She's not fine at all

560 25 0
                                    

Sudah beberapa hari berlalu setelah kejadian Harry berbincang dengan Diana di balkon rumah mereka masing-masing,kini hubungan Harry dan Diana semakin akrab.

Bahkan mereka sering sekali berangkat sekolah bertiga -Diana,Harry,Calum- dan tidak jarang mereka pergi untuk nongkrong di cafe sepulang sekolah. Itu juga karena permintaan Calum yang memang suka sekali menghabiskan waktu diluar rumah setelah pulang sekolah.

"Jadi kita akan kemana hari ini?" ucap Calum kepada Harry.

"Lebih baik kita tanya saja kakakmu" ucap Harry memasukan tangan kirinya ke kantong celananya. "Baiklah" ucap Calum.

"Hei itu Diana" sambung Calum sambil menunjuk ke arah Diana yang sedang duduk dibangku taman. Harry dan Calum jalan mendekati Diana yang sedang menunduk menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

Calum mendengar isakan tangis dari mulu kakanya itu. "Hei kau kenapa?" ucap Calum berjongkok di depan Diana untuk menyamai tingginya.

Harry hanya berdiri mematung disamping Diana,dia bingung harus melakukan apa sekarang. Diana mendongak dan mendapati adik laki-lakinya dihadapannya,kemudian memeluk adiknya itu,dia tidak menyadari bahwa ada Harry disisinya

"Sudah,sudah.. jangan menangis" ucap Calum mengelus punggung Diana.

"Kau kenapa? ceritalah padaku" ucap Calum melepaskan pelukan Diana dan memegang kedua pipi kakaknya itu.

Diana hanya menggeleng disela-sela isakannya dan memeluk Calum lagi. "Baiklah kalau kau tidak mau menceritakannya sekarang. Tapi kau harus tenang dan berhentilah menangis" ucap Calum di pundak Diana.

"Kau tidak malu memang menangis terus?"  Calum merasakan Diana menggeleng dipundaknya.

"Ayolah, bahkan aku rasa kaus ku sudah basah karena air matamu itu" ucap Calum mencoba menghibur kakaknya. Diana nampak tersenyum kecil di sela-sela isakannya.

"Ehem" Diana buru-buru melepaskan pelukannya dari Calum dan menghampus air matanya kasar. Diana menoleh ke sumber suara dan menemukan Harry yang bahkan sudah duduk disampingnya karena lelah berdiri.

"Harry" ucap Diana dengan suara paraunya. Harry mencoba tersenyum kearah Diana.

"Mengapa kau tidak bilang jika ada Harry disini?" ucap Diana sebal kepada Calum.

Calum bangkit dari posisinya. "Kan aku sudah bilang,kau tidak malu menangis? maksudku itu,dari tadi ada Harry disampingmu" ucap Calum mencubit pipi kakaknya itu. Diana hanya mengerucutkan bibirnya dan menunduk malu karena Harry melihatnya menangis.

"It's okay,aku sudah biasa melihat perempuan menangis kok. Aku pernah melihat Gemma menangis,bahkan lebih parah dari ini" ucap Harry menahan tawanya.  Diana hanya mendengus kesal dan menatap Harry serta Calum secara bergantian.

"Ayo pulang" ucap Diana bangkit dari posisinya dan menarik tangan Harry dan Calum bersamaan. Calum dan Harry bangkit dari posisi mereka dan berjalan mengikuti Diana.

Emosi Diana memang labil. Kadang ia menangis lalu sedetik kemudian dia sudah kembali seperti semula dan melupakan tangisannya,walaupun tidak bisa dipungkiri kalau wajah Diana masih terlihat sembab.

***

Hari mulai beranjak senja. Matahari mulai meredupkan cahayanya diperaduan. Ketiga orang remaja ini masih berada di tengah padatnya jalanan London yang sibuk menunggu hingga lampu berwarna merah ini menjadi hijau.

Tak jarang gelak tawa menyelimuti mereka. Harry yang duduk dibelakang kemudi tidak henti-hentinya tertawa saat Calum -yang duduk di sebelahnya- tidak henti-hentinya menceritakan hal-hal konyol. Diana yang duduk di kursi belakang hanya tersenyum dan sesekali tertawa karena mendengar suara tawa dari mereka.

Little ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang