41 - Kode

132 11 2
                                    

El berjalan menuju lift untuk turun ke parkiran dan segera pulang, ia sudah tak sabar memberitahu kabar baik ini pada istrinya. Tak dapat di pungkiri, El terlampau bahagia, senyuman mautnya tak berhenti merekah membuat karyawan lainnya mati kutu.

Ting!

Ponsel El berbunyi menandakan satu pesan WhatsApp masuk, dengan cepat ia merogoh saku celananya untuk mengetahui siapa pengirim pesan itu.

+62: Save WA baru ane (Andre)

El hanya tersenyum lantas menyimpan nomor Andre, detik berikutnya, ibu jari El menuju bagian status, ia melihat berbagai macam status disana, namun ia hanya tertarik dengan satu status, siapa lagi jika bukan Jihan-istrinya?

Status yang di upload Jihan adalah salah satu foto tempat wisata terkenal di Turki (Hagia Shopia) dengan caption

"Alhamdulillah, setelah sekian lama Jihan menabung akhirnya bisa kesampean juga, ternyata usaha Jihan gak sia-sia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Alhamdulillah, setelah sekian lama Jihan menabung akhirnya bisa kesampean juga, ternyata usaha Jihan gak sia-sia. Sekarang Jihan bisa beli kuota dan download foto ini deh hehehe😁."

Jika saja El tidak di tempat ramai, mungkin tawanya sudah lepas, ia tak habis pikir dengan status yang dibuat oleh istrinya itu. Dan tentu saja ini kode buat El. Sekali lagi El tersenyum lebar kemudian melanjutkan langkahnya.

* * *

Sementara disisi lain pada waktu yang sama, Jihan tengah mencak-mencak sendiri, pasalnya, ia tau jika El telah melihat status nya tapi El samasekali tidak memberi respon. El memang tidak peka! Pikir Jihan.

"TAU AH! JIHAN MAU NONTON AJAH!" Kesal Jihan sambil melempar ponselnya, ia berjalan keluar kamar untuk menonton televisi, tak lupa Jihan membawa beberapa makanan ringan untuk menemani aktivitas nontonnya.

"Loh, mbak, dari kapan datangnya?" Tanya Jihan begitu ia melihat Lastri sedang membersihkan kulkas di dapur.

"Hehe, baru aja neng, maaf ya ngga ngasih tau, soalnya takut mengganggu." Balas Lastri tersenyum malu.

"Yah, gapapa kali mbak, tapi, bukannya mbak izin cuti tiga hari ya?" Tanya Jihan memastikan.

"Hehe iya neng, harusnya sih gitu, cuman yah mau bagaimana lagi, Lilis tetap saja gak mau lihat mbak." Ujar Lastri sendu, Lilis adalah anak pertama Lastri, semenjak Lilis menikah, sifatnya berubah drastis, Lilis berpikir, jika baktinya sudah berpindah pada suami, itu berarti ia tak harus menghormati Ibunya lagi, padahal salah! Tidak seharusnya ia membentak dan melontarkan kata-kata kotor pada Ibunya, karena walau bagaimanapun Ibu tetaplah orang yang sangat berjasa, pengorbanannya tak dapat di balas dengan apapun. Tapi apa? Lilis bahkan dengan tega mengakui bahwa Lastri itu bukanlah Ibunya. Ia tak suka dengan pekerjaan Ibunya yang selalu di beri ejekan oleh teman-teman arisannya. Sungguh kekanakkan! Padahal bisa dibilang, gaji Lastri sangat cukup untuk kehidupan mereka, tapi entahlah.

"Hmm, yang sabar ya mbak, berdoa saja semoga kak Lilis cepat sadar kalau yang di lakukannya itu gak benar." Ucap Jihan sendu, ia tau semua tentang keluarga Lastri karena Lastri sering curhat. Terkadang Jihan berpikir, kok bisa ada orang seperti itu? Apa mereka sudah tidak punya akal? Mengapa mereka sangat tega? Jihan saja ingin sekali merasakan kasih sayang Ibu, tapi apa? Ia sudah tak punya kesempatan.

Black VeilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang