Keluarga Hood pagi ini sedang melakukan rutinitas mereka di pagi hari,apalagi jika bukan sarapan bersama. Calum sedari tadi sibuk dengan roti lapis buatan ibunya yang menjadi salah satu makanan favorit Calum. Mr. Hood juga sedang sibuk membaca koran paginya sambil sarapan sebelum pergi bekerja dan istrinya,Mrs. Hood sedang sibuk membuat susu untuk kedua anaknya. Sementara Diana adalah orang terakhir yang menghampiri meja makan.
"Morning mom" ucap Diana menghampiri ibunya yang berada di counter dapur dan mencium pipi ibunya itu. 'Morning sayang" balas Mrs. Hood.
"Morning dad" ucap Diana menghampiri ayahnya dan mencium sebelah pipinya. "Morning" ucap Mr. Hood tanpa mengalihkan pandangannya dari koran pagi yang sedang ia baca.
"Morning adik kecil" ucap Diana mengacak-acak rambut Calum dan duduk di sampingnya. "Aku bukan adik kecilmu lagi" ucap Calum sarkastik. "Jadi kau bukan adik ku? ya,Tuhan. Jadi kau anak siapa,Cal?" ucap Diana di buat-buat.
"Terserah" ucap Calum malas.
Diana mengambil roti isi yang sudah di siapkan oleh ibunya dan mulai memakannya secara perlahan. Mrs. Hood datang ke meja makan dengan dua gelas susu coklat di genggamannya dan meletakkan gelas berisi susu tersebut di hadapan Calum dan Diana.
Ting..tong..
"Mom,dad aku berangkat dulu ya" ucap Diana seraya meneguk susunya sampai habis. "Kau berangkat dengan siapa,Di?" ucap Mrs. Hood. "Harry" ucap Diana bangkit dan mencium pipi ibu serta ayahnya untuk pamit pergi ke sekolah.
"Tungguuuu! aku ikut" ucap Calum yang langsung berlari menyusul Diana. "Mom,dad aku pergi dulu" ucap Calum sedikit berteriak"
**
"Diana,kau mau ke kantin tidak?" ujar Gwen pada sahabatnya itu.
"Duluan saja,nanti aku menyusul" ucap Diana yang masih membereskan barang-barangnya.
"Baiklah" ucap Gwen dan langsung meninggalkan Diana di dalam kelas.
Diana melangkahkan kakinya menyusuri koridor sekolah menuju kantin sekolah. Namun langkahnya terhenti saat menyaksikan suatu objek yang menarik perhatiannya. Diana melihat Zayn dan Rebecca sedang beradu mulut satu sama lain,sepertiny adal masalah yang sangat serius antara Rebecca dan Zayn.
Di dalam hatinya,Diana ingin sekali mendengar percakapan mereka dari dekat,tapi Diana mengurungkan niat karena menurutnya tidak penting juga mencampuri urusan mereka,terlebih jika hal itu menyangkut tentang dirinya.
Diana membalikan badannya bermaksud untuk meninggalkan tempat itu,tapi sosok Harry berada tepat di hadapannya dan membuat Diana terkejut. "Harry!" ucap Diana terlonjak kaget. "Kau mengagetkanku" desis Diana memukul lengan Harry.
"Maaf" ucap lelaki berlesung pipi itu tersenyum dengan gigi yang putih merona. Harry melihat ke arah belakang Diana yang terdapat Zayn dna Rebecca yang masih beradu mulut di kejauhan.
"Jadi kau sedang asik melihat sepasang kekasih yang bertengkar?" ucpa Harry menggoda Diana. "Apa sih,Haz. Ayo kita pergi" ucap Diana menarik tangan Harry untuk pergi meninggalkan tempatnya dan Harry berdiri.
***
Harry's
Entah apa yang membuatku akhir-akhir ini selalu memikirkan seseorang yang selalu bersamaku hampir setiap saat. Diana,gadis berparas asia itu selalu menghantui pikiranku kapan saja. Senyumnya,matanya yang berwarna coklat gelap serta tawanya yang renyah terngiang di dalam otak ku setiap saat.
Aku merasa sebuah kenyamanan jika bersamanya,aku selalu merasa bahagia jika ada di dekatnya. Aku tidak bisa berhenti tersenyum ketika melihatnya walau dari jauh. Gadis itu mampu membiusku dengan senyuman manis yang menghiasi wajahnya. Gadis itu mampu menghipnotisku jika melihat matanya yang berwarna coklat. Gadis itu mampu membuatku seakan melayang saat mendengar suaranya. Gadis itu seperti alkohol yang memabukan saat aku mendengar suara tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things
FanfictionSemua kejadian ini membuatku merasa terpuruk. Bahkan untuk melanjutkan hidupku pun rasanya malas. Aku merasakan ada lubang besar di hatiku yang terus menerus melebar. Entah sampai kapan,tapi kemudian... dia datang dengan caranya sendiri. Mengubah se...