Memories (part 2)

181 6 0
                                    

"Aku berharap,kita bisa seperti ini selamanya" ucap Zayn yang membuat Diana tersenyum.

"I love you,Diana" lanjutnya. "I love you more,Zayn"  ucap Diana tersenyum.

Zayn merapatkan tubuhnya dengan Diana dan semakin mempererat pelukannya pada pinggang Diana.

Jarak diantara mereka kini semakin dekat,sampai akhirnya Zayn semakin mendekatkan wajahnya pada Diana yang membuat mata gadis itu terpejam.

Kini bibir keduanya saling bertautan satu sama lain. Zayn dapat merasakan lembutnya sentuhan bibir Diana yang beraroma chery di bibirnya.

Diana merasa sekujur tubuhnya seperti terkena sengatan listrik saat bibirnya dan bibir Zayn saling bertemu. Diana merasakan kehangatan disekujur tubuhnya saat merasakan lumatan-lumatan kecil di bibirnya.

Rintik-rintik kecil air yang jatuh dari langit,berhasil membuat mereka menghentikan aktivitas yang sedang mereka berdua lakukan.

"Sepertinya hujan" ucap Diana mengadahkan tangannya. "Kurasa kita harus segera pulang,Zayn" lanjut Diana menatap Zayn.

"Baiklah,ayo" ucap Zayn yang langsung mengandeng tangan Diana untuk pergi dari tempat itu menuju parkiran dan segera pulang,karena hujan yang mulai turun dan Zayn tidak suka dengan hujan.

Keberuntungan belum berpihak pada mereka berdua,tetesan-tetesan kecil air tadi kini berubah menjadi butiran-butiran air yang cukup besar.

Zayn menghentikan motornya di depan sebuah toko yang sudah tutup untuk berteduh,karena sangat mustahil sekali mereka bisa menerobos hujan yang turun dengan cukup lebat. Tubuh Diana bergetar,ia memeluk dirinya dan mengusap-usap lengannya untuk menciptakan sedikit kehangatan.

"Ini pakailah,aku tidak ingin kau sakit" ucap Zayn memakaikan tuxedonya pada tubuh Diana. "Terima kasih,Zayn" ucap Diana dengan bibir yang bergetar. Zayn tersenyum kearah Diana.

"Kau kedinginan?" tanya Diana yang memperhatikan tingkah Zayn yang terus menerus menggosokan telapak tangannya.

"Tidak" dustanya. "Ayolah jangan berbohong,jelas sekali kalau kau kedinginan". ucap Diana dan dibalas dengan cengiran oleh Zayn.

"Benarkan?" tanya Diana yang membuat Zayn mengangguk lemah. "Kemarilah" Diana menarik tangan Zayn dan memasukannya ke dalam saku tuxedo sebelah kiri.

"Lebih baik?" ucapnya menggenggam tangan Zayn di dalam saku tuxedo itu. Zayn mengangguk dan tersenyum.

Kemudian Zayn berjalan dan berdiri dibelakang tubuh Diana,tangan kirinya masih berada di salah satu saku tuxedo itu.

Zayn memeluk Diana dari belakang dan memasukan tangan kanannya ke dalam saku tuxedo yang satunya. Diana memasukan tangannya untuk menggenggam tangan Zayn.

"Begini lebih baik" ucap Zayn di samping wajah Diana yang membuat gadis itu bergidik karena hembusan nafas Zayn di pipinya.

Zayn menyandarkan dagunya dipundak Diana,ia mulai memejamkan mata dan menikmati aroma strawberry dari tubuh Diana.

"Zayn" ucap Diana. "Uhm" Zayn masih terpejam di pundak kekasihnya. "Hujannya sudah mulai reda" ucap Diana melirik kearah Zayn yang bersandar di bahunya.

"Lalu?" ucap Zayn singkat. "Kita harus pulang" ucap Diana polos. Zayn menggeleng pelan di bahu Diana "Tidak mau" ucapnya.

Diana mengerutkan keningnya. "Kenapa?" ucapnya. "Aku masih mau seperti ini denganmu" ucap Zayn yang masih terpejam.

She rolled her eyes. "Ayolah,nanti mom dan dad akan marah jika aku pulang telat" ucap Diana mengeluarkan tangannya dari saku tuxedo Zayn.

"Biar saja" ucap Zayn santai yang kini sudah membuka matanya. "Kalau aku di marahi,kau juga pasti di marahi,Zayn" ucap Diana memijat keningnya.

Little ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang