Diana sedang berdiam diri di dalam kelas sendirian sambil menatap ke luar jendela yang sudah penuh tertutupi oleh rintikan hujan. Mata coklat miliknya memperhatikan tetesan hujan yang mengalir di luar jendela,pikirannya pun kini sedang melayang jauh entah kemana.
Di koridor sekolah,seorang Zayn Malik sedang melangkahkan kakinya dengan buru-buru untuk meninggalkan sekolah.
Namun langkahnya terhenti begitu dirinya berada di depan kelas Diana dan mendapati gadis itu berada di dalam kelas yang sudah kosong.
Tanpa pikir panjang,Zayn berjalan mendekati tempat Diana duduk. Deru langkah kaki Zayn yang menggema di seluruh ruangan yang telah sepi tersebut membuat Diana sedikit tersentak dengan kedatangan Zayn.
"Uhm.. kau sedang apa disini?" ucap Zayn ragu begitu dirinya berdiri di hadapan Diana.
Dina terdiam beberapa detik menatap Zayn. "Menunggu Calum dan Harry" ucap Diana. "Kau sendiri sedang apa?" lanjutnya.
Zayn menarik kursi yang berada di dekatnya dan duduk di hadapan Diana. "Aku baru akan pulang" ucapnya.
"Lalu kenapa kau berada disini?" ucap Diana sarkastik.
"Aku hanya ingin menemanimu" ucap Zayn.
Diana menggeleng. "Tidak perlu,Zayn. Aku bisa sendiri,lagi pula sebentar lagi Calum dan Harry juga akan datang" tukas Diana.
Harry's
Aku dan Calum berjalan beriringan menuju kelas Diana. Aku yakin pasti gadis itu akan memarahiku dan Calum karena terlalu lama membuatnya menunggu.
"Haz,i wanna pee" sudah pasti itu rengekan Calum. "Lalu aku harus apa? kau bisa kan pergi ke toilet sendiri" ucapku cuek.
"No,i'm scared to go to the toilet alone" rengek Calum sambil memegang bagian tengah celananya. Aku yakin ia sedang menahan diri untuk buang air kecil. Aku mengehela napas berat. "Baiklah" ucapku datar.
Sejurus kemudian Calum sudah menarik tanganku dan berjalan dengan cepat menuju toilet yang berada di ujung koridor.
Begitu sampai di depan toilet,aku memilih untuk menunggunya di luar. Wajar saja jika Calum merasa takut pergi ke toilet sendiri,lihat saja suasana sekolah yang begitu sunyi dan hanya di hiasi oleh suara rintikan hujan dari luar.
Aku mengedarkan mataku ke seluruh penjuru koridor sekolah,berharap tidak ada hal aneh yang bisa saja terjadi di hadapanku. Tapi aku merasakan leher belakangku terasa tertiup oleh angin yang membuatku sedikit merasa merinding. Jujur saja aku merasa sedikit takut saat ini,terlebih Calum yang terlalu lama berada di dalam toilet.
"Cal,sudah belum?" ucapku sedikit berteriak untuk memecahkan keheningan.
"Cal,cepatlah" ucapku berteriak lagi. Namun tidak ada respon apa pun dari Calum.
Aku memutuskan untuk menyusulnya ke dalam toilet,takut-takut jika Calum tiba-tiba saja tenggelam di dalam kloset atau mungkin terjatuh dan kemudian dia pingsan.
"Cal,kau i--Aaaaaa!!!!"
"Aaaaaa!!!"
"Aaaaaa!!!"
"Aaaaaaaaaaa!!!!"
"Bodoh,untuk apa kau berteriak?" ucapku menjitak kepala Calum.
"Aku berteriak karena kau berteriak. Kau sendiri kenapa berteriak juga?" ucapnya dengan wajah bodoh.
"Aku berteriak karena aku terkejut melihatmu"
"Aku juga terkejut melihatmu,Haz" ucap Calum ekspresi yang tidak bisa di jelaskan.
"Kau ini kenapa lama sekali di dalam? ayo cepat kita susul Diana" ucapku tidak sabaran.
"Tadi seleting celanaku susah sekali untuk di tutup,maka dari itu sedikit lama" tutur Calum.
"Bodoh,ayo cepat" aku menarik tangan Calum dan berjalan cepat menuju tempat Diana. Aku berani bersumpah kalau gadis itu pasti akan mengutuk ku dengan Calum karena terlalu lama membuatnya menunggu.
