39 - Goreng ikan|Spesial part!

130 16 14
                                    

Sebelum membaca part ini, saya sarankan untuk membaca basmallah terlebih dahulu, karena di jamin, kalian bakal tahan nafas di akhir part!😂

Happy reading!💕

____

"Ayolah mii, kalo cinta ini terus di biarkan, tidak baik untuk kesehatan Al, lagipula Al juga udah besar, udah bisa pakai celana sendiri, mandi sen_"

"Kamu tuh ya, makin lama makin ngawur aja! Pokoknya keputusan umi udah final! Awas aja kalo sampe tahun ini ga lulus lagi dengan IPK rendah! Toh kamu juga belum siap sepenuhnya, pokoknya kalo kamu mau ngelamar anak orang minimal harus punya pekerjaan sendiri, apapun itu yang penting halal, entah jual gorengan kek, jual es batu kek, yang pasti, Umi ga mau nanti kalo di tanya sama calon mertua apa pekerjaanmu, kamu jawabnya ga ada, mau di kasih makan apa anak orang? Jangan bikin malu." Potong Aufa panjang lebar.

"Ya kan ini juga Al lagi berusaha mi', nyari pekerjaan itu ga gampang..apalagi Al belum lulus kuliah."

"Terserah kamu, pokoknya kalo mau ngelamar anak orang harus punya penghasilan sendiri, coba dong praktekin jejak baik kakakmu itu, Lagian saat kamu di tawari mengajar di pesantren, kenapa kamu terus menolak?"

"Yahh, mi, kalo itu kan umi tau sendiri, Al itu ganteng, sholeh? Aamiin deh, anaknya pemilik pondok, humoris lagi, kan Al takut jadi kaya pemeran utama di novel-novel itu loh mi.. nanti Al jadi susah kalo banyak penggemarnya, bisa-bisa semua yang nge-fans sama Al. Al nikahin, secara.. Al kan orangnya ga teg__"

"Shhhh!! Sudah! Sudah! Umi ga mau dengar alasanmu, pokoknya kamu ga boleh melamar anak orang sebelum memenuhi syarat-syarat yang umi kasih. Apa aja tadi? Coba ulang!" Al hanya mendengus pasrah, tapi ia tetap menuruti permintaan umi tercintanya, ia tak mau di cap sebagai anak pembangkang.

"Pertama, harus lulus tahun ini dengan IPK tinggi, kedua, harus punya penghasilan sendiri, apapun itu, yang penting halal." Ujarnya malas-malasan sambil menghitung dengan dua jarinya.

"...ha? Dua doang mi syaratnya? Serius mi'? Berarti bentar lagi dong? Ahaha alhamdulillah, ternyata do'aku terkabul," sambungnya girang ketika ia menyadari bahwa persyaratan dari uminya itu tidaklah sulit. Diam-diam Al bersyukur atas hadirnya tokek malam itu, setidaknya tokek itu berhasil menggagalkan sesuatu penting yang ingin di katakan Al, dan tentu ini bukanlah hal biasa, karena jika saja ia tidak menepati kata-katanya, bisa-bisa ia jadi tidak mudah di percaya lagi, Al memang suka sekali memutuskan sesuatu secara sepihak tanpa memikirkan apa yang akan terjadi setelah itu.

"Ternyata si tokek itu berguna juga, kalo ga ada dia mungkin udah malu nih gue." Gumamnya pelan tapi samar-samar tetap terdengar oleh Aufa.

"Apa tadi?" Tanya Aufa menyelidik.

"Eh, engga.. itu loh, tadi malem ada tokek lucu banget, hehe iya lucu.."

"Ckckck, dah sana pergi! Jangan ganggu umi masak lagi! Kayak ga ada waktu lain aja." Tutur Aufa menggeleng dan berdecak.

"..ehh, Al, sini dulu, tolong sekalian bawain banana cake ini buat Jihan, kemarin pas umi kesana dia minta banana cake buatan umi, sekalian bilang sama dia ya, umi ga sabar pengen gendong cucu." Sambung Aufa sambil tersenyum lebar, sepertinya ia sangat ingin mempunyai seorang cucu, sudah lama ia menunggu tapi tetap saja belum pernah mendapat kabar baik itu. Entah bagaimana reaksi Aufa ketika tau bahwa keduanya belum pernah menjalani ibadah suami istri, padahal pernikahan Jihan dan El sudah mau dua bulan.

"Oke deh, gampang itu mah, Al yakin Jihan pasti sudah berbadan dua, cuma kayaknya dia mau serpres-serpres gitu hahaha." Balasnya terkikik geli.

"Yaudah Al mau ganti baju dulu ya mi."

Black VeilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang