14 - Lulus or no?

149 14 1
                                    


Hiya hiya hiya.

Ada yang kangen BV gak? Atau kalian semua pada kangen authornya?

Hayo ngaku😝

Wkw maap ya, baru muncul lagi setelah berabad abad menghilang. #wahlebay

Jadi, sekedar info buat readers ku tercintahh.
Kemaren Faza ubah satu part, kenawhy? Ya biar nyambung aja gitu sama part selanjutnya, soalnya ada tambahan konflik.

So, buat gantinya InsyaAllah Faza bakal up dua part.

Yeaaayyy!! *lahkokjadiguayangheboh

Oke.

Happy reading😘

______

Entah perasaan apa yang harus Jihan ekspresikan saat ini. Senang, terharu, bangga? Sudah pasti ia merasakannya. Berbeda dengan satu tahun lalu, entahlah, yang pasti hari ini, detik ini, bulan ini, tahun ini, Jihan merasakan kebahagiaan yang tak tertandingi. Namun disisi lain, ada kesedihan yang menyelubung, menusuk persendiannya.
'Perpisahan' ya! Satu kata itulah yang membuat kesedihan Jihan lebih dominan dibanding rasa bahagianya.

* * *

"Alhamdulillah ya Allah, Jihan lulus!!" Seru Jihan begitu ia melihat namanya ada di deretan ketiga. Tahun ini ia termasuk dalam kategori lulus dengan nilai terbaik. Sudah dibilang, Jihan itu sebenarnya bukan bodoh, tapi malas. Peningkatan Jihan kali ini sangat diluar dugaan. Yah, mungkin ini berkat ia menghafal tiga juznya

"Congrats Jihan!" Wah ane ga nyangka banget, ternyata otak ente lebih encer daripada ane." Seloroh Farah

"Alhamdulillah Far, Jihan sendiri aja ga nyangka." Balas Jihan sambil terkekeh ringan.
Tiba tiba

"HEY! HEY! HEY!" Teriak Al sambil memutar mutar seragam putihnya diatas kepala. Serentak orang orang didepan mading umum menoleh ke sumber suara.

"HEY TAYO! Hahaha.." lanjut Al, tak ada susulan tertawa sedikitpun, menandakan gurauannya tak lagi lucu

"Kok kalian gak ketawa sih?" Sesal Al

"Yailah basi tau gak!? Respon Farah geram

"Yaelah, neng Farah jangan galak galak apa, kan tadi Aa' pengen buat semuanya tersenyum." Ucap Al di lebay lebaykan, Farah memang akhir akhir ini sering sensitif dengan Al. Bahkan di grup whatsapp angkatan pun masih saja ia beradu mulut. Mendengar kata Aa' dilantunkan oleh bibir Al mereka sontak bergidik jijik, seraya hendak meninggalkan tempat itu.

"Woy kanjeng kanjeng arisan! Tungguin napa! Orang Aa' belum selesai ngomong juga!" Cegat Al. Mereka pun memberhentikan langkah.

"Kata ustadz Ilyas kalian pada mau gak ikut acara perpisahan kita ke pantai pangandaran. Bogor?" Lanjutnya tampak serius

"MAUU!!" Jawab mereka serentak

"Yaudah nanti uang biaya transportasinya langsung kumpul di ketua kelas ya! Bayy.." ujar Al hendak pergi

"Woi tayo! Sini dulu! Lu nyampein informasi kaga jelas banget dah! Bikin emosi!" Omel Farah, Al berbalik sembari nyengir kuda.

"Hehe ampun nyai, ane belum pengen disembelih."

"Ck!" Decak Farah malas sembari memutar bola matanya.
"Itu bayarannya berapa per-pp nya?"

"Oh itu sekitar..." Al menaikkan kedua telapak tangannya kemudian mulai menghitung. Sudah sepuluh menit lebih mereka menunggu Al menghitung. Tapi tetap saja tak ada jawaban melainkan pria berkulit putih dan rambut pirang itu masih fokus dengan jari jarinya.

Black VeilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang