38 - Tokek Menyebalkan

116 13 7
                                    

"Shadaqallahul 'adzim.."

El mencium mushafnya lantas meletakkannya kembali di lemari buku, muroja'ah memang sudah menjadi makanan sehari-hari bagi El, bukan hanya dalam keadaan luang saja, tapi dalam kondisi apapun, bahkan ketika ia sibuk bekerja, ia tetap menyempatkan muroja'ah hafalaannya secara bilghoib (Tanpa melihat Al-Qur'an).

Hari ini adalah hari minggu, El memang tidak ada jadwal mengajar di pondok karena semua santri pondok sedang bekerja bakti, aktifitas yang di adakan setiap dua minggu sekali. Kebetulan ia dan Jihan juga sudah bersarapan, jadi hari ini ia memiliki banyak waktu luang.

Ngomong-ngomong tentang Jihan, ia sekarang sedang menanam bibit bunga di taman belakang, entah kenapa, semenjak Jihan menikah dengan El, ia jadi suka sekali berkebun.

Ting!

Notif dari ponsel yang di letakkan di nakas kamar berbunyi membuat El mengalihkan pandangannya. Ia melihat ponselnya masih tergeletak dengan layar hitam, pertanda tidak ada notif di sana. Detik berikutnya, manik mata El menangkap sebuah notif whatsapp yang muncul di layar ponsel milik Jihan. Mendadak hatinya merasa penasaran, di ambilnya ponsel Jihan secara perlahan.

"Bagus! Tidak ada passwordnya!" Batin El gembira, ia pun segera membaca Wa masuk tadi

17:42
Zheyenk Farah: Han, kenapa kemaren tiba-tiba nelfon buat ngambil motor kamu di Plaza?

17:45
Zheyenk Farah: ish jangan di read doang dong! Balas!

17:48
Zheyenk Farah: P
P
P

El masih menyimak setiap pesan yang dikirim Farah, hingga akhirnya.

"Kak? Ada apa? Kenapa megang hp Jihan? Ada yang telfon kah?" Tanya Jihan di ambang pintu kamar. Mendengar itu El langsung salah tingkah, pasalnya ia belum meminta izin untuk membuka ponsel Jihan, walau mereka sudah berstatus suami istri tetap saja El merasa malu.

"Ah, eh, anu.. ini si Farah Wa kamu, katanya kenapa waktu itu tiba-tiba nelfon dia buat ngambil motor kamu di Plaza Indonesia?" Terang El sambil meletakkan kembali handphone Jihan.

"Oohh, ituu, bilang aja entar Jihan main ke apartement nya," respon Jihan sambil mulai memasuki kamarnya.

"Bilang sendiri." Jawab El fokus membaca bukunya yang tadi.

"Ya Ampunn, minta tolong doang, tangan Jihan banyak lumpurnya nih, sekalian mau mandi." Tutur Jihan, El pun hanya berhembus pasrah seraya menuruti permintaan Jihan barusan.

Setelah El menulis apa yang di suruh Jihan, tetiba terbenak dalam hatinya untuk membuka galery. Di lihatnya dari satu album, ke album lainnya, sesekali El tersenyum ketika melihat foto istrinya yang masih terlihat seperti anak kecil, hingga akhirnya, sampailah El pada album berjudul "Superman💕"

"Ck! Ini anak ngapain pake ngoleksi gambar superman sebanyak ini sih?! Mana judulnya di tulis pake lope-lope lagi! Apa gantengnya coba? Aneh!" Gerutu El sambil menghapus satu persatu gambar superman yang sengaja di simpan Jihan. Tak berapa lama Jihan keluar dari kamar mandi dengan balutan handuk di atas kepalanya. Melihat itu, El langsung cepat-cepat meletakkan ponsel Jihan ke tempat semula tanpa menghapus riwayat pencariannya, lantas berpura-pura membaca buku.

"Gimana kak? Udah?"

El mengangguk acuh tak acuh.

"Apa balasannya?"

"Liat sendiri." Balas El masih mencoba membaca bukunya. Jihan pun menuruti, ia berjalan mendekati nakas tempat handphone-nya di letakkan. Selang beberapa detik, matanya membelalak sempurna begitu ia melihat album berjudul superman sudah tidak ada.

Black VeilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang