Apa Ini Cinta?

2K 183 91
                                    

Rasa sakit ketika kamu memuji
dia di hadapanku, takut kamu akan suka padanya. Apa ini yang dinamakan cinta?"

~Aditya Kurniawan~

Sekarang aku dan Zahra sudah sampai di rumahnya, sementara hatiku masih terasa sakit ketika teringat Zahra berbicara dengan cowok tadi.

"Zah, cowok tadi itu siapa namanya?" tanyaku penasaran. Karena tadi di taman Zahra belum selesai cerita.

"Oh, itu Bagus namanya," jawab Zahra sambil tersenyum.

"Zah, gue nanya namanya, bukan lo disuruh muji nama dia!" seruku.

"Apaan sih, Dit? Lo idoy, apa gimana? Emang dia itu namanya BAGUS," terang Zahra sambil menekankan nama cowok itu. Aku kira dia muji cowok itu, ternyata bukan. Kenapa aku jadi aneh gini sih?

"He he ... maaf! Kirain lo muji nama dia," sahutku sambil cengengesan karena malu.

"Zah, lo juga belum selesai cerita pas tadi di taman," ungkapku padanya karena masih penasaran.

"Oh itu ....yang mana?" tanya Zahra. Dia emang lupa, apa pura-pura lupa?

"Yang tadi, ah masa sih lo gak inget. Udah punya cucu berapa lo?" tanyaku kesal.

"Apaan sih, Dit? Gue itu masih muda tau," ungkapnya sambil cemberut.  Jadi gemes deh liat pipinya yang kalau ngambek itu kayak bapau, wk wk.

"Ha ha ... jangan cemberut gitu dong! Itu pipi udah kayak bapau," ledekku sambil mencubit pipinya gemas.

"Adit sakit tahu," ucapnya sambil mengaduh kesakitan, mungkin aku terlalu keras mencubit pipinya saking gemasnya.

"Duh, maaf! Sakit, ya? Lagian orang bercanda malah dianggap bener. Jangan cemberut lagi dong! nanti cantiknya ilang," kataku sambil menoel pipinya.

"Apaan sih?" Dia menunduk malu. Aku tahu pasti pipinya merah kayak kepiting rebus, jha ha.

"Awas itu pipi meledak," godaku sambil menahan tawa.

"Ihh ... Adiit!" geram Zahra. Diliat-liat dia kalau kesel makin cantik deh.

"Ha ha ... bercanda napa." Aku tertawa karna tak tahan melihatnya. Alhasil dia marah dan memukul lenganku.

Buat dia kesel itu menyenangkan, hal itu yang aku sukai. Dia mampu membuatku nyaman, eh apaan dah kok jadi gini.

"Tau ah, gue kesel sama lo." Dia hendak pergi, tapi dengan cepat aku tahan.

"Apa lagi?" tanyanya dengan muka datar, yah dia datar lagi.

"Bentar! Lo belum cerita soal cowok itu," jelasku saking penasarannya, jadi aku gak lupa-lupa.

"Oh itu ... dia itu baik, ganteng, pokoknya nyenengin deh orangnya," terang Zahra sambil tersenyum bahagia. Dih, apaan sih Zahra? Dia bilang si Bagus ganteng. Ya, mending akulah ke mana-mana.

"Apaan sih, lo malah muji-muji dia? Gue bukan mau denger lo muji-muji dia tahu. Gue mau tahu dia ngajak apa ke elo?" tanyaku yang sedikit kesal.

"Kepo banget sih lo," cibir Zahra kesal.  Kok dia kesel juga? Harusnya yang kesel itu aku, huh.

"Kan butuh info. Lagian ‘kan lo temen gue. Jadi, gue berhak tahu apa aja tentang lo," ungkapku dengan nada tinggi.

Aditya Azahra(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang