11 - Almost!

169 18 2
                                    

Perjalanan telah usai, para santri kembali ke pondok untuk mengistirahatkan badan mereka.

Jihan merebahkan badannya di kasur berharap kepenatannya segera hilang. Saat Ia hendak menutup mata, tetiba ponselnya berbunyi.

Ting!

+62: "Black veil?"

Jihan melebarkan matanya ketika membaca pesan dari nomor tak dikenalnya itu, perlahan Jihan menekan huruf per huruf.

Jihan: "Maaf, siapa ya?"

+62: "Anti yang ngirim paket ke putra bukan?"

"Jangan bilang ini kak Fatih.." gumam Jihan dalam hati, kini Ia menjawab dengan hati yang berdesir hebat.

Jihan: " Iya, dapat nomor Jihan dari mana?"

+62: "Oh nama Anti Jihan, kan Anti sendiri yang cantumin nomor pas ngirim paket,"

Disisi lain

Hati El berteriak gembira begitu Ia melihat nama Jihan tercantum di layar ponselnya, sementara Jihan sedang loncat-loncat tidak jelas menyesal bahwa tadi Ia tak sengaja menyebut namanya.

"Ish! Bego banget sih han!" Umpat Jihan pada dirinya

Jihan: "Hehe iya lupa, emang kenapa? Ada perlu?"

+62: "Gak ada sih, tadi cuma mau nanya nama, tapi udah di jawab:)"

Jihan: "Oh, ngomong-ngomong ini kak Fatih bukan?"

+62: "Iya"

Seketika tubuh Jihan lemas, detak jantungnya berdegup tak seperti biasanya, perutnya seperti dipenuhi kupu-kupu kasmaran. Tak dapat dipungkiri Jihan sangat senang. Bagaimana tidak? Sedangkan sekarang Ia telah memiliki orang yang sangat Ia kagumi selama ini.

+62: "Btw kok boleh pegang hp?"

(Hallah basa basi, bilang aja pengen chatingan sama Jihan kan? Wkwk)

Jihan: "Iya, soalnya kita baru sampai dari bromo."

+62: "Oh, sampai kapan pegang hp nya?"

Jihan: "Emm.. belum tau, mungkin sampai liburannya berakhir,"

+62: "Oh gitu"

Jihan: "Iya"
Jihan: "Kak Jihan boleh nanya gak?"

+62: "Silahkan.."

Jihan: "Kaka suka gak sama gamis yang Jihan kasih?"

+62: " Iya suka, kenapa?"

+62: "Kok Jihan gak pernah liat kaka pake?"

El mengerutkan dahi, karena perasaannya waktu pengajian minggu lalu Jihan pernah melihatnya memakai gamis itu, namun El kembali teringat, bahwa Jihan belum tau yang sebenarnya. Akhirnya El terbesit untuk memberitahukannya hari ini.

+62: "Oke, sebentar maghrib ana pake"
Membaca itu Jihan langsung lompat-lompat kegirangan, kemudian Ia mulai menamakan nomor hp milik El.

* * *

"AAAA... KENAPA HARUS SEKARANG SIH!?" Teriak Jihan dari dalam kamar mandi, beberapa menit kemudian, Jihan keluar dari kamar mandi sambil menghentak-hentakkan kakinya bak anak kecil.

"Kenapa sih han? Kaya anak kecil aja!" Komen Farah sembari memakai mukenahnya hendak ke masjid.

"Jihan haid," balas Jihan cemberut

"Terus? Bukannya senang, malah marah marah," sahut Farah.

"Ish bukan gitu Far! Jihan pengen lihat kak Fatih di masjid, Farah tau sendiri kan kalau wajah kak Fatih itu masih menjadi sebuah misteri yang harus dipecahkan." Tutur Jihan mendramatisir.

Black VeilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang