkan hangatnya yang bisa membuatku tenang.
Aku tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya aku jika Zayn pergi dari sisiku. Aku mencintainya,sangat. Bahkan melebihi cintaku pada diriku sendiri.
Oh Tuhan,ku harap akulah yang di takdirkan dengan Zayn. Aku ingin terus bersamanya sampai lulus dari senior hight school bahkan kalau bisa terus hingga ia melamarku kelak.
Author's
"Diana" ucap Zayn memanggil kekasihnya yang masih melamun. "Diana" kini Zayn mulai mengguncangkan tangan Diana lembut.
"Ah y-ya,apa?" ucap Diana mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Kau melamun?" tanya Zayn. "T-tidak" ucap Diana terbata. "Kalau begitu,kenapa kau diam saja?" ucap Zayn.
"Tidak,aku tidak apa-apa" ucap Diana tersenyum. "Yakin?" Zayn menaikan satu alisnya.
"Sure" ucap Diana mengangguk yakin dan tersenyum.
"I love you Diana" ucap Zayn tersenyum dan memegang tangan kanan kekasihnya.
"Love you too Zayn" ucap Diana menyunggingkan senyum manis di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things
FanfictionSemua kejadian ini membuatku merasa terpuruk. Bahkan untuk melanjutkan hidupku pun rasanya malas. Aku merasakan ada lubang besar di hatiku yang terus menerus melebar. Entah sampai kapan,tapi kemudian... dia datang dengan caranya sendiri. Mengubah se...