It's Wrong

174 7 0
                                    

Zayn's

Aku tidak tau apa yang aku rasakan saat ini. Semuanya terasa aneh,hati dan pikiran ku bertolak belakang. Aku.. aku tidak tau mana yang benar.

Aku merasa nyaman saat bersamanya. Merasakan sesuatu hal yang berbeda yang pernah aku rasakan sebelumnya,hanya saja sedikit lebih berbeda.

Perasaan itu muncul lagi,tapi diwaktu yang kurang tepat. Aku tidak mungkin menyalahkan keadaan yang ada,tidak mungkin menyalahkan situasi yang ada. Semua ini terjadi begitu cepat.

*

"Zayn,kita kemana?" ucap Rebecca di balik punggungku. "Kesuatu tempat" ucapku sambil mengendarai motorku.

Aku memarkirkan motor vespa matic ku ditempat yang telah disediakan. "Kau membawaku kesini?" ujar Rebecca yang terlihat bingung.

Aku tersenyum kearahnya dan mengangguk. "Iya. Yuk,masuk" aku menarik tangan Rebecca untuk masuk ke dalam.

Kami berjalan beriringan kedalam tempat latihan menuju bangku tempat timku biasa berkumpul.

"Kau tunggu sini ya,aku latihan dulu" ucapku pada Rebecca dan ia hanya mengangguk.

**

Author's

Zayn dan Rebecca mulai sering menghabiskan waktu bersama-sama,tak jarang pula Zayn mengabaikan Diana dan membohongi kekasihnya itu.

Zayn selalu memiliki berbagai macam alasan jika Diana mengajak Zayn untuk pergi berjalan-jalan.

**

"Zayn,pulang sekolah nanti kau mau tidak menemaniku ke toko buku?" ujar Diana yang berjalan di samping Zayn.

"Aku tidak bisa,Di. Aku ada latihan" dusta Zayn.

Diana hanya menghela napas pasrah mendengar ucapan Zayn. "Baiklah aku dengan Calum saja" ujarnya lemah.

**

*on the phone*

"Zayn,kau sibuk tidak?"

"Memang ada apa?"

"Temani aku mengambil pesanan kue bisa tidak?"

"Tidak bisa,aku hari ini ada tugas kelompok. Kau minta tolong pada Calum saja" dustanya

"Kalau Calum ada,aku tidak akan meminta tolong padamu". ucap Diana jengkel

"Baiklah aku akan temani" ucap Zayn malas.

*

"Kau kenapa?" ucap Diana yang merasa aneh dengan tingkah laku kekasihnya itu. "Aku?" ucap Zayn menunjuk dirinya. "Tidak apa-apa" lanjutnya.

Diana memutarkan kedua matanya dan berjalan mendahului Zayn dengan sebuah kotak kue di tangannya. "Itu untuk siapa?" ujar Zayn begitu menyamai langkahnya dengan Diana.

"Calum" ucap Diana singkat tanpa menoleh kearah Zayn.

"Calum ulang tahun?"

"Menurutmu?" ucap Diana menaikan sebelah alisnya.

Zayn mengangkat bahunya acuh dan segera menaiki motornya bersama Diana menuju kediaman keluarga Hood. "Benar hari ini ulang tahun,Calum?" ujar Zayn sambil mengendarai motornya.

"Tentu saja bukan,ulang tahun Calum masih satu bulan lagi" ucap Diana dibalik punggung Zayn.

"Lalu kue itu untuk siapa?" tanya Zayn lagi,tapi kali ini Diana tidak menjawab pertanyaan Zayn dan lebih memilih berkutat dengan pikirannya sendiri.

Diana akan membuat kejutan kecil untuk Zayn,karena hari ini adalah tepat 2 tahun hari jadi hubungan mereka.

Zayn memarkirkan motornya di pekarangan rumah keluarga Hood. Kakinya menyusuri pekarangan rumah tersebut menuju pintu depan mengikuti langkah Diana yang berjalan di depannya. 

Zayn mendudukan dirinya di sofa ruang tamu sementara Diana sudah berlari ke dapur.

