7 - Pengajian

187 21 5
                                    

Sore itu, pengajian umum akan diselenggarakan di masjid As-Salam. Jihan dan teman-temannya ditugaskan sebagai pj konsumsi.
Seperti biasa, apa saja yang bersangkutan dengan makanan pasti harus ke rumah Hamzah, sedangkan Hamzah sendiri bertugas sebagai pengisi pengajian.
20 menit lagi pengajiannya akan dimulai akan tetapi Hamzah belum siap karena surbannya ketinggalan.

"El..! El..! Ta'alay..!" Seru Hamzah kepada putra sulungnya.

Ta'alay= Kemarilah

"Kenapa Bi?" Tanya El

"Tolong ambilkan surban Abi di atas lemari, yang warna putih, ssur'ah!" El mengacak rambutnya merasa aktivitas nongkrongnya terganggu, tapi El tetap mengangguk.

Ssur'ah =Cepatlah

Disisi lain

"Han, bisa bantu umi gak"? Tanya umi Aufa

"Bisa sekali, mau Jihan bantu apa mi?" Tanya Jihan dengan mata berbinar siap diberi tugas.

"Tolong bawain kopi buat Abi, soalnya Abi ga bisa kalo habis aktivitas langsung minum air putih." Tutur Aufa, sedangkan Jihan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, seumur hidup Jihan belum pernah mengerjakan hal semacam itu, baginya itu sangatlah sulit, karena Jihan sangat takut merusak sesuatu, dia takut jika gelas yang dibawanya akan jatuh dan pecah, lalu kopi atau sejenisnya akan tertumpah dan akhirnya dia yang dimarahi. Hal-hal itu yang membuatnya merasa takut hingga sekarang, tapi mau sampai kapan? Pekerjaan itu tidak mudah untuk dihindari bagi seorang wanita.

"Ooh iya boleh kok." balas Jihan tersenyum paksa.

"Hehe makasih ya Han, itu kopinya sudah umi buat di meja tinggal dibawa saja."

"Siap laksanakan!" Tukas Jihan menaruh tangan kanannya membentuk hormat.

"Far, Farah gantiin Jihan buat bawain kue-kue yang di kardus itu ya, soalnya Jihan disuruh Umi buat bawain kopinya Abi."

"Siap!" Jawab Farah lantang

"Yaudah Jihan duluan ya, takut kopinya dingin," ucap Jihan kemudian pergi.

Jihan menuju meja tempat Aufa menaruh kopi tadi,dilihatnya gelas kaca bersama cairan hitam pekat disana. Jihan meneguk ludahnya susah payah, menggambarkan ketakutannya, pelan-pelan ia mengambil baki berisikan segelas kopi itu, dipegangnya dengan tangan bergetar terlihat lebay memang tapi itulah faktanya, Jihan berjalan sepelan mungkin agar tidak menumpahkan kopi yang ada di gelas itu walau setetes, setiap langkahnya yang Jihan perhatikan hanya kopi yang kini sedang berada di dalam gelas kaca itu.
Sampai akhirnya

Brukk! (Sebenarnya gaada suaranya hehe😁)

Hampir saja gelas yang dipegang Jihan terjatuh, tapi kedudukan kopi didalam gelas berpindah pada baju seseorang dihadapan Jihan, sementara seseorang di depannya itu memekik kepanasan.

"Yahhh kopinya tumpah..." ujar Jihan masih melihat ke gelas, mata Jihan menaik keatas, bibirnya sedikit maju mengekspresikan kemarahannya, kemudian mendongak ke atas untuk melihat siapa didepannya. Ketika ia mendapati wajah orang itu sontak mata Jihan terbuka lebar -El- tatapan horornya menatap intens wanita di hadapannya itu, emosi El memuncak, Jihan bukannya meminta maaf malah memberikan omelan pada manusia di depannya itu.

"Kalo jalan lihat-lihat dong! Pake mata! Jangan pake mata kaki! Lihat nih kopinya udah tumpah! untung gelasnya gak pecah!" Omel Jihan panjang, El hanya menatap gadis itu dengan penuh kekesalan.
Jihan membalikkan badannya berniat untuk membuat kopi itu kembali namun langkah Jihan berhenti saat suara El terdengar di telinganya .

"Kalo salah minta maaf dong! Lihat nih baju ana juga jadi korban!" Teriak El

"MAAF!" Ucap Jihan sedikit menekankan kata katanya.

Black VeilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang