Diana membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil menerawang menatap langit-langit kamar miliknya. Otaknya tak henti-henti memikirkan dua nama yang selalu menjajah pikirannya akhir-akhir ini. Zayn dan Harry.
Dua nama lelaki itu seakan membelenggu dalam pikiran Diana. Diana tidak tau apa yang sebenarnya terjadi pada kedua lelaki itu,jangankan tentang mereka,Diana sendiri pun tidak memahami apa yang terjadi pada dirinya.
Di satu sisi Diana merasa senang akan kehadiran Zayn yang mulai akrab lagi dengan dirinya. Tapi disisi lain Diana merasa sakit mengingat hal apa yang pernah Zayn lakukan padanya. Dan tepat setelah itu pula sosok Harry lah yang selalu berada di sampingnya dan membuat Diana sedikit demi sesikit melupakan Zayn.
Diana tidak yakin dengan dirinya sendiri. Dia masih terlalu takut untuk membuka hatinya pada orang lain,atau pun masih sangat trauma untuk membuka hantinya lagi pada Zayn. Diana memang tidak menyimpan dendam pada seorang Zayn Malik,hanya saja dirinya merasa sangat di kecewakan oleh pria bermata hazzel itu.
Namun pikirannya terpecah begitu Diana mendengar suara ketukan dari arah pintu. "Masuk" perintahnya menyuruh orang di balik pintu tersebut masuk.
Calum menampakan dirinya dari balik pintu dan berjalan mendekati Diana yang sedang merebahkan diri di tempat tidur.
"Ada apa?" ucap Diana melirik sekilas kepada Calum yang duduk di sisi tempat tidur Diana.
"Ada yang mencarimu" ucap Calum dingin.
"Siapa?"
"Zayn"
"Mau apa dia kemari?" ucap Diana malas.
"Mana aku tau" ucap Calum menaikan bahunya acuh. "Cepat temui" ujar Calum bangkit dan pergi meninggalkan Diana yang masih berada di atas tempat tidurnya.
Diana menuruni anak tangga satu persatu untuk turun menemui Zayn yang berada di ruang tamu.
"Ada apa?" ucap Diana begitu tiba di ruang tamu.
"Aku ingin mengajakmu keluar" ucap Zayn tersenyum.
"Baiklah" tanpa pikir panjang Diana langsung menerima ajakan dari Zayn.
Diana kini duduk di boncengan motor scooter matic milik Zayn. Sedikit perasaan canggung merasuki batin Diana yang berada dekat dengan Zayn.
Diana jadi teringat dengan memori lamanya bersama Zayn. Kejadian bodoh dan konyol yang terkadang menimpa mereka berdua mampu membuat senyum di wajah Diana terukir dengan sempurna sampai-sampai ia tidak menyadari jika lelaki di dekatnya itu memperhatikan dirinya diam-diam.
Zayn memberhentikan motornya di depan sebuah bangunan yang merupakan sebuah toko permen. Diana sedikit terheran begitu melihat Zayn membawanya ke sebuah toko permen.
"Jadi untuk apa kau membawaku kesini?" akhirnya Diana membuka suara setelah sekian lama ia memilih untuk diam dan memutar semua kenangan lamanya bersama Zayn.
"Cepat turun,mau sampai kapan kau disini terus?" tukas Zayn menyuruh Diana turun,karena jelas saja gadis itu masih bertengger di atas motor meskipun Zayn sudah memarkirkan motornya.
Diana pun turun dari motor milik Zayn. "Kau belum menjawab pertanyaanku,Malik" ucap Diana ketus. Zayn menyunggingkan senyum miring. "Ayo ikut aku" spontan,Zayn pun menarik tangan Diana agar mengikutinya masuk ke dalam toko permen tersebut.
Mereka berdua pun di sambut dengan puluhan bahkan ratusan permen beraneka ragam dan bermacam warna yang terdapat di dalam toko tersebut. Diana merasa kalau kini ia berada di surga,ya surga permen tepatnya.
"J-jadi..." bahkan Diana tak kuasa untuk mengungkapkan kata-kata yang terngiang di otaknya. "Ya,kau suka?" ucap Zayn menoleh melihat Diana. Gadis berambut coklat itu hanya mengangguk antusias dan tersenyum lebar penuh kebahagiaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things
FanficSemua kejadian ini membuatku merasa terpuruk. Bahkan untuk melanjutkan hidupku pun rasanya malas. Aku merasakan ada lubang besar di hatiku yang terus menerus melebar. Entah sampai kapan,tapi kemudian... dia datang dengan caranya sendiri. Mengubah se...