25 - Ijab qabul

197 15 3
                                    

Terimakasih sudah mau datang di acara pernikahannya Jihan dan El, hihihi akhirnya ya, mereka menikah juga😅

Eitss! Tunggu, jangan senang dulu, masih ada konflik lho! Penasaran kan? Ga mau author bikin sad ending kan? Makannya kuy lah bantu promosiin cerita ini, jangan lupa vote juga. Oke? *okedeh 😅😂

Selamat membaca💕

_____

Satu bulan telah berlalu, selama itu Jihan meratapi nasib, selama itu pula El menunggu luka wanitanya pulih. Lama? Tentu saja, karna luka seperti itu tak dapat di pulihkan dengan waktu satu atau dua hari apalagi Jihan benar-benar ditinggalkan oleh kedua orang tuanya.
Dan hari ini adalah hari dimana Jihan sudah sepenuhnya mengikhlaskan kepergian ayahnya sekaligus memperbaiki kebahagiaannya yang sempat tertunda.

15 Agustus 2023

Kembali Jihan dengan dandanan naturalnya, diatas jilbab putihnya terdapat mahkota perak, tangannya dilapisi dengan sarung tangan transparan berwarna putih dengan motif bunga. Senyum manisnya tak berhenti merekah, demi apapun Jihan hari ini bagai bidadari sungguhan, begitupun dengan El, kadar ketampanannya bertambah berlipat-lipat dengan balutan tuxedo yang dikenakannya.

* * *

"Saya terima nikah dan kawinnya Lean Tiffani binti Hamka Mahendra dengan mas kawin tersebut, dibayar tunai!" Ucap El dengan satu tarikkan nafas.

"Bagaimana saksi? Sah?" Tanya si penghulu.

"SAAAAH!!" Respon seluruh tamu yang menghadiri undangan saat itu di iringi dengan ucapan "Baarakallah," Jihan yang semula sedang duduk di singgasana pengantin, langsung di tuntun dengan Aufa untuk berjalan menuju El yang sudah menunggu di panggung yang memang khusus untuk pengantin, lagu dari penanyi terkenal Maher Zain dengan judul 'Baarakallah' melantun merdu mengiringi setiap langkah Jihan, tangis haru menghiasi wajah para keluarga Jihan, mereka tak membayangkan bagaimana jika berada di posisi Jihan yang pada saat hari bahagianya tak ada kedua orang tuanya yang menemani. Tak terkecuali Jihan, air mata sedih bahagianya ia tumpah ruahkan saat ini juga, tak peduli dengan pandangan orang orang sekitar.

Sesampainya Jihan di panggung, seorang MC menyuruhnya untuk bersaliman dengan orang yang sudah resmi menjadi suaminya, dengan frekuensi jantung yang tak bersahabat dan tangan bergetar Jihan mengambil telapak tangan El dan mulai menciumnya, di lanjutkan dengan El memegang dahi Jihan dan membaca do'a kemudian memberikan kecupan hangat pertamanya di kening Jihan. Bersamaan dengan itu ruangan menjadi riuh, kilatan kamera tak berhenti merekam setiap detik kejadian bersejarah itu.

* * *

Acara salam-salaman pun di mulai, wajah keduanya kali ini tak berhenti melontarkan senyum. Beberapa kali para tamu meminta foto bersama.

"Gimana Han? Kak Fatih ganteng kan?" Goda Farah sambil melirik ke arah El.

"Ish Farah, diam... jangan buat Jihan malu.." bisik Jihan yang hanya dibalas oleh kekehan Farah.

"Oke, selamat ya! Doain biar gue cepat nyusul." Ucap Farah dengan senyuman, bersamaan dengan itu Al datang menghampiri.

"Asekdah, si Jihan jadi kaka ipar gue, minta PN dulu sini!" Seru Muhammad Ali, adik kedua El, Jihan mengeryit heran.

"PN? Apa tuh?"

"Pajak Nikah," balas Al sambil menaik turunkan alisnya.

"Cih, hilangin dulu tuh status jomblo lu!!" Sahut El
"Sudah sana jangan mengganggu suasana! Tumpukan piring masih banyak tuh di dapur!" Usir El terang terangan, sementara Jihan dan Farah hanya tertawa geli, sepertinya dua adik kaka ini tak bisa akur sampai upin ipin tinggi.

Black VeilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang