6 - Paketan II

188 22 4
                                    

"Siapa?"

Terlihat dari raut Farah ia sangat menunggu jawaban itu.

"Kak Faruq." Ujar gadis itu kemudian pamit kembali ke kelasnya. Seperti dihujam miliyaran batu, hati Farah tersayat ketika nama Faruq di lontarkan oleh gadis itu, tubuhnya lemas, pikirannya hanya

"Kenapa harus Jihan?"
"Kenapa harus ada aku saat hal menyakitkan ini terjadi?" Farah menetralkan perasaannya, mencoba membuat semua ini seperti baik- baik saja, sementara Jihan menoleh ke arah Farah seolah mengatakan "Apa maksudnya?"
Farah tersenyum paksa.

"Bukalah." Jihan menuruti perkataan Farah, kemudian membuka kotak berukuran kecil itu, sebelum Jihan menemukan isinya, Jihan terlebih dulu mendapati selembar kertas bertuliskan

"Pakailah, dan jangan menangis lagi."

Jihan sama sekali tak mengerti dengan maksud dari tulisan itu. perlahan Jihan mengambil isi yang ada dalam kotak tadi, di dalam terdapat kain kotak berukuran kecil bewarna Abu-abu bertuliskan "Laa Tahzan" Jihan mengerutkan dahi untuk kesekian kalinya, Ia kembali mengingat-ingat kapan terakhir kali ia menangis? Dan ya! Jihan mengingatnya. Terakhir kali ia menangis yakni tatkala ia melihat Farah dijenguk oleh ibunya, saat itu Jihan ada dibelakang sekolah, tempat yang jarang dikunjungi orang orang, kecuali pada saat kerja bakti. Jihan mengingat saat itu ia menangis karena ingin juga merasakan pelukan dari seorang ibu, sudah 13 tahun Jihan ditinggal oleh bundanya, tentu sebagai anak pasti akan merasakan rindu yang sangat dalam, karena Jihan tidak mau dibilang lemah oleh teman temannya akhirnya Jihan memilih untuk mencari tempat yang paling sepi, yakni dibelakang sekolah, dan mungkin pada saat itu ada Faruq yang lewat dan tak sengaja melihat Jihan menangis.

"Jangan bilang kak Faruq ngelihat Jihan nangis!" pekik Jihan memecahkan lamunan.

"Menangis? Perasaan kamu ga pernah nangis deh,"

"Pernah Far, Jihan pernah nangis di belakang sekolah," terang Jihan, Farah menarik nafas berat lantas menghembuskannya

"Han," panggil Farah.

"Hm?" Balas Jihan fokus mengamati hadiah tadi

"Anti suka sama kak Faruq ya?" Tanya Farah hati-hati, mata Jihan kini bertatapan dengan mata Farah, sorot mata keduanya seakan menyimpan sesuatu.

"Engga kok, Jihan sukanya sama kak Fatih" sangkalnya polos.

"Tolong bedain SUKA sama KAGUM!" Geram Farah menekankan dua kata tadi.

"Em, ya.. Jihan memang suka sama Kak Fat__"

"Bagaimana kalo kak Faruq suka sama anti?" Potong Farah, Jihan semakin kaku, ya Jihan memang menyukai Faruq, tapi semenjak ia mengetahui bahwa sahabatnya juga menyukai Faruq, ia mulai mencoba mengusir sejauh- jauhnya perasaan itu, karna menurutnya sahabat lebih penting dibanding hal-hal semacam itu.

"Han?" Panggil Farah memecahkan lamunan Jihan.

"Eeh yaa.. ituu.. pasti ga mungkin lah, mana ada orang yang mau suka sama cewek pemalas kaya Jihan." Ujarnya diikuti tertawa hambar.

"Yaudah lah, gausah bahas itu lagi, Jihan belum selesai nih nyalin tugasnya." Kata Jihan mengalihkan pembicaraan, sementara Farah hanya terdiam seribu bahasa.

Hai i'm back! Gimana? Part ini sedikit ya? Makannya klik bintangnya, biar Author makin semangat up😁
Maaf ya kalo banyak typo dan cara penulisannya ga sesuai ejaan EYD, maklum pemula hehe

Thankyouu😘
See u next part!

Black VeilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang