Sepulang sekolah, seperti biasa aku menunggu Kak Zaki untuk menjemputku. Kebiasaan nih kakak ngaret. Katanya lima menit nyampe, lah ini udah setengah jam, euh.
Saat aku sedang ngedumel karna kesel sama si Maulana, tiba-tiba ada yang memanggil.
Zahra!" panggil seseorang. Dia fans kali ya, manggil nama aku, wk wk.
Aku pun menoleh dan ternyata, euh cowok itu lagi. Ya, si cowok gesrek. Ngapain sih dia manggil-manggil aku? Bikin aku tambah badmood aja.
Aku memilih untuk tidak memperdulikannya. Aku langsung celingak-celinguk melihat jalan raya yang dilewati banyak kendaraan, tapi belum terlihat juga mobil Kak Zaki.
"Hey, Zah! Lagi apa?" Pertanyaan dari seseorang yang tiba-tiba sudah duduk di sampingku.
"Menurut lo?" tanyaku balik, tapi tak menatap wajahnya.
"Pulang bareng, yuk!" ajak Adit. Idih, aku pulang sama dia? Ogah.
"ENGGAK!" tolakku dengan nada tinggi, tapi gak setinggi monas wk wk.
"Dari pada nunggu Kakak lo lama, mending bareng gue!" pintanya sambil menaik turunkan alis.
"Gak mau. Lo maksa banget jadi orang," ungkapku yang mulai emosi.
Namun, dia hanya tersenyum. Kebanyakan makan gula kali, ya. Mending gula manis, lah ini gak banget deh.
"Yakin nih? Udah mau ujan loh," ucap Adit sambil menatap langit.
Emang bener sih udah mendung, tapi masa aku harus bareng sama dia? Enggak banget, kan. Oh, iya, mending aku pesen ojek online aja. Aku pun mengambil handphone yang kusimpan disaku rok. Ketika aku akan menyalakan handphone, tapi gak nyala-nyala. Kenapa ini, ya? Ya ampun, aku lupa ‘kan handphone-nya lupa dicas, gimana nih? Kepaksa deh harus bareng sama si gesrek.
"Gimana?" tanyanya yang membuatku terbangun dari pikiran.
"Ya udah, tapi jangan GR, ya! Ini TERPAKSA! Inget!" pintaku dan dia hanya tersenyum.
Kemudian, dia langsung masuk ke dalam gerbang sekolah untuk membawa motornya. Tak lama, cowok itu keluar dengan motor ninja warna merahnya. Keren juga, loh kenapa aku jadi muji dia, issh.
"Heh, buruan naik!" pintanya yang langsung membangunkanku dari lamunan. Lalu, aku pun naik ke motornya dengan malas.
"Pegangan!" suruh Adit. Idih, gak banget aku pegangan sama cowok itu, mending aku pegang kebo daripada dia.
"Gak mau, udah cepetan jalan!" pintaku dengan malas.
"Kalau jatoh gue gak tanggung jawab, ya," ungkapnya.
Dia yang ngajak bareng, ya berarti kalau ada apa-apa dia lah yang harus tanggung jawab.
"Udah buru!" pintaku.
Dia pun langsung menyalakan motornya. Motornya pun melaju dengan kencang sampai aku mau jatoh. Untung aku langsung pegangan, ni cowok nyari kesempatan dalam kesempitan aja.
"Heh? Kalo jalanin motor bisa pelan gak sih? Gue hampir jatoh nih, lo mau gue mati, ya?" omelku.
"Ha ha ... lagian disuruh pegangan gak mau," sahut Adit sambil tertawa garing, gila kali ya.
"Berisik lo! Ini ngajak bareng emang lo tahu rumah gue?" tanyaku. Ya, kan aku takut nyasar apalagi sama si gesrek.
"Tahu dong," jawabnya. Lah, dia tahu dari mana? Perasaan aku baru kenal dia, apa dia tukang ramal? Ha ha ... enggak banget deh.
"Tahu dari mana?" tanyaku penasaran.
"Gue ‘kan Dilan," jawabnya. Apa dia bilang, Dilan? Jauh banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aditya Azahra(Tamat)
Novela JuvenilJudul Baru: Aditya Azahra Judul Lama: Cewek Kaku Vs Cowok Gesrek Judul baru, cerita lebih seru!!! *** Seorang cewek bernama Azahra Anatasya, si cewek kaku plus anti kaca yang selalu dijaili oleh seorang cowok bernama Aditya Kurniawan, si cowok gesre...