"Maaf membuatmu lam--". Ucapanku terputus begitu aku melihat Zayn dan Diana sedang berada di dalam kelas yang sudah sangat sepi.
"Zayn?" pekik Calum begitu menyadari Zayn berada disana dengan Diana.
Zayn dan Diana menolehkan kepala mereka bersamaan begitu mendengar suara Calum yang menyebut nama Zayn. Sementara Calum berjalan mendekati mereka,aku hanya berdiri mematung di ambang pintu kelas Diana.
"Apa yang kau lakukan disini,Zayn?" ucap Calum pada Zayn. Tentu saja aku bisa mendengar suara Calum karena anak itu sedikit mengeraskan suaranya yang teredam hujan.
"Tidak ada" ucap Zayn.
"Haz,kau sedang apa disana?" ucap Diana yang menyadari bahwa sedari tadi aku masih mematung di ambang pintu.
Aku berjalan mendekati ketiga manusia itu. Aku tersenyum tipis kepada mereka dan menggeleng. "Kalian berdua darimana saja?" tukas Zayn.
"Tadi setelah dari ruang olahraga,aku menemani bocah ini ke toilet" ucapku melirik Calum. "Aku bukan bocah,Haz. I'm teenager you know" protes Calum. Aku hanya memutar bola mata menanggapi protes dari Calum.
"Sekarang Calum dan Harry sudah datang Zayn,dan kau bisa pulang" ucap Diana sarkastik pada Zayn. "Tapi di luar masih hujan" sanggah Zayn. Ah benar juga lelaki itu,di luar memang masih hujan deras. Lagi pula tidak mungkin Zayn pulang saat ini juga,terlebih karena dia mengendarai motor,sudah pasti dirinya akan kehujanan. "Kau bisa pulang bersama kami,Zayn" tawarku pada Zayn.
"Ku rasa itu bukan ide yang buruk" ucap Zayn tersenyum seperti orang bodoh.
Author's
"Terima kasih atas tumpangannya,Harry" ucap Zayn begitu mobil milik Harry berhenti di depan pekarangan rumahnya. "Sama-sama,Zayn" balas Harry tersenyum tipis.
Tak perlu waktu lama,Zayn pun segera turun dari mobil dan berlari membelah hujan menuju kediamannya. Setelahnya,Harry pun mulai melajukan mobilnya menembus hujan yang membasahi kota London.
"Aku lapar" rengek Calum sambil memegangi perutnya. "Kau lapar?" tanya Diana pada Calum yang berada di sampingnya. Calum mengangguk dan bersandar manja di bahu Diana.
"Haz,bisakah kita mampir sebentar untuk memberikan anak ini makanan?" ujar Diana pada Harry yang tengah fokus mengemudikan mobilnya. "Siapa? Calum?" ucap Harry dari arah kursi depan. Diana memutar bola matanya. "Siapa lagi kalau bukan anak bodoh ini" ucapnya melirik Calum.
Calum hanya menunjukan wajah innocent yang menurutnya imut itu. "Baiklah kita bisa mampir ke McDonalds dulu" ujar Harry. "Cepat,Haz. Aku sudah jijik melihat wajah idiot anak ini" ujar Diana yang melirik Calum dengan ekspresi jijik.
"Ayo Harry cepat! aku sudah lapar" rengeng Calum yang menggelayut di lengan Diana. "Stop it,Cal" bentak Diana pada Calum dan melepaskan lengannya yang sedari tadi di gelayuti oleh Calum. Harry tak kuasa menahan tawanya melihat tingkah bodoh Calum dari arah spion.
"Kau!" tunjuk Calum pada Harry melalui kaca spion. "Fokuslah menyetir dan jangan menertawai aku" perintahnya. "Wow Diana,adik kecilmu sangar juga ya jika sedang lapar" ledek Harry. Calum mendengus sebal pada Harry karena telah menyebutnya adik kecil. "Hey,Styles! i'm teenager and stop call me like that" geram Calum yang membuat Harry dan Diana tak kuasa meledakan tawa mereka berdua.
Heeiiiii!! how about this part? boring? oh yeah i know it-_- sorry if you get boring with my story hehehe✌. btw dont forget to vote and comment. thx
-mrs. styles-
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things
FanfictionSemua kejadian ini membuatku merasa terpuruk. Bahkan untuk melanjutkan hidupku pun rasanya malas. Aku merasakan ada lubang besar di hatiku yang terus menerus melebar. Entah sampai kapan,tapi kemudian... dia datang dengan caranya sendiri. Mengubah se...