Zayn mengambil ponsel dari saku celananya. Zayn mengetikan beberapa kalimat di ponselnya itu dan menekan tombol SEND begitu kalimatnya selesai. Zayn menyunggingkan senyum setiap kali membaca pesan masuk dari ponselnya,tak jarang ia tertawa kecil dibuatnya.

"Zayn,kau kenapa?" ucap Diana tiba-tiba yang membuat Zayn kaget dan langsung memasukan ponselnya ke dalam saku celana.

"Tidak" ucap Zayn tersenyum.

"Sepertinya kau senang sekali" goda Diana menggerak-gerakan kedua alisnya

"Hahaha tidak juga" dustanya.

"Eh iya,ayo ikut aku" ucap Diana yang langsung menarik tangan Zayn untuk mengikutinya menuju halaman belakang.

"Ada ap--woahh" Zayn begitu terkejut saat melihat halaman belakang Diana sudah terdapat sebuah kue berukuran sedang dan sebuah poster kecil bertulisan "Happy 2th Anniversary".

"In-ini...sangat keren" ucap Zayn tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Yuk kita kesana" Diana menarik tangan Zayn menuju tempat kue itu berada.

Zayn dan Diana duduk berdampingan di atas rerumputan hijau yang berada disana. Diana mengambil sepotong kue tersebut dan memberikannya pada Zayn.

"Kau suka?" ucap Diana melirik Zayn yang sedang sibuk memakan kuenya. Zayn mengangguk pasti dan tersenyum.

Diana langsung mendaratkan pelukannya ke tubuh Zayn dan tersenyum senang. Begitu pula Zayn yang membalas pelukan Diana.

Senyum yang mengembang di wajah Zayn seakan luntur ketika ia mengingat kalau dirinya telah membohongi Diana. Kini perasaan bersalah lah yang menghantui hati dan pikiran Zayn Malik.

Zayn masih terdiam dalam lamunannya. Dia tidak tau harus bagaimana. Di satu sisi,Zayn merasa nyaman dengan keberadaan Rebecca di sisinya. Namun di sisi lain,Zayn masih mencintai Diana. Hanya saja jika sedang bersama Rebecca,Zayn merasa jauh lebih nyaman dari pada saat bersama Diana.

"Zayn,kau melamun?" Diana mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah kekasihnya itu.

Zayn mengerjapkan matanya beberapa kali. "Ah.. tidak,tidak. Aku tidak melamun" ucap Zayn.

**
Zayn's

Aku harus apa sekarang? aku tidak mengerti dengan apa yang kurasakan saat ini. Perasaan ini membuatku terombang-ambing tak tentu arah.

Aku memilikinya,aku mencintainya. Hanya saja otak dan perasaanku bertolak belakang. Aku terus memikirkan Rebecca,sementara perasaanku terus mengatakan tentang Diana.

Sebut saja aku brengsek,sebut aku serakah karena mencintai dua orang wanita sekaligus. Tapi ini bukan salah ku sepenuhnya kan? ini semua tentang takdir dan pilihan. Aku harus memilih antara Rebecca dan Diana. Tapi apakah aku bisa? apa aku rela melepaskan Diana jika aku memilih Rebecca?.

Atau sebaliknya,apa aku rela membiarkan Rebecca jika aku tetap bersama Diana?. Persetan dengan perasaan ini.

Ada beberapa hal dalam diri Rebecca yang tidak aku temui di dalam diri Diana. Pertama,Rebecca itu wanita yang mandiri dan tidak manja seperti Diana. Kedua,Rebecca itu dewasa dan tidak kekanakan seperti Diana. Ketiga,Rebecca selalu bisa mengerti aku dan berbeda dengan Diana yang selalu saja menuntutku untuk menjadi seperti apa yang ia mau.

Rebecca selalu ada di saat aku membutuhkannya. Dia selalu ada ketika hubunganku dan Diana dilanda masalah. Dia datang di waktu yang tepat,disaat aku mulai lelah dengan sikap kekanakan Diana.

Maaf kalo ceritanya absurd dan rada aneh-_-. Dont forget to vomments :) xx

Little ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang