Back to New York

175 10 0
                                    

Harry's

Aku sedang berbaring di atas kasurku sambil membaca sebuah novel Harry Potter yang sebenarnya sudah aku baca berkali-kali. Tapi entah kenapa aku masih saja suka membaca novel tersebut. Oh mungkin karena nama kami sama-sama Harry.

"Harry,mom memanggil mu" seru Gemma dari balik pintu kamarku.

Aku menghentikan aktivitasku dan beranjak bangkit dari tempat tidur untuk menemui mom di bawah.

Setelah menuruni satu persatu anak tangga,aku menuju ruang tengah dan menemukan mom,Gemma dan dad sudah berkumpul disana.

"Ada apa?" ucapku menempatkan diri duduk di samping Gemma dan langsung berhadapan dengan kedua orang tuaku.

Aku melihat mom dan dad saling bertukar pandang satu sama lain. Aku menoleh kearah Gemma,sementara dia hanya mengedikan bahunya acuh.

"So?" ucapku yang mulai tidak tahan dengan keheningan yang melanda.

Dad menghela napas berat,sementara mom meremas tangan dad kuat-kuat.

Oh Tuhan,ada apa ini? apakah mereka ingin mengatakan kalau aku ini adalah anak angkat mereka? atau yang lebih parahnya lagi,mereka ingin bercerai?. Tidak,itu tidak mungkin.

"Ayolah,Harry. Jangan berpikiran yang tidak-tidak dengan keluargamu" batinku berkata.

"Mom,dad. Please tell us,what happen?" ucapku makin penasaran.

Aku menoleh sekilas kearah Gemma. Lagi. Gemma menatapku dengan pandangan yang sulit diartikan. Aku hanya bisa menghela napas perlahan.

Dad berdeham sejenak dan mulai membuka suara. "So,we have to go back to New York" ucap dad.

"What?!" pekik ku tidak percaya. Aku menoleh kearah Gemma,dan percaya atau tidak,dirinya terlihat biasa-biasa saja,tidak terkejut sedikit pun sepertiku.

"You must be joking,dad and this isn't funny anymore" ucapku tertawa sumbang.

"Its not joking,Harry" sanggah mom.

"What the hell" gerak bibirku sambil menatap Gemma lagi. Dan Gemma hanya mengangguk sambil menatapku. Aku yakin pasti Gemma sebelumnya sudah mengetahui ini semua.

"Dad di pindahkan tugas kembali di New York,maka dari itu kita harus kembali lagi kesana" jelas ayahku.

"No,dad. I wont" ucapku membantah perkataan dad. "Aku sudah betah tinggal di London. Lgi pula sebentar lagi kan aku akan menghadapi ujian kelulusan" protesku.

"Kita pindah setelah kau ujian,Harry" tambah mom. "Oh,bahkan ujiannya akan di laksanakan minggu depan" ucap Gemma datar.

"Terserah kalian sajalah" ucapku dan pergi meninggalkan mereka di ruang tengah.

Aku melangkah kan kakiku menuju balkon begitu sampai di kamar. Menghirup udara kota London yang sebentar lagi akan ku rindukan. Menatap langit malam kota London yang bertabur bintang yang sebentar lagi tidak dapat aku lihat.

Kurasa tidak ada bedanya antara langit malam kota London dan New York jika sedang di penuhi bintang. Masa bodo lah,intinya aku lebih mencintai London di banding tempat kelahiranku sendiri.

Banyak hal yang membuatku jatuh cinta dengan kota ini. Terlebih dengan seorang gadis yang rumahnya tepat berada di hadapanku saat ini. Terlalu banyak kenangan yang akan aku rindukan jika aku meninggalkan kota ini secepatnya.

"Argh!" aku mengacak rambutku kesal dan menundukan wajahku. I won't be leaving.

Aku merasakan mataku sedikit memanas. Tidak,tidak mungkin aku menangis hanya karena masalah seperti ini. Bahkan saat aku pindah dari New York,aku sama sekali tidak menangis.

Little ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang