Memories (part 1)

226 11 0
                                    

"Zayn" ucap Diana lirih. "Uhm?" Zayn bergumam tanpa mengalihkan pandangannya dari layar televisi.

"Apa kau mencintaiku?" ucap Diana menoleh kearah lelaki disebelahnya. Zayn mengalihkan pandangannya dari televisi dan menatap Diana tepat di manik mata coklat milik Diana.

"Aku mencintaimu,sangat" ucap Zayn yakin dan mencium puncak kepala Diana lama. Diana tersenyum simpul saat Zayn menciumnya.

**
Diana dan Gwen berjalan menyusuri koridor sekolah mereka untuk menuju kelas pertama mereka.

"Kau datang ke pesta dansa sabtu nanti?" ucap Gwen sambil memasukkan tangan ke saku jaketnya.

"Entahlah" Diana mengedikkan bahunya. "Aku sepertinya tidak datang".

Gwen memberhentikan langkahnya di depan Diana dan sontak membuat Diana berhenti. "Wait,why?"  ucap Gwen.

"Aku malas" ucap Diana singkat dan berlalu mendahului Gwen. Gadis itu segera mengejar sahabatnya untuk mensejajarkan jalannya.

"Kenapa? kan ada Zayn" ucap Gwen menyenggol bahu Diana. "Entahlah. Lihat saja nanti" ucap Diana santai.

"Kau sendiri bagaimana? kau datang?" tanya Diana. "Iya,aku kan salah satu panitia acara itu Diana" ucap Gwen memutar kedua matanya.

Diana hanya membulatkan mulutnya membentuk huruf O dan menganggukkan kepalanya.

**
Hari ini acara pesta dansa sekolah diselenggaran. Sejak tadi siang,Diana sibuk dengan dirinya sendiri yang tidak tau harus memakai gaun apa untuk datang kesana.

"Apa yang kau lakukan sayang?" ucap Mrs. Hood yang melintas di depan kamar Diana yang pintunya terbuka lebar.

"Mom" ucap Diana menoleh. "Aku tidak tau harus mengenakan pakaian apa untuk pesta dansa nanti malam" ucap Diana memajukan bibir bawahnya.

Mrs. Hood berjalan mendekati putri sulungnya yang sedang sibuk mengobrak-abrik isi lemari. "Sini,mom bantu carikan" ucap Mrs. Hood lembut.

Setelah beberapa kali mencoba berbagai macam gaun yang pantas,akhirnya Diana menemukan gaun yang cocok yang akan ia pakai untuk pesta nanti malam.

**
Diana sudah bersiap sedari tadi dan hanya tinggal menunggu Zayn menjemputnya dirumah.

"Mau kemana kau?" ucap Calum menghampiri Diana yang duduk di sofa. Diana hanya menatap Calum sekilas dan mengalihkan pandangannya.

"Aku bicara padamu Diana Hood" ucap Calum mulai menyalakan televisi di hadapannya. "Bukan urusanmu,Calum Hood" tutur Diana meniru gaya bicara Calum.

Ting..tong..

"Biar aku saja,itu Zayn" ucap Diana pada Calum yang sudah siap berdiri untuk membukakan pintu.

"Aku pergi dulu ya,sampaikan pada mom aku akan pulang pukul 10pm paling lama" ucap Diana cepat dan mengecup pipi kanan adiknya.

Calum memperlihatkan ekspresisi jijik saat dicium oleh Diana. "Ya" ucapnya malas dan memegangi pipinya untuk menghapus jejek bekas lipstik Diana.

Diana berjalan dengan penuh semangat menuju pintu depan dan membuka pintu tersebut dengan senyum yang mengembang begitu lebar ketika melihat seorang lelaki dengan setelan tuxedo hitam dan kemeja putih di dalamnya.

Pemuda itu tersenyum kearah Diana dan melebarkan lengannya agar Diana bisa mengapit lengannya itu. Mereka berjalan beriringan menuju motor vespa matic berwarna hitam.

**

Zayn memarkirkan motornya di halaman parkir London High School dan kemudian berjalan menuju aula tempat acara tersebut diselenggarakan.

Semua mata di dalam ruangan tersebut menatap takjub kearah Zayn dan Diana yang baru datang. Rupanya pesta dansa tersebut hampir dimulai. Semua orang menatap Diana yang mengenakan dress berwarna hijau tosca dan Zayn yang memakai setelan tuxedo hitam dengan kemeja putih di dalamnya.

"Mau berdansa?"ajak Zayn pada Diana. "Aku tidak bisa berdansa,Zayn" ujar Diana ragu.

"Kau pikir aku bisa?" ucap Zayn terkekeh. "Tapi tidak ada salahnya mencoba kan?" lanjutnya.

"Baiklah" Diana mengangguk menyetujui ajakan Zayn.

Mereka berdua berjalan ke tengah lantai dansa yang sudah mulai di kerumini oleh banyak orang dengan pasangan mereka masing-masing.

Gerakan Zayn dan Diana terlihat cukup kaku diantara para pasangan dansa yang lain. Tak jarang mereka mendapat tatapan dan cibiran dari orang-orang disana.

"Zayn" ucap Diana yang sudah merasa tidak nyaman dengan tatapan disekitarnya.

Seakan tau dengan apa yang Diana pikirkan,Zayn menarik Diana keluar dari kerumunan dan menuju keluar aula sekolah.

Mereka berjalan menuju taman yang berada di halaman sekolah. Taman itu tampak indah pada malam ini,karena di taman tersebut di hiasi lampu-lampu sebagai penerangan.

"Kita berdansa disini saja" ucap Zayn ketika berada di tengah-tengah taman tersebut.

"Tapi,bagaimana deng--" ucapan Diana terpotong oleh Zayn. "Sshh" ucap Zayn meletakan telunjuknya dibibir Diana.

"Kita bisa berdansa tanpa di iringi lagu" ucap Zayn. "Ayo" Zayn meletakan kedua tangan Diana di bahunya dan meletakan kedua tangannya di pinggang Diana.

Mata mereka kini saling berhadapan,mereka bergerak ke kiri dan kanan dengan beraturan diterangi cahaya bulan dan lampu di taman itu.

Diana menyunggingkan senyum diwajahnya. "Ini sangat romantis" ucap Diana pelan,bahkan terdengar seperti berbisik.

"Aku mendengarnya" ucap Zayn tersenyum dan membuat pipi Diana memerah.

"Kau cantik saat blushing Diana" ucap Zayn yang membuat Diana merasakan jutaan kupu-kupu berterbangan di perutnya.

Little ